"Ya namaanya kita mah ya, yang enggak bisa jalan aja dituntunin paling Rp 100 perak, Rp 200 perak, Rp 1.000 perak nyawa dia melayang. Banyak di sini kemarin," kata Herman.
Apalagi usai sang istri meninggal dua tahun lalu, dia yang kehilangan arah mulai menata hidupnya dan mengabdikan hidupnya untuk kebaikan.
Baret-baret di sekujur kakinya mulai dari lutut hingga mata kaki menjadi bukti bagaimana Herman menyelamatkan puluhan nyawa.
Sembari menunjukkan bekas lukanya yang menghitam, Herman bercerita dia pernah menarik orang yang hampir tertabrak kereta. Meski sebenarnya, ia tak tahu bagaimana nasibnya jika terlambat menyelamatkan pejalan kaki itu.
"Saya (pernah) selamatkan lebih dari 50 orang, pengorbanannya ini. Ini keseret nolongin orang, tiga bulan baru sembuh,” tutur Herman sambil menunjukkan bekas lukanya.
Herman sendiri, mulai berjaga di rel tanpa palang pintu itu mulai pukul 07.00 WIB sampai 11.00 WIB.
Baca juga: Sisa Hari Ini dan Besok, Diskon Hari Hari ITC Roxy Mas, Mulai Perabot Sampai Barang Elektronik
Pasalnya, dia harus berbagi rezeki dengan penjaga rel tanpa palang pintu yang lain.
Tak ada harapan besar untuknya, Herman hanya berharap bisa terus menghidupi anak dan cucunya yang tinggal satu rumah dengannya. (m40)
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News