Bantah ikuti King Nassar
Oleh karena itu, ia menepis dugaan perubahan nama King Saipul Jamil hanya karena ikut-ikutan King Nassar.
Lebih lagi, disebutkannya, nama King Nassar tidak sampai mengubah KTP seperti dirinya.
"Tapi gue inget, kalau pasport buat Umrah harus tiga nama, bukan ngikutin King Nassar, tapi lebih mengambil ada nilai benefit untuk paspor jadi gue pilih King Saipul Jamil," paparnya.
Meski banyak yang menghujat terkait perubahan namanya, kini Saipul tak mau ambil pusing.
"Banyak yang ngetawain, mencibir tapi gue bilang ya udah itulah hidup," tandasnya.
Sempat diduga kunsumsi sabu
Belum lama ini Saipul Jamil ditangkap polisi bersama sang asisten bernama Steven jalur Transjakarta Halte Jelambar, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
Keduanya diduga mengonsumsi narkoba jenis sabu. Penangkapan tersebut sangat dramatis karena Saipul Jamil sempat berteriak-teriak dan mendapat beberapa kali pukulan. Saat itu Saipul Jamil menduga dia dirampok begal.
Kejadian itu mengundang perhatian publik setelah rekaman penangkapan Saipul Jamil viral di Medsos. Nampak sejumlah orang berpakaian preman dan mengaku sebagai polisi itu, menangkap Saipul Jamil dengan arogan sambil melontarinya dengan kata-kata kasar.
Bahkan meski sudah berteriak minta tolong dan memberontak, para polisi itu tetap memborgol kedua tangan pria yang karib disapa Bang Ipul tersebut.
Dia juga digiring masuk tanpa ampun ke dalam mobil dan digelandang ke Polsek Tambora, Jakarta Barat untuk pemeriksaan kesehatan dan tes urine.
Kendati demikian, Saipul Jamil dinyatakan negatif narkoba, sementara asistennya positif.
Mirip aksi premanisme
Bambang Rukminto, pengamat kepolisian Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), berpendapat penangkapan seperti itu seyogyanya disebut sebagai arogansi yang mengarah pada premanisme.