Viral Media Sosial

Penasaran dengan Kata 'Maqoli' yang Biasa Disebut Abuya Ghufron, UAS Sampai Googling, Ini Maknanya

Editor: Dwi Rizki
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ustaz Abdul Somad dan Iyus Sugiman atau yang lebih dikenal sebagai Abuya Ghufron Al Bantani atau Kyai Muhammad Abdul Ghufron Al Bantani al Jawi

Belakangan ini, lelaki yang mengaku sudah menulis 500 Kitab Sawami berbahasa Suryani itu menjadi bahan perbincangan warganet.

Sebab, ketika Iyus Sugiman menyampaikan ceramahnya, ia terdengar sering mengucap kalimat Maqoli.

Pernah Sebut Suara Rakyat Ruh Pancasila

Iyus Sugiman atau Abuya Ghufron Al Bantani adalah cicit Syaikh Nawawi Al Bantani.

Ia pernah berujar bahwa suara rakyat adalah ruh dari Pancasila.

Pernyaataan tersebut diungkapkan Syeikh Ghufron Al Bantani atau yang biasa dipanggil Abuya Mama Ghufron Al Bantani atau Abah Ghufron itu Senin (1/8/2022).

Pengasuh Yayasan Pondok Pesantren Ulin Nuril Islamil Qayyidi (UNIQ) Nusantara, ini menyebut, sebagai ideologi pemersatu umat dan bangsa, maka kehadiran Pancasila tidak bisa dilepaskan dari semangat perjuangan rakyat membangun negeri tercinta ini.

Kiyai penulis 500 Kitab Sawami berbahasa Suryani itu menyebut, antara suara rakyat dan Pancasila terdapat sebuah relasi kausal yang tidak bisa saling menegasi (meniadakan).

“Dilihat dari akar historisnya, kelahiran Pancasila merupakan bentuk kristalisasi atas falsafah hidup dan kearifan bangsa yang digali oleh para pendiri bangsa. Maka itu, memisahkan Pancasila dari suara rakyat adalah upaya mencabut isi dari cangkangnya,” terangnya.

Pancasila dengan demikian, menurut Kyai yang pernah dikubur hidup-hidup selama 40 hari 40 malam itu eksis karena dihidupu sang ‘ruh’ yakni suara rakyat.

“Jadi suara rakyat itu ibarat ruhnya Pancasila. Mengabaikan suara rakyat dengan demikiansama artinya dengan membunuh Pancasila itu sendiri,” ujar dia.

Ia juga menandaskan, Indonesia mampu berdiri dan bertahan sejauh ini karena ruhnya masih ada.

Namun, ia melihat suara rakyat sebagai ruh Pancasila ini selalu berada dalam situasi goncangan.

Dengan kata lain, ada saja pihak-pihak tertentu yang berusaha melenyapkannya.

“Untuk itu, jangan sampai negeri ini jadi hancur berantakan akibat ulah segelintir pihak yang terus mencoba menggerogoti nafas persatuan dan kesatuan bangsa, maka semua elemen harus punya rasa tanggung jawab yang sama dalam menjaga ruh Pancasila ini,” tandasnya.

Halaman
1234

Berita Terkini