Lambat laun, air itu meninggi dan membuat sejumlah barang-barangnya hanyut dan tergenang.
"Tiga jam doang, hujan, terus langsung (banjir), kayak angin puting beliung," kata Zaitun saat ditemui di lokasi, Kamis.
Zaitun berujar, banjir mulanya terjadi hingga se-tinggi 70 centimeter, namun kini sudah menyusut hingga tersisa sekira 30 centimeter.
"Dulu emang lima tahun sekali kalau banjir, tapi sekarang ini paling parah," kata Zaitun.
"(Dulu) begini aja, enggak masuk (rumah), enggak pernah masuk, cuma se-mata kaki aja, sekarang lebih parah, enggak bisa ngapa-ngapain," imbuhnya.
Zaitun menyebut, dirinya enggan mengungsi lantaran takut air akan naik.
Dia menyampaikan akan bertahan dan menjaga barang-barangnya yang masih tersisa.
"Kami begadang, takut entar air naik," katanya.
Sementara itu, warga lain bernama Munawir, menyampaikan bahwa dirinya sudah 2 hari tak jualan lantaran tempat tinggalnya terendam banjir.
"Awal sampai 60 centimeter lebih, ini enggak bisa jualan juga udah 2 hari," kata Munawir saat ditemui di lokasi, Kamis.
Kini, Munawir hanya berupaya mengeluarkan air dari dalam rumahnya ke luar sembari menunggu surut.
Pasalnya, dirinya tak bisa berbuat banyak untuk merapihkan rumahnya apabila air masih menggenangi hingga ketinggian 30 centimeter.
Ia hanya berharap, pemerintah bisa memperbaiki saluran-saluran air di Jalan Kamal Raya agar air tak meluap ke rumah-rumah warga.
"Ini gotnya enggak berfungsi, pengen tolong diperbaiki aja, biar enggak mampet," pungkasnya. (m40)
BMKG Ungkap Fenomena Cuaca Ekstrem