"Tata busana dan aksesori dibuat (dengan) mengacu pada sustainable fashion dan tidak menggunakan materi hewan asli,"
"Kami memakai baju kawasaran sebagai lambang penghormatan kami pada para WARANEY (ksatria) bangsa yang telah berjuang melawan penjajah."
"Kami nyalakan jiwa muda ksatria WARANEY untuk melanjutkan perjuangan memajukan bangsa," sambung mereka.
Tiga Simbol Utama
Pada unggahan lainnya, Erina menambahkan,"Tiga simbol utama Kawasaran.
Pertama, gegenang alias ingatan yang disimbolisasikan dengan porong di bagian kepala menggunakan bulu ayam jago dan kepala burung uak. "Dimaknai sebagai melakukan kebaikan."
Kedua, pemenden (perasaan) yang disimbolkan dengan "karai" berupa kulit kayu dan kalung, baik kelana (berbahan manik-manik), dari taring babi rusa, atau kalung dari perunggu.
"Maknanya, manusia harus selalu menimbang dengan perasaan, tapi jangan berlebihan,"
Ketiga keketez alias kekuatan yang disimbolkan dengan ikatan-ikatan di tangan, kaki, dan pinggang.
"Ikatan yang telah didoakan ke Sang Khalik dan dipercaya bisa memberi kekuatan.
Atribut penting lain yang biasa digunakan adalah 'santi' (pedang) sebagai simbol pembuka jalan kehidupan, pemelihara kehidupan dan pelindung kehidupan itu. Adapun tengkorak merupakan simbol pemburu.
Pada unggahan tersebut Erina juga menjelaskan teriakan I Yayat U Santi dalam tarian tersebut.
Teriakan itu punya arti angkat pedang dan mainkan (acung-acungkan. Maknanya penyemangat menghadapi tantangan kehidupan.
I Yayat U Santi