Terlebih Gembong tidak menggunakan jasa sopir, tetapi mengendarai mobilnya sendiri setiap hari.
“Nyetir sendiri ini kan beliau mungkin kecapekan juga. Jadi sampai di rumah beliau ini ada reses juga. Jadi berpacu dalam waktu, ada harus rapat Banggar, ada harus reses diselesaikan, sekarang sosperda harus selesaikan. Jadi inilah mungkin Pak Gembong ini kecapekan menurut saya,” pungkasnya.
Pembahasan Anggaran DKI di Puncak Dievaluasi
Setelah Gembong wafat, pembahasan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2024 di Grand Cempaka Resort and Convention, Jalan Raya Puncak Pass KM 17, Megamendung, Kabupaten Bogor harus dievaluasi.
Hal itu diungkapkan anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta H. Rasyidi.
Menurut Rasyidi, rapat anggaran di Kawasan Puncak pada Selasa (10/10/2023) sampai Jumat (13/10/2023) harus dievaluasi.
Sebab, mayoritas anggota dewan tidak menginap di kamar yang disediakan tetapi pulang ke rumah.
Baca juga: Sang Anak Mengaku Ibunya Mendengar Gembong Warsono Sendawa Berkali-kali: Pas Dikerok, Bapak Kejang
Baca juga: Gembong Warsono Sempat Potong Rambut, Kerokan Sama Istri Hingga Kejang-Kejang Sebelum Wafat
Baca juga: Hadiri Pemakaman Gembong Warsono, Anies Dianggap Negarawan dan Berakhlak Mulia
“Jadi menurut saya perlu dievaluasi lagi kalau Rapat Banggar (Badan Anggaran) di Grand Cempaka itu, tadi saya sudah sampaikan ke Pak Sekwan (Augustinus) supaya dievaluasi lagi karena, kami di sana itu bolak balik,” kata Rasyidi, Minggu (15/10/2023).
Menurut Rasyidi, banyak anggota dewan yang ogah mengingap di sana karena merasa segan.
Di lokasi itu, kata Rasyidi, terdapat pohon-pohon besar sehingga tidak memberikan rasa kenyamanan.
“Walaupun di sana disuruh nginap tapi kami kurang betah tinggal di sana, itu masalahnya. Kami ini kan sudah seperti bapak-bapak, itu saya juga yang lain itu sudah dewasa. Jadi perlu mendapat perhatian,” ujar Rasyidi.
Rasyidi mengungkapkan, Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris DPRD DKI Jakarta Augustinus sebetulnya tidak membuat rencana tidak rapat di Grand Cempaka Puncak.
Namun, tetapi masih ada beberapa anggota dewan yang lain menginginkan agar pembahasan dilakukan di sana.
“Siapa yang kepengen ke atas (Puncak) itu saya nggak tahu. Sebenarnya lebih enak rapat di bawah (DPRD DKI Jakarta) daripada di atas dan kami juga lebih aman,” jelas Wakil Ketua Komisi C DPRD DKI Jakarta itu.
BERITA VIDEO: Pabowo Subianto Dapat Dukungan dari Relawan Projo di Pilpres 2024