Pencegahan Stunting

Dokter Klara Minta Emak-emak Konsisten Beri ASI Ekslusif, agar Bayi tak Menderita Stunting

Penulis: Ign Agung Nugroho
Editor: Valentino Verry
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dokter Klara Yuliarti, anggota Satgas ASI Ikatan Dokter Indonesia (IDAI), minta agar emak-emak konsisten memberikan ASI untuk si buah hati agar tumbuh normal, tak menderita stunting.

“Terdiri dari immunoglobulin (antibodi) untuk melindungi tubuh, Human milk oligosaccharides (HMOs) nutrisi penting yang tidak bisa ditemukan di susu lain, sel darah putih, antimikroba, dan sel-sel hidup," terang dokter Klara.

Pemberian ASI kepada bayi juga harus didampingi dengan MPASI yang benar, agar tumbuh kembang anak optimal.

Baca juga: The Daddies Melangkah ke Babak Final Kalahkan Ong Yew Sin/Teo Ee Yi Wakil Malaysia

Ketika memberikan MPASI, ibu disarankan memberikan protein hewani setiap hari dengan jumlah yang cukup.

"Kalau kita lihat secara keseluruhan, kenapa ASI menurunkan stunting, dari praktik pemberian ASI atau menyusui yang benar, itu secara langsung akan menurunkan insidens diare, juga dengan nutrisi yang baik akan mengakibatkan angka stunting menurun," katanya.

Mengingat pentingnya pemberian ASI untuk menekan angka kejadian stunting, IDAI akan menggelar Indonesia Breastfeeding Course for Clinician.

Dr. dr Naomi Esthertnita F.D, Sp.A(K), Ketua Satgas ASI IDAI mengatakan, Indonesia Breastfeeding Course for Clinician adalah suatu pelatihan resmi, mengenai dukungan menyusui dari IDAI yang dilaksanakan oleh Satgas ASI.

"Diharapkan dengan pelatihan ini, masalah dalam dukungan menyusui di Indonesia dapat teratasi, sehingga keberhasilan dan durasi menyusui dapat ditingkatkan, tumbuh kembang optimal dapat kita capai, dan angka stunting dapat ditekan," katanya.

Baca juga: PBSI Akan Umumkan Pemain Terlempar dari Pelatnas Cipayung dan Tak Berhak Lagi Dapat Fasilitas Negara

Dia menambahkan, pelatihan tersebut ditujukan bagi para dokter spesialis anak baru, dokter spesialis lain, dan dokter umum. 

Kegiatan ini, katanya, akan diluncurkan pada akhir Januari 2022 dan kemungkinan bulan Februari mulai dijalankan.

Sedangkan untuk modul-modul yang akan diberikan adalah fisiologi menyusui. 

"Jadi kita harus tahu, kapan sebenarnya ASI itu mulai keluar lebih banyak, kenapa hari pertama dan kedua itu belum banyak," katanya.

"Dan jika praktisi klinis mengetahui lebih jelas mengenai ASI, maka bisa memberikan informasi lebih lanjut mengenai hal tersebut kepada para ibu menyusui," kata dokter Klara lagi.

Baca juga: Belajar dari Viralnya NFT Ghozali, Buka Potensi Aset Digital di Indonesia

Dan pelatihan ini, juga membantu mempersiapkan diri untuk menghadapi seorang ibu yang konsuling dengan permasalah yang berbeda-beda.

Berita Terkini