"Hasil rapat koordinasi dan evaluasi tadi malam, status tanggap darurat bencana kekeringan di perpanjang,” imbuhnya.
Menurut Muchlis, keputusan ini perpanjangan ini karena kebutuhan air masih tinggi. Juga, dampak lainnya yakni pada sektor pertanian juga masih butuh penanganan.
Di mana, kata Muchlis, lahan yang terdampak kekeringan cukup luas mencapai 2000 hektar lahan yang belum tertangani.
Sementara itu, kata dia, untuk warga masyarakat yang terdampak kekeringan mencapai 118 .679 jiwa, atau 37.377 Kepala Keluarga (KK).
Adapun, jumlah air bersih yang sudah didistribusikan untuk warga terdampak kekeringan, hingga tanggal 12 September 2023 mencapai 1.953.600 liter.
Menurutnya, kondisi saat ini membutuhkan pertimbangan yang akurat dari BPBD, menyusul tanggap darurat yang saat ini diperpanjang, sesuai dengan arahan Sekretaris Daerah (Sekda) dan Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan.
“Dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) memprediksi, kemungkinan turun hujan dan kekeringan ini sampai dengan Bulan November 2023,” katanya.
Data terbaru, untuk jumlah kecamatan yang terdampak bertambah satu yakni Kecamatan Cabangbungin. Maka, total keseluruhan wilayah Kabupaten Bekasi yang terdampak kekeringan mencapai 40 desa yang tersebar di 10 kecamatan.
“Kemudian dari masing masing desa itu sendiri, luas yang terdampak RT, RW dan desa nya juga banyak dan meluas,” lanjutnya.
Baca berita Wartakotalive.com, lainnya di Google News