WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH -Bukan hanya di kalangan siswa, meninggalnya siswa sekolah menengah pertama (SMP) berinisial D (13) karena gantung diri, juga disesalkan warga setempat.
Pasalnya menurut Sapto, Ketua RT 06 RW 02 Komplek Hankam, Palmerah, Jakarta Barat korban dikenal sebagai pribadi yang berprestasi meski pendiam.
"Orangnya pendiam dan kerjanya tiap hari olahraga. Dia kan atlet, atlet olahraga DKI Jakarta, pelari," kata Sapto saat ditemui di rumah duka, Jumat (19/4/2024).
Bahkan, kata Sapto, sebelum ditemukan tewas gantung diri, D terlihat rutin melakukan latihan lari pada sore hari di sekitar komplek.
Pasalnya, D akan mengikuti ajang lomba lari pada Minggu (21/4/2024) mendatang.
"Bagus dia (prestasinya). Dia anak karang taruna juga. Kemarin masih terlihat lari," jelas Sapto.
Menurut Sapto, sosok D cukup memberikan motivasi untuk teman sebayanya meski dia terkenal pendiam.
Bahkan, anak Sapto yang saat ini duduk di bangku kelas 8 SMP, pernah ingin mengikuti langkah D yang akan bersekolah di salah satu SMA negeri di Jakarta.
"Anak saya kan kelas 2, jadi motivasi dia juga katanya kalau sma mau SMAN 5 kayak dia. Kan anak saya juga atlet, atlet renang, sama-sama lah," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, suasana duka menyelimuti rumah seorang siswa SMP berinisial D (13) di RT 06 RW 02 Kompleks Hankam, Palmerah, Jakarta Barat, Jumat (19/4/2024) siang.
Sejumlah siswa yang masih mengenakan seragam putih biru hingga beberapa guru nampak berkerumun di depan rumah duka kala sejumlah warga sibuk membangun tenda.
Beberapa siswa terlihat menangis sembari mempertanyakan alasan D nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
Mereka juga saling mengobrol dan mengaku tak menyangka jika D yang terkenal sebagai seorang pelari itu kini sudah tidak ada.
Berawal dari Cekcok dengan Keluarga
Diketahui, D ditemukan tewas gantung diri di kamar tidurnya sendiri sekira pukul 11.00 WIB oleh salah satu anggota keluarganya.
Sontak penemuan itu membuat warga sekitar terkejut bukan main. Pasalnya pada sore hari kemarin, D masih terlihat aktif lari di sekitar kompleks.
"Ditemukan pukul 11.00 WIB, terus terakhir semalam dia masuk kamar pukul 00.00 WIB, dia ngunci pintu dari dalam," kata Kanit Reskrim Polsek Palmerah, AKP Bahroni saat ditemui di lokasi, Jumat.
Menurut Roni, korban tidak keluar kamar dalam kurun waktu tersebut, meski di dalam rumah itu ada keluarganya.
Dia melanjutkan, korban tewas dalam kondisi menggantung dengan tali tambang yang menjerat lehernya.
"Ditemukan tali menggantung, tambang biru yang buat jemuran. Posisi kaki menjulur, lidahnya (menjulur)," jelas Roni.
Dari hasil olah TKP dan penyelidikan lapangan, Roni memastikan jika korban tewas gantung diri.
Fakta itu juga diperkuat dengan keterangan keluarga yang menyatakan bahwa korban sempat terlibat cekcok dengan salah satu keluarganya pada malam hari sebelum kejadian.
"Dari olah TKP dan penyelidikan di lapangan, iya itu (gantung diri). Apalagi dari keluarga menyampaikan bahwa dari semalam memang ada ribut dengan keluarga, berantem juga," kata Roni.
Selain itu, Roni menyampaikan jika korban sempat meminta maaf kepada keluarganya usai cekcok.
Akan tetapi, dia tidak menyampaikan niatnya yang hendak mengakhiri hidup.
"Enggak, sampai saat ini enggak ditemukan (surat/tulisan terakhir korban)," pungkasnya.
Terkini, korban dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta untuk keperluan visum. (m40)
*Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri. Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa. Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri, satu di antaranya adalah Hotline Kesehatan Jiwa RSD/RSJ
Baca Berita WARTAKOTALIVE.COM lainnya di Google News