Pemilu 2024

Kaesang Datangi PGI, Leonardo Sirait Bukti Nyata PSI Serius Cegah Intoleransi dan Korupsi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Caleg PSI Leonardo Pandapotan Sirait (kanan) bertemu dengan Ketum PGI, Pendeta Gomar Gultom, ketika kunjungan Ketua Umum (Ketum) Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep bersama jajaran pengurus PSI bertemu dengan pengurus Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia atau PGI, beberapa waktu lalu.

Peristiwa Kapel GBI ini sebenarnya bukan hal pertama kali terjadi di wilayah Depok. Ada peristiwa serupa tahun 2022, di mana dugaan tindakan diskriminatif pada siswa SMAN 2 Depok terjadi dalam hal kegiatan Rohani Kristen mereka.

Peristiwa ini kemudian diakhiri dengan surat pernyataan pembina Rohani Kristen yang menyatakan jika tidak ada diskriminasi di SMAN 2 Depok.

Saya berpandangan jika peran pemerintah memang kurang clear soal rumah ibadah ini. Kementerian Agama terutama kantor-kantor wilayahnya nampaknya tidak mampu menjelaskan kepada masyarakat umum soal aturan dan kesepakatan tentang pembangunan rumah ibadah.

Apa kategori rumah ibadah itu sendiri harus benar-benar dijelaskan oleh kantor-kantor wilayah Kementerian Agama sehingga di kalangan masyarakat tidak timbul persepsi yang salah soal rumah ibadah.

Belajar dari kasus Depok, masyarakat menganggap bahwa setiap ruang yang dijadikan sebagai tempat ibadah, rumah, kantor atau lainnya, itu dipahami sebagai rumah ibadah.

Padahal Kapel dalam definisi kalangan Kristiani itu bukan gereja, atau bisa dikategorikan sebagai bukan rumah ibadah resmi, hanyalah persekutuan doa.

Sirait mengatakan, kasus intoleransi di Indonesia senantiasa merupakan tanggung jawab kita semua warga Indonesia, terutama anak - anak muda yang harus peduli akan toleransi di negeri ini.

Pria Caleg PSI Dapil 9 (Kecamatan Kalideres, Cengkareng dan Tambora) ini meminta jangan biarkan negara Indonesia kalah oleh sejumlah oknum yang berpaham radikal. Jangan biarkan bibit intoleran di Indonesia berkembang.

Ia berharap, Kementerian Agama bertanggung jawab untuk menjelaskan persoalan intoleransi karena keberadaan Kementerian Agama ini memang salah satunya ditujukan untuk menangani masalah keharmonisan dan toleransi beragama.

"Jangan setiap ada masalah beginian, jawaban Menteri Agama selalu sama dan tidak ada penyelesaian.

Komitmen mencegah intoleransi dan korupsi tetap dipegang oleh seluruh kader PSI hingga seterusnya. Untuk mewujudkan hal itu, tentu perlu dimulai dari sikap anak - anak muda, salah satunya apa yang disampaikan Ketum PSI Kaesang saat bertemu Ketum PGI.

"Saya bilang berpolitik dengan gembira dan dengan santun, tapi kami ini masih butuh nasihat yang banyak Pak Pendeta," ungkap Kaesang.

Dalam pertemuan dengan Ketum PGI, Kaesang juga memohon bimbingan, nasihat serta dukungan agar PSI bisa melakukan visi PSI, yakni mencegah intoleransi dan korupsi di Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Pembina PSI Grace Natalie mengatakan, bahwa saat ini PSI sedang berjuang untuk membawa Indonesia ke arah lebih baik.

Grace yakin bahwa untuk mengubah Indonesia kita harus masuk kedalam sistem. Grace juga menjelaskan kepada Ketum PGI, bahwa di awal tahun ini PSI telah menggugat SKB 2 Menteri ke Mahkamah Agung, tetapi gugatannya ditolak.

"Tapi nggak papa kita memang udah siap kalaupun ditolak yang penting maju terus, supaya terus disuarakan dan dengan bangga PSI mau bilang bahwa hampir lima tahun menjabat nggak ada anak-anak yang terkena kasus korupsi jadi semoga ini jadi pelayanan kita semua di dunia yang nyata seperti," tandas Grace.

Berita Terkini