Namun, ia memastikan akan koperatif terkait segala proses yang diperlukan ke depannya.
"Wakil Ketua BEM UI menyatakan bahwa penonaktifan itu dibuat sebagai prosedur resmi untuk penanganan kasus," ujarnya.
"Saya akan hargai dan ikuti proses yang ada karena saya siap mengikuti dan membuktikan semuanya," imbuhnya.
Saat dikonfirmasi terpisah, Wakil Ketua BEM UI Shifa Anindya Hartono menegaskan, saat ini Melki belum terbukti melakukan kekerasan seksual.
"Izin menegaskan, Melki di sini belum terbukti melakukan kekerasan seksual ya, karena proses investigasi masih berjalan. Mohon untuk menghargai proses yang sedang berlangsung," kata dia kepada Kompas.com.
Shifa juga meminta agar publik menghormati ruang aman untuk korban.
"Terakhir, mohon untuk menghormati ruang aman untuk korban dengan tidak bertanya identitas korban dan kronologi dari kasus tersebut," ujar Shifa.
Namun, dalam surat peraturan BEM UI Nomor 1 tahun 2023, tidak tercantum keterangan berapa lama penonaktifan Melki Sedek Huang.
Saat ini segala hal yang berkaitan dengan proses administrasi dan kepentingan lainnya yang mengharuskan keterlibatan Melki Sedek, akan dialihkan dan digantikan oleh Shifa Anindya Hartono selaku Wakil Ketua BEM UI Periode 2023.
Melki Kerap Diteror
Sebelumnya, Melki Sedek dan keluarganya di Pontianak kerap diteror, seperti didatangi sejumlah orang yang mengaku sebagai aparat hukum.
Menurut Melki, saat orang-orang tersebut datang, mereka tidak membeberkan dari satuan mana, hanya mengaku sebagai aparat.
"Paling parah ibu saya di rumah Pontianak, didatangin sama orang berseragam TNI sama polisi," ujarnya.
"Ditanya-tanyainlah kebiasan Melki di rumah ngapain, ibu saya itu kalau balik ke rumah pernah balik malam enggak, balik jam berapa," ucapnya.
"Ya menanyakan kebiasaan orang-orang di rumah," imbuh Melki kepada Tribunnews.com, Kamis (9/11/2023).