Apalagi seorang mahasiswa juga mengaitkan dengan bagaimana Jawa mendapatkan semua fasilitas Pendidikan Tinggi.
"Sebenarnya bukan hanya Jawa dapat kesempatan luar Jawa tidak, tapi banyak di Jawa juga yang tidak dapat. Kita jangan bedakan berdasarkan pulau, tapi bedakan siapa yang dapat kesempatan dan siapa yang tidak,” jawab Anies.
Lebih lanjut Anies menerangkan, pihaknya menemukan bahwa mereka yang berstatus ekonomi mapan punya kesempatan yang lebih baik untuk akses pendidikan tinggi daripada menengah ke bawah,.
Selain itu keterbatasan bangku juga menjadi kendala di mana makin tinggi tingkat pendidikannya jumlah bangku yang tersedia semkain berkurang.
"Sebenarnya masalah kita itu pendidikan kita itu seperti piramid jumlah bangkunya. SD lengkap, namun setelah itu SMP, SMA, Perguruan Tinggi seperti piramid yang makin ke atas makin mengecil bahkan hilang,” jelas Anies.
"Jadi kalau mau menyelesaikan jangan hanya fokus pada akses ke pendidikan tingginya tapi ini rencana kita (jika terpilih) semua jenjang harus dipastikan simetris, sehingga setiap anak mendapatkan pendidikan hingga tuntas,” imbuhnya
Anies juga soroti bahwa perguruan tinggi khususnya yang negeri, hari ini biayanya mahal, dan Anies melihat beban yang ditanggung keluarga tidak sebanding dengan yang ditanggung negara."
"Maka Anies berpandanhan bahwa tidak boleh lagi melihat pendidikan, kesehatan, dan kebudayaan sebagai kegiatan biasa, sektor itu harus dipandang sebagai investasi
"Kenapa? Ketika kita biayai sesorang sampai pendidikan apalagi pendidikan tinggi, ketika dia lulus dia akan berkarya dan memberi manfaat bagi semua, manfaat yang didapat itu adalah return dr investasi kita" tegasnya.
Maka dari itu ke depan AMIN akan mengembalikan pendidikan tinggi bukan sebagai industri, tapi sebagai eskalator Ekonomi,” tandas dia.
Warga Nahdliyin dan Santri Indonesia Dukung Anies-Muhaimin
KH Maksum Faqih, ulama karismatik Nahdlatul Ulama (NU), putra bungsu almarhum KH Abdullah Faqih, pengasuh sekaligus penerus Pondok Pesantren Langitan, Widang, Tuban, Jawa Timur, masuk di Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Capres Anies Baswedan dan Cawapres Gus Muhaimin Iskandar atau AMIN bersama sejumlah ulama khos nahdliyin lainnya.
KH Maksum Faqih yang akrab disebut Gus Maksum mengemukakan, baru kali ini pengasuh Pondok Pesantren Langitan menunjukkan dukungan yang jelas dalam kontestasi Pilpres.
"Baru kali ini, pengasuh Pondok Pesantren Langitan menunjukkan dukungan yang jelas dalam kontestasi pilpres. Bahkan sampai bersedia untuk masuk menjadi salah satu di dalam Timnas AMIN."
"Sebelum-sebelumnya dukungan itu lebih tersamar, hanya dalam bentuk mendoakan" terang Gus Maksum, pada Rabu (6/12/2023).