Shin Tae-yong menilai, menjadi pemain film lebih mudah dibanding menjadi pelatih sepak bola.

Pasalnya, pemain film bisa mengulang bila terjadi kesalahan dan hal tersebut tak dapat di aplikasikan di sepak bola.

Selain itu, tekanan menjadi pelatih juga sangat berat karena harus mempertanggungjawabkan hasil yang diraih.

"Di bola head coach itu past lebih berat lagi. Kalau di film salah kan bisa diulangi lagi dan lagi. Tetapi kalau sepak bola berbeda. Jadi ada tanggung jawab besar sekali, begitu juga hasilnya," tutur Shin Tae-yong.

Baca juga: Terkejut Shin Tae-yong Dipecat, Ini Kata Thom Haye Usai PSSI Tunjuk Patrick Kluivert Sebagai Pelatih

Alasan Main Film

Shin Tae-yong mengatakan bahwa dirinya mau terlibat dalam film 'Ghost Soccer: Bola Mati' untuk mengisi waktu luang.

Apalagi, film ini masih berlatar belakang sepak bola.

"Sebenarnya, tidak ada kegiatan apa-apa. Tapi ya kali ini, perfilman ini. Karena saya akan tetap fokus ke bola, jadi ya datang ke sini untuk membantu," kata Shin Tae-yong.

Shin Tae-yong menerangkan bahwa dia tetap membawa misi agar sepak bola Indonesia semakin baik.

Salah satu jalurnya adalah melalui STY Foundation dia berharap, bisa menemukan talenta-talenta terbaik di Tanah Air.

Mereka nantinya akan mendapatkan pembinaan agar bakatnya bisa terus berkembang menjadi lebih maksimal.

"Saya sendiri punya STY Foundation yaitu fokusnya ke pembinaan usia dini. Artinya masih tetap fokus ke dalam persepakbolaan Indonesia," tutur Shin Tae-yong.

BERITA VIDEO: Gelisah dan Resahnya Presiden Prabowo Pikirkan Tambahan Dana Makan Bergizi Gratis

"Saya berharap pembinaan usia dini semakin berkembang dan semakin baik lagi," ujarnya.

Shin Tae-yong menegaskan bahwa dia akan tetap mencintai Indonesia meski sudah tidak menjadi pelatih Timnas.