Ramadan

40 Amalan Dikerjakan Dalam 24 Jam di Bulan Ramadan Berdasarkan Kebiasaan Rasulullah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Panduan amalan selama 24 jam di bulan Ramadan

Padahal ini dalam konteks pertanyaan. Seandainya shalat malam itu ada batasannya, tentu Nabi g akan menjelaskannya.

3. Yang penting tidak ada dua witir dalam satu malam.

Dari Thalq bin ‘Ali h, ia mendengar Rasulullah g bersabda, “Tidak boleh ada dua witir dalam satu malam.” (HR. Tirmidzi, no. 470; Abu Daud, no. 1439; An-Nasa’i, no. 1679. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Setelah shalat, berdoa sesuai dengan hajat yang diinginkan karena sepertiga malam terakhir (waktu sahur) adalah waktu terkabulnya doa.

Dari Abu Hurairah h, Nabi g bersabda, “Rabb kita tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir.

Lantas Allah berfirman, “Siapa saja yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari, no. 1145 dan Muslim, no. 758). Ibnu Hajar juga menjelaskan hadits di atas dengan berkata, “Doa dan istighfar di waktu sahur mudah dikabulkan.” (Fath Al-Bari, 3:32).

Baca juga: Niat Salat Tarawih Baik Sendiri atau Berjamaah Dilengkapi dengan Witir

4. Melakukan persiapan untuk makan sahur lalu menyantapnya.

Ingatlah bahwa dalam makan sahur terdapat keberkahan. Dari Anas bin Malik h, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Makan sahurlah kalian karena dalam makan sahur terdapat keberkahan.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari, no. 1923 dan Muslim, no. 1095).

5. Sambil menunggu azan Shubuh, memperbanyak istighfar dan menyempatkan membaca Al-Quran.
Allah SWT berfirman, “Dan orang-orang yang meminta ampun di waktu sahur.” (QS. Ali Imran: 17).

Aktivitas baca Al-Quran dapat dilihat dari aktivitas makan sahur di masa Nabi Muhammad SAW berikut ini. Dari Anas bin Malik h bahwasanya Nabi  dan Zaid bin Tsabit h pernah makan sahur.

Ketika keduanya selesai dari makan sahur, Nabi g berdiri untuk shalat, lalu beliau mengerjakan shalat. Kami bertanya pada Anas tentang berapa lama antara selesainya makan sahur mereka berdua dan waktu melaksanakan shalat Shubuh. Anas menjawab, “Yaitu sekitar seseorang membaca 50 ayat (Al-Quran).” (HR. Bukhari, no.1134 dan Muslim, no. 1097).

6. Waktu makan sahur berakhir ketika azan subuh berkumandang (masuknya fajar Shubuh).

Dalilnya disebutkan bahwa aktivitas makan dan minum berhenti ketika terbit fajar Shubuh (ditandai dengan azan Shubuh yang tepat waktu) sebagaimana dalam ayat, “Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam.” (QS. Al-Baqarah: 187).

“Sungguh Bilal mengumandangkan azan di malam hari. Tetaplah kalian makan dan minum sampai Ibnu Ummi Maktum mengumandangkan azan.” (HR. Bukhari, no. 622 dan Muslim, no. 1092).

7. Bagi yang berada dalam keadaan junub, maka segera mandi wajib.

Masih dibolehkan masuk waktu Shubuh dalam keadaan junub dan tetap berpuasa. Termasuk juga masih boleh masuk waktu Shubuh dalam keadaan belum mandi suci dari haidh.

Dalam Al-Majmu’, Imam Nawawi r menyebutkan, “Kami katakan bahwa jika fajar terbit sedangkan makanan masih ada di mulut, maka hendaklah dimuntahkan dan ia boleh teruskan puasanya. Jika ia tetap menelannya padahal ia yakin telah masuk fajar, maka batallah puasanya.

Halaman
1234

Berita Terkini