Setelah membunuh korban, Altafasalya Ardnika Basya pulang ke kos dengan membawa barang-barang korban berupa iPhone dan Macbook.
Namun setelah pembunuhan itu, Altafasalya Ardnika Basya mengaku batinnya tidak tenang.
Dia merasa dikejar bayang-bayang korban.
"Saya percaya mimpi adalah pratanda. Beberapa waktu lalu saya mimpi ditangkap. Setelah kejadian, saya mimpi dibunuh korban dan disaksikan banyak orang," tutur Altafasalya Ardnika Basya.
Dengan kondisi batin seperti ini, Altafasalya Ardnika Basya pun tinggal ke kos dan menunggu ditangkap polisi.
"Saya mengikuti prosedur dengan kooperatif. Saya akan menjalankan hukuman dan menerima konsekuensinya," tutur Altafasalya Ardnika Basya.
Baca juga: Jadi Korban Pembunuhan, Mahasiswa UI Naufal Zidan Gagal Wujudkan Cita-citanya Meraih Gelar Doktor
Rugi Investasi Kripto
Sementara itu, Wakasat Reskrim Polres Metro Depok AKP Nirwan Pohan mengatakan bahwa mengatakan bahwa pelaku belajar membunuh dari Youtube.
"Pengakuan pelaku, sempat belajar cara membunuh yang cepat dari Youtube. Di Youtube, dia lihat jantung yang menjadi sasaran pertama," kata Nirwan.
Motifnya, karena pelaku mengalami kerugian dalam investasi kripto.
"Dia bermain investasi online kripto dan mengalami banyak kerugian. Pengakuannya rugi Rp 80 juta. Lalu dia terjerat banyak utang, termasuk pinjol," ujar Nirwan.
Tak hanya itu, pelaku juga berutang kepada korban tetapi sudah dikembalikan.
"Utang ke korban kecil, hanya Rp 200.000," ucap Nirwan.
Lalu, pelaku mengincar harta benda korban untuk membayar utang-utangnya.
"Setelah pulang kuliah pada Rabu (2/8/2023), pelaku main ke kosan korban. Saat mau pulang, dia pura-pura pamit. Ketika korban hendak menutup pintu, pelaku menendang korban lalu menusukkan pisau ke dadanya," tutur Nirwan.
Baca juga: Iri Pada Kekayaan dan Terjerat Pinjol, Mahasiswa UI Bunuh Junior Ingin Kuasai iPhone dan Laptop