Tak hanya itu, memiliki elektabilitas yang cukup untuk bertarung di Pemilu 2024. Terlebih, sudah mengantongi tiket capres dengan koalisi antara Gerindra-PKB.
"Ini kesempatan, mungkin ini kesempatan emas Pak Prabowo bisa jadi presiden,” katanya.
Sedangkan, di sisi lain, Ganjar Pranowo masih belum memegang tiket capres.
Apalagi, dia mengklaim jika tak ada tanda-tanda khusus dari Ketua Umum PDIP Megawati untuk mendukung Ganjar Pranowo.
“Kan bukan Pak Jokowi yang berikan tiket capres. Tapi diberikan oleh parpol PDIP, di tangan ibu Mega. Saya enggak lihat Bu Mega beri kode dan tanda-tanda akan kasih tiket ke Ganjar,” terangnya.
Bicara data survei, Hasan menegaskan, memang saat ini Ganjar tertinggi dibandingkan Prabowo Subianto, namun tidak terpaut jauh.
Hasan juga tak setuju yang menganggap survei Prabowo Subianto turun.
Menurut dia, setiap jelang pemilu, memang survei Prabowo berkisaran 25 persenan.
"Coba lihat Pak Prabowo ada enggak genit-genit di lapangan, ada enggak caper, joget-joget, lari pagi, nyapa orang. Dia diam saja sudah punya modal 25 sampai 28 persen" tegas Hasan.
Menurut Hasan, begitu Prabowo Subianto mulai melakukan sosialisasi sebagai Capres, angkanya akan mendulang tinggi.
Sehingga dia tak setuju analisa elektabilitas Prabowo Subianto sudah mulai turun dan sulit untuk naik lagi.
Dia juga merasa, anggapan rakyat sudah bosan dengan Prabowo Subianto tidak berdasar.
Sebab, faktanya dari tiap pemilu ke pemilu, angka perolehan Prabowo Subianto di atas 40 persen.
Bahkan, ketika melawan Jokowi yang dianggap sangat kuat.
“Begitu sudah definitif (Capres), pengalaman kita, 45 persen dan Ganjar enggak sekuat Pak Jokowi,” tutur Hasan lagi.