Berita Viral

Status Pendemdam Praka Riswandi yang Ikut Aniaya Imam Masykur Viral dan Jadi Bulan-bulanan Netizen

Penulis: Desy Selviany
Editor: Sigit Nugroho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Polisi Militer Kodam Jaya amankan tiga oknum Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang diduga menculik dan menganiaya warga Aceh bernama Imam Masykur (25) hingga tewas. Ketiga pelaku penganiayaan Imam Masykur itu berinisial Praka RM, Praka HS, dan Praka J.

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Oknum Paspampres Praka Riswandi Manik terlibat dalam penculikan dan penganiayaan hingga menewaskan Imam Masykur.

Selain jadi salah satu pelaku, Riswandi Manik diketahui belakangan ternyata pernah menuliskan status berisikan dendam kesumat pada orang-orang yang menyakitinya. 

Status dendam kesumat itu dituliskan Imam Masykur di akun Instagramnya jauh sebelum kasus pembunuhan ini mencuat.

Akibat kasus ini jadi perhatian publik, maka status tersebut viral di media sosial.

Status itu pun dihujani komentar pedas oleh netizen pada Senin (29/8/2023). 

Pada statusnya yang dibuat lima tahun lalu, sosok Praka Riswandi Manik mengatakan bahwa dia tidak pernah bosan dengan menjadi orang baik. 

Baca juga: Danpaspampres Sebut Praka Riswandi Manik cuma Urusi Motor Patwal, Ini Motif Bunuh Pemuda Aceh

Namun kata Riswandi, jangan pernah sekali-kali berbuat jahat kepadanya karena ketika dia membalas enggak akan tersisa lagi sisi baiknya.

Status tersebut pun dibubuhi dengan gambar seseorang memegang senjata api. 

Netizen pun seakan bisa melihat perangai Riswandi karena statusnya tersebut.

Sebab kata netizen apabila orang baik, dia tidak akan membalas hal jahat yang didapatnya. 

“Kalimat yang disetujui oleh orang jahat. Orang baik akan berbuat baik dalam keadaan apapun. Kebaikan mereka sekuat karang laut,” komentar netizen. 

Baca juga: Oknum Paspampres Dihukum Mati, Pengamat: TNI Harus Beri Kompensasi pada Keluarga Pemuda Aceh

Pomdam Jaya Lakukan Penyelidikan

Sementara itu, Pomdam Jaya menggelar keterangan pers kasus penculikan dan penganiayaan hingga menewakan warga Aceh bernama Imam Masykur oleh oknum anggota TNI.

Sebelumnya diberitakan bahwa Imam Masykur dilaporkan tewas karena penganiayaan.

Keluarga menyebut sebelum ditemukan tewas, Imam Masykur sempat menghubungi keluarga meminta tolong.

Ia mengaku disekap dan membutuhkan Rp 50 juta agar dilepaskan oleh seseorang.

Tidak lama, Imam Masykur ditemukan tewas pada 24 Agustus 2023.

Dari kasus tersebut, Pomdam Jaya dikabarkan telah menetapkan tiga tersangka terkait kasus dugaan penculikan dan penganiayaan hingga menewaskan Imam.

Baca juga: RSUD Karawang Kaget Terima Mayat dari Inafis, Ternyata Pemuda Aceh yang Dibunuh Oknum Paspampres

Salah seorang dari pelaku adalah oknum anggota Paspampres.

Pomdam Jaya memublikasikan tiga pelaku oknum anggota TNI dengan memakai baju tahanan militer.

Ketiga oknum anggota TNI itu adalah Praka Riswandi Manik petugas Batalyon Pengawal Protokoler Kenegaraan ( Paspampres), Praka HS anggota Direktorat Topografi TNI Angkatan Darat, dan Praka J merupakan anggota TNI di Kodam Iskandar Muda.

Selain ketiga oknum TNI tersebut, ada pula seorang warga sipil yang ikut terlibat dalam kasus penculikan berujung pembunuhan Imam Masykur.

Saat ini, ketiganya telah ditahan dan masih dalam pemeriksaan intensif Pomdan Jaya.

Dalam siaran langsung di Mapomdam Jaya yang disiarkan Kompas TV, Kepala Dispenad (Kadispenad) Brigadir Jenderal TNI Hamim Tohari menunjukkan tampang ketiga tersangka pembunuhan Imam Masykur.

Baca juga: Ternyata Ada Korban Lain dari Penculikan Oknum Paspampres, Dibuang di Tol Cikeas Karena Panik

Resmi mengenakan baju tahanan berwarna kuning, Praka Riswandi Manik, Praka HS, dan Praka J kini berkepala plontos.

Perihal kronologi pembunuhan yang dilakukan ketiga tersangka, Brigadir Jenderal TNI Hamim Tohari mengurai penjelasan.

Bahwa mulanya ketiga pelaku hendak melakukan penculikan terhadap Imam Masykur.

Kini motif dan detail penculikan korban masih didalam penyidik Pomdam Jaya.

"Ini berawal dari dugaan penculikan, pemerasan, dan penganiayaan yang kemudian menimbulkan terjadinya kematian dari korban. Untuk pasal nanti masih dalam proses diskusi antara penyidik dari pihak (TNI)," kata Brigadir Jenderal TNI Hamim Tohari dilansir TribunnewsBogor.com pada Selasa (26/8/2023).

Baca juga: Terungkap Korban Penganiayaan Paspampres Tidak Saja Imam Masykur, Hotman Paris: Ayo Hubungi 911

Terkait isu pelaku nekat menculik korban karena hendak minta setoran, pihak TNI masih menyelidiki dugaan tersebut.

Terlebih beredar kabar bahwa korban menjual obat-obatan terlarang.

"Proses penyidikan masih berlangsung, kita masih mengumpulkan keterangan dari saksi, untuk mengungkap secara tuntas, apakah ada latar belakang yang lain, terkait obat-obatan atau sekadar penculikan yang dilatarbelakangi ekonomi," ungkap Brigadir Jenderal TNI Hamim Tohari.

Saat ini, pihak Pomdam Jaya telah memeriksa delapan saksi guna mengetahui identitas dan keseharian korban.

Hal tersebut guna mengusut keterkaitan antara korban dan pelaku.

"Kami dalami lagi korban ini apa saja jualan obat terlarangnya. Delapan orang kami periksa dari keluarga, korban yang pada kejadian awal ini diculik. Warga sekitar sempat memberikan perlawanan, keluarganya kemudian saksi lain yang dalam proses penculikan menjadi korban," pungkasnya.

BERITA VIDEO: Korban Diseret Saat Sedang Salat, Ini Pengakuan Saksi Penculikan Imam Masykur

Adapun mengenai awal mula hubungan pelaku dengan korban, pihak Pomdam Jaya mengurai penjelasan.

Rupanya pelaku mengenal korban dari komunitas penjual kosmetik asal Aceh.

Namun ketiga pelaku hanya sebatas mengetahui korban saja, sementara korban sama sekali tidak mengenal ketiga oknum TNI tersebut.

Perihal hubungan antarpelaku, ternyata tiga tersangka adalah satu angkatan di TNI yang sama-sama berasal dari Aceh.

Mereka pun bersiasat guna penculikan dan mengincar penjual kosmetik dari Aceh melalui komunitasnya untuk dijadikan korban.

"Mereka (tersangka) semua ini satu angkatan, latar belakangnya orang dari Aceh yang sama-sama dinas di Jakarta sehingga mereka melakukan itu secara terencana untuk penculikan dan pemerasan. Mereka tidak mengenal korban tapi mereka mengetahui korban ini," ujar Brigadir Jenderal TNI Hamim Tohari.

Awalnya, para tersangka hendak menculik dua orang warga Aceh yang tinggal di Ciputat Timur.

Namun salah seorang korbannya dilepaskan di tengah jalan wilayah Cikeas, Kabupaten Bogor.

"Sebenarnya yang diculik dua orang, tapi yang satu dilepas. Korban ini kondisi napasnya susah, itu kita periksa sebagai saksi," pungkas Brigadir Jenderal TNI Hamim Tohari.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Berita Terkini