WARTAKOTALIVE.COM, DEPOK - Tantangan debat yang dilayangkan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) kepada para Bakal Calon Presiden (Capres) dalam kontestasi politik 2024 viral di media sosial.
Tantangan para mahasiswa itu pun menjadi topik utama media massa dalam beberapa hari belakangan.
Beragam pendapat pun disampaikan para Bacapres terpilih, seperti Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Begitu juga dengan para tokoh nasional maupun pengamat politik.
Di tengah ramainya pro dan kontra soal pelaksanaan debat maupun kehadiran Bacapres di kampus, Bakal Calon Presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan menyambangi Universitas Indonesia pada Selasa (29/8/2023).
Kedatangannya untuk memberikan kuliah umum kepada mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI.
Usai memberikan kuliah, Anies rupanya tidak langsung bergegas meninggalkan kampus.
Dirinya terlihat mendatangi para mahasiswa yang berkumpul di kantin kampus.
Kedatangan Anies itu rupanya disambut antusias para mahasiswa yang di sana.
Mereka terlihat bersemangat dan menyanyikan yel-yel kebanggaan.
Baca juga: Jawab Tantangan Debat, Anies Satroni Sekretariat BEM UI yang Kosong: Mungkin Lagi pada Kuliah
Baca juga: Beda dengan Era Kepemimpinan Anies, APBD DKI Kini Anjlok hingga Defisit Rp 5 Triliun
"Terima kasih Anies Baswedan.. Terima kasih Anies Baswedan.. dari kami.. FISIP UI..," yel-yel mahasiswa FISIP UI meramaikan suasana kantin pada Selasa (29/8/2023).
Momen Anies disambut meriahnya yel-yel Mahasiswa UI itu terekam video dan diunggah oleh loyalis Anies Baswedan, Geisz Chalifah lewat status instagramnya @geisz_chalifah's pada Selasa (29/8/2023).
Dalam postingannya, Geisz menyinggung besarnya nyali Anies yang menyambangi langsung para mahasiswa.
Sehingga, menurutnya, Anies tak hanya unggul dalam gagasan, tapi juga bernyali.
"Anies Baswedan menghadiri undangan dari FISIP UI, lalu apa yang terjadi dengan para Mahasiswa FISIP UI itu?" tulis Geisz Chalifah dalam statusnya.
"Mereka bernyanyi riang gembira. Ada Capres yang tak hanya memiliki gagasan cerdas tapi juga bernyali," ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Anies juga menyempatkan diri utk mengunjungi sekertariat BEM UI.
Menurutnya, Anies tak menunggu undangan dari BEM UI sampai ke rumahnya, melainkan datang langsung ke Sekretariat BEM UI untuk mengambil undangan debat.
"Capres gue mmg keren. Ada bau-bau anak Poncolnya dia ituuuhhhh," ujar Geisz.
"Masih ingat ketika demo besar-besaran? Mahasiswa berkumpul sampai malam di Bundaran HI, tak ada satupun pejabat yang datang, tak ada yang berani menghadapi para mahasiswa di tengah susana demo yang panas itu," bebernya.
"Lalu Anies sebagai Gubernur datang menyapa para mahasiswa yang sedang berdemo. Mengajak bernyanyi bersama lalu para mahasiswa bubar dengan sendirinya mengikuti arahan sang Gubernur," ungkap Geisz.
Anies ketika itu diungkapkan Geisz mewakili pemerintah hadir menyapa dan mendengar aspirasi para mahasiswa.
Dia tidak takut dilempar telur busuk, tak lari dari tanggung jawab dia hadapi, tetapi mendengarkan aspirasi para mahasiswa secara bertatap muka.
"Pemimpin adalah Pemimpi + N dan N itu adalah NYALI," ungkap Geisz.
"Anies tak hanya cerdas tapi juga BERNYALI," tegasnya diakhir postingan.
Postingan Geisz pun disambut ramai masyarakat.
Sebagian besar menyatakan salut atas sikap Anies dan para mahasiswa UI yang berdendang bersama.
Sedangkan sebagian lainnya mempertanyakan kapasitas Anies ketika hadir di UI.
Mereka berpendapat kampus terlarang untuk kampanye maupun kegiatan politik.
Jawab Tantangan Debat, Anies Satroni Sekretariat BEM UI yang Kosong: Mungkin Lagi pada Kuliah
Jawab tantangan, Anies Baswedan langsung menyambangi sekretariat Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) di Komplek UI, Depok, Jawa Barat pada Selasa (29/8/2023).
Momen tersebut diabadikan Bakal Calon Presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan itu lewat status instygramnya @aniesbaswedan pada Selasa (29/8/2023).
Dalam postingannya, Anies mengunggah sebuah video dengan keterangan 'Sekretariat BEM UI, 29 Agustus 2023'.
Dalam tayangan tersebut, Anies mengungkapkan kedatangannya ke Sekretariat BEM UI setelah memberikan kuliah umum di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI.
Selepas memberikan kuliah umum, mantan Gubernur DKI Jakarta itu segera menyatroni sekretariat BEM UI yang berada di Komplek UI.
Namun sayang, harapannya bisa menemui langsung BEM UI tak terwujud.
Dirinya hanya mendapati Sekretariat BEM UI dalam keadaan kosong tak berpenghuni.
Hal itu dibuktikannya lewat potret yang disisipkan dalam video.
Potret itu merekam momen ketika Anies melongok ke dalam ruang Sekretariat BEM UI yang kosong.
"Hari ini saya baru saja selesai memberi kuliah umum di FISIP UI, selesai itu kemudian saya mampir ke Sekretariat BEM UI untuk merespon undangan dari BEM (UI) untuk kegiatan debat," ungkap Anies.
"Saya pikir bisa ketemu teman-teman (BEM UI) dan kalau undangannya sudah ada, saya ambil saja undangannya," tambahnya.
Baca juga: Sadis! Oknum Hakim di Kendari Bacok Anak Sendiri, Kecewa Anaknya Jadi Begal dan Mencuri
Baca juga: Beda dengan Era Kepemimpinan Anies, APBD DKI Kini Anjlok hingga Defisit Rp 5 Triliun
Lantaran tidak bertemu dengan satupun perwakilan BEM UI, Anies pun segera meninggalkan lokasi.
Dirinya berharap agar BEM UI dapat segera mengirimkan undangan debat, karena dipastikannya Anies akan datang secara langsung berhadapan dengan mereka.
"Tapi karena sekretariat kosong, mungkin teman-teman sedang kuliah, jadi saya tunggu aja nanti kalau undangannya sudah siap, tunggu dikirimkan, Insya Allah saya hadir. Makasih," ungkap Anies.
Melengkapi postingannya, Anies pun menuliskan pendapatnya dalam kolom status.
Dirinya mengaku husnudzon atas kosongnya Sekretariat BEM UI.
"Mampir ke Sekretariat BEM UI mau bersapa sekalian ambil undangan debat, sayang nggak ketemu pengurus. Mungkin lagi pada kuliah..." tulis Anies.
Postingan Anies pun disambut ramai masyarakat.
Pro dan kontra kembali dituliskan para pendukunya maupun lawan politik Anies dalam kolom komentar.
Mereka pun membandingkan sikap Anies dengan kedua Capres lainnya, antara lain Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Beda Jawaban Anies, Ganjar dan Prabowo Ketika Ditantang Debat BEM UI, Anies Paling Pertama Siap
Kecewa dengan banyaknya pencitraan dan kampanye yang membosankan, BEM UI mengundang para Capres 2024 dalam forum debat pada 14 September 2023.
Para Capres tersebut antara lain Ganjar Pranowo dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan PPP.
Selanjutnya Anies Baswedan merupakan Capres 2024 dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Demokrat, Partai NasDem, Partai Ummat dan Partai Masyumi.
Terakhir Prabowo Subianto, Capres dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang terdiri dari Partai Gerindra, PKB, Partai Golkar dan PAN.
"Kami akan melangsungkan program adu gagasan tiap bacapres ini pada 14 September 2023 nanti. Kami sudah melayangkan tantangan bagi setiap bacapres yang kini ada, Ganjar, Anies, dan Prabowo, untuk datang ke UI agar dikuliti isi pikiran dan diuji gagasan-gagasannya untuk bangsa sejak dua hari yang lalu," kata Ketua BEM UI, Melki Sedek Huang dikutip dari Kompas.com, Rabu (23/8/2023).
Baca juga: Ketika Amien Rais Desak KPK Usut Tuntas Kasus KKN Anak Presiden, Megawati Minta Jokowi Bubarkan KPK
Baca juga: Cek Fakta Viralnya Doa Habib Rizieq Shihab, Jadi Nyata Bagi Para Pelaku Kejahatan Kasus KM 50
Ia menegaskan, bagi mahasiswa UI, calon pemimpin bangsa haruslah mereka yang teruji akal pikiran dan juga gagasan-gagasannya untuk bangsa.
BEM UI mengundang seluruh anak muda, mahasiswa, dan berbagai elemen lain untuk datang dan melihat ide-ide besar tiap calon pemimpin untuk masa depan bangsa.
"Hingga hari ini, kami mendapat respon positif dari Ganjar, Anies, maupun Prabowo. Berdasarkan pernyataan langsung ataupun melalui para jubirnya, mereka menyatakan siap datang dan beradu gagasan dengan mahasiswa UI," ungkap Melki Sedek.
Ia mengeklaim bahwa undangan resmi akan dikirim BEM UI kepada Anies, Ganjar, dan Prabowo besok, Kamis (24/8/2023).
"Kami akan tunggu respon lanjutan dan keberanian dari tiap kalian untuk beradu gagasan di depan kami semua!" tegasnya.
Sementara itu, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI juga berencana mengundang ketiga tokoh dalam Kuliah Kebangsaan yang direncanakan pada Agustus dan September 2023 ini.
Pihak pertama yang sudah terkonfirmasikan akan datang adalah Anies Baswedan pada 29 Agustus nanti.
Anies Baswedan lewat status twitternya @aniesbaswedan menjawab tantangan tersebut.
"Yuk, kapan?" tulis Anies pada Senin (21/8/2023).
Sehari berselang, Anies kembali menegaskan akan menghadiri tantangan BEM UI.
"Ayo. Malah saya mau tanya, kapan? Wis wayahe, wis wayahe (sudah waktunya, sudah waktunya)," kata Anies di Jawa Tengah pada Selasa (22/8/2023).
Serupa dengan Anies, Prabowo Subianto melalui Juru Bicaranya, Dahnil Anzar Simanjuntak menyatakan akan hadir dalam debat tersebut.
"Pak Prabowo siap dialog dengan siapa pun di mana pun, apalagi di kampus, beliau hobi dan senang diskusi dengan para intelektual," kata Dahnil pada Senin (21/8/2023).
Sementara itu, Bakal Capres PDI-P, Ganjar Pranowo menegaskan akan memenuhi undangan BEM UI tersebut.
Dia mengatakan siap untuk berdebat.
"Nanti kita debat," ujarnya dilansir dari TribunJogja.com saat menghadiri kegiatan Central Java Investment Bussines Forum (CJIBF) 2023 di Taman Lumbini Candi Borobudur, pada Senin (21/8/2023) malam.
BEM UI Ngaku Siap "Kuliti" Capres
Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) menyambut baik putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memperbolehkan kampanye di fasilitas pemerintah dan pendidikan dengan sejumlah syarat.
Ketua BEM UI, Melki Sedek Huang menilai bahwa "banyak kampanye hari ini membosankan" karena minim substansi dan banyak dihiasi lip service semata, ditambah permainan identitas dan "pencitraan yang tidak perlu".
"Jika memang punya nyali, BEM UI mengundang semua calon presiden/bakal calon presiden untuk hadir ke UI karena kami siap untuk menguliti semua isi pikiran kalian," kata Melki Sedek dikutip dari Kompas.com pada Senin (21/8/2023).
"Kami siap menyampaikan aspirasi kami dan mendebat seluruh argumen kalian jika perlu. Kami tak mau masa depan bangsa ini digantungkan pada calon pemimpin yang hanya berfokus pada kampanye, pencitraan, dan lip service tak bermutu. Kami butuh pemimpin yang cerdas dan berpihak untuk rakyat banyak," imbuhnya.
BEM UI beranggapan, celah kebolehan mengundang para calon pemimpin ke kampus ini harus dimanfaatkan.
Sebab, tiap calon pemimpin harus diuji kapasitas dan substansinya di dalam kampus secara serius.
"Daripada sekadar jualan pencitraan dan kampanye tak bermutu," kata Melki Sedek.
"Sudah saatnya setiap kampus kembali ke marwahnya sebagai tempat pencarian kebenaran guna sebesar-besarnya kemaslahatan bangsa," lanjutnya.
Menurutnya, putusan MK ini sebuah terobosan, ketimbang kampus hanya dimanfaatkan sebagai "ladang cari muka para pimpinan kampus dan ladang main mata kaum intelektual dan politisi".
"Kebolehan institusi pendidikan untuk mengundang para calon pemimpin harus digunakan untuk menguji substansi dan isi otak tiap calon pemimpin," ujar Melki Sedek.
Seperti diketahui, MK mengizinkan peserta pemilu berkampanye di fasilitas pemerintah dan pendidikan selama tidak menggunakan atribut kampanye.
Hal ini termuat dalam Putusan MK Nomor 65/PUU-XXI/2023 yang dibacakan pada Selasa (15/8/2023).
Dalam perkara itu, dua orang pemohon, Handrey Mantiri dan Ong Yenni, menilai ada inkonsistensi aturan terkait aturan itu dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.
Larangan kampanye di tempat ibadah, tempat pendidikan, dan fasilitas pemerintah tercantum tanpa syarat dalam Pasal 280 ayat (1) huruf h.
Namun, pada bagian Penjelasan, tercantum kelonggaran yang berbunyi, “Fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan dapat digunakan jika peserta pemilu hadir tanpa atribut kampanye pemilu atas undangan dari pihak penanggung jawab fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan”.
Dalam amar putusannya, MK menyatakan, bagian Penjelasan itu tidak berkekuatan hukum mengikat karena menciptakan ambiguitas.
Jika pengecualian itu diperlukan, maka seharusnya ia tidak diletakkan di bagian penjelasan.
Sebagai gantinya, pengecualian itu dimasukkan ke norma pokok Pasal 280 ayat (1) huruf h UU Pemilu, kecuali frasa "tempat ibadah".
"Sehingga Pasal 280 ayat (1) huruf h UU Pemilu selengkapnya berbunyi, '(peserta pemilu dilarang, red.) menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan, kecuali untuk fasilitas pemerintah dan tempat pendidikan sepanjang mendapat izin dari penanggung jawab tempat dimaksud dan hadir tanpa atribut kampanye pemilu'," bunyi putusan itu.
Dalam pertimbangannya, Mahkamah menilai bahwa pengecualian tersebut sudah diatur sejak UU Pemilu terdahulu.
Lantas, mengapa tempat ibadah tetap tidak diberikan pengecualian sebagai tempat kampanye meski atas undangan pengelola dan tanpa atribut kampanye?
"Larangan untuk melakukan kegiatan kampanye pemilu di tempat ibadah menjadi salah satu upaya untuk mengarahkan masyarakat menuju kondisi kehidupan politik yang ideal sesuai dengan nilai ketuhanan berdasarkan Pancasila di tengah kuatnya arus informasi dan perkembangan teknologi secara global," tulis putusan itu.
Baca Berita Warta Kota lainnya di Google News