"Kalo biasa masuk Rest Area di momen khusus spt mudik/lebaran harga selangit hal yg wajar," timpal warganet lain.
"ART pulang dan pasar tutup harga makanan jg tetiba bs naik," tulis warganet lagi.
Namun, seorang netizen lainnya membalas, ada baiknya jika pedagang menaikkan harga perlu menuliskan, sehingga calon pembeli tak merasa tertipu.
Balasan beragam pun datang dari netizen yang pernah kena getok harga lebaran di berbagai rumah makan rest area tol.
"Saya kemarin indiomio rebuz, kopi sachet, suhe, gorengan 1 abis 75 rb.. di rest cipali juga yg ada minuman jahe," ungkap seorang netizen.
"Pernah nyoba makan makanan non franchise di bbrp Rest Area tol merak - surabaya saat liburan thn lalu KAPOK...," timpal netizen lain.
"Rasa gak jelas, harganya relatif mahal Akhirnya balik ke selera asal... cari makanan/minuman franchise (KF*, Sta*buc*s)," balas netizen lainnya.
Tenyata getok harga tak hanya terjadi di musim libur lebaran, di hari biasa pun kerap terjadi seperti pengalaman netizen di kolom reply Tweet Sigit.
"Pernah ngalamin waktu liburan bareng keluarga, padahal bukan lagi libur anak sekolah atau libur lebaran, harganya harga getok emang warung2 di Rest Area cipali. Sejak saat itu kapok, mending makan di resto yang pasti pasti aja, pasti harganya pasti rasanya," tandasnya.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News