WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA— Tingkat kepercayaan publik terhadap Polri kembali menguat dalam dua bulan terakhir sebagaimana hasil survei Indikator Politik baru baru ini.
Pengamat Kepolisian, Edy Budiyarso mengatakan, mulai naiknya kepercayaan publik terhadap Polri lantaran sikap lugas Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam melakukan penindakan hukum yang melibatkan oknum anggota kepolisian.
Seperti, kata Edy, kasus penembakan Brigadir J yang melibatkan mantan Kadiv Propam Ferdy Sambo sudah menemukan titik terang.
Pertengahan Oktober Ferdy Sambo untuk pertama kali disidangkan ke pengadilan, juga para perwira lain yang terlibat obstruction of justice juga menyusul disidang kode etik dan pengadilan karena kasus pidananya
Baca juga: Komisi III DPR RI akan Gelar Raker Bersama Kapolri Buntut Kasus Tambang Ilegal Ismail Bolong
“Pimpinan Polri dibawah Kapolri Jenderal Listyo Sigit menunjukkan kelugasan dalam penindakan hukum. Publik yang awalnya meragukan ketegasan Polri terjawab sudah. Polri berbenah diri,” kata Edy kepada wartawan di Jakarta, Senin (5/12).
Tidak hanya itu, Edy menyampaikan, Kapolri menunjukan ketegasan yang sama ketika kasus dugaan jual beli narkoba jenis sabu yang melibatkan mantan Kapolda Sumatera Barat Irjen Teddy Minahasa terkuak ke publik.
“Lagi-lagi pimpinan Polri juga menunjukan ketegasan untuk mengungkap kasus melibatkan jenderal bintang dua secara tegas dan lugas,” ujar Edy.
Edy mengatakan, refleksi publik yang percaya dengan sikap pimpinan Polri menyelesaikan kasus hukum perwira tingginya inilah yang kemudian terpotret.
Di sana, kata Edy, publik percaya ada pembenahan internal termasuk pada perwira tinggi bintang dua yang bermasalah.
Karena kasus hukum yang melibatkan jenderal bintang dua dalam kasus FS dan TM, baru terjadi dalam sejarah 76 tahun usia Polri.
“Sehingga ada kenaikan kepercayaan seperti hasil survey Indikator Politik,” demikian Edy.
Baca juga: Tersangka Korupsi Ikuti Peringatan Harkodia bersama Firli, Masriadi: Bukti KPK Tidak Diskriminatif
Pujian dari Ketum Pemuda Muhammadiyah
Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Sunanto bersyukur kepercayaan publik terhadap korps bhayangkara mulai menunjukan tren positif.
“Saya secara pribadi bersyukur bahwa kepercayaan publik mulai bagus ke Polri, karena kalau tingkat lembaga negara tidak dipercaya publik, apalagi aparat penegak hukum itu menjadi problem tersendiri,” kata Sunanto di Jakarta, Sabtu (3/12).
Sebab, pria yang akrab disapa Cak Nanto ini mengatakan, bagaimana Polri bisa melakukan penegakan hukum, jika tidak dipercaya oleh masyarakat.
Baca juga: Kepercayaan Publik ke Polri Mulai Membaik, LaNyalla Minta Kapolri Jangan Kendor Bersih-bersih
Namun yang lebih penting menurut Cak Nanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo harus tetap membuka diri, mendengarkan aspirasi maupun kritik yang disampaikan oleh masyarakat, serta konsisten melakukan pembenahan-pembenahan di internal.
Lebih lanjut, menurut Cak Nanto, hal penting lain ialah bagaimana Polri bisa menciptakan rasa keadilan tidak hanya kepada masyarakat melainkan juga kepada anggota kepolisian itu sendiri.
Sebab, menurut dia, penegakan hukum bisa akan jalan jika keadilan di internal kepolisian juga dilakukan, dengan begitu keadilan akan bisa dirasakan oleh masyarakat.
“Itu yg lebih utama. Jadi reward and punsihment itu berlaku, artinya anggota kepolsian yang melakukan sesuatu yang melanggar maka diberikan punishment, begitu juga yang berperstasi diberikan reward. Baik peningkatan karir, jadi tidak berdasarkan kelompok,” ungkap Cak Nanto.
Sebelumnya, Indikator Politik merilis hasil survei yang dilakukan pada 30 Oktober hingga 5 November 2022 terhadap warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas.
Metode yang digunakan adalah multistage random sampling terhadap sampel sebanyak 1.220 orang. Margin of error survei sekitar ± 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Hasilnya, tingkat kepercayaan publik terhadap Polri semakin menguat. Dimana, pada Agustus 2022, tingkat kepercayaan publik terhadap Polri hanya 54,4 persen sementara pada November 2022 hasilnya menjadi 60,5 persen.
Kepercayaan terhadap kepolisian sebelumnya disebut menurun tajam karena kasus besar Ferdy Sambo.