Belajar dari Viralnya NFT Ghozali, Buka Potensi Aset Digital di Indonesia

Viralnya Ghozali menjadi miliarder berkat koleksi foto selfie yang dijual dalam bentuk NFT, menunjukkan potensi besar pasar NFT di Indonesia.

Penulis: Mochammad Dipa | Editor: Mochamad Dipa Anggara
cryptoadventure.org
Aset kripto NFT. 

WARTAKOTALIVE.COM - Viralnya seorang pemuda bernama Ghozali menjadi miliarder berkat koleksi foto selfie-nya yang dijual dalam bentuk aset digital non-fungible token (NFT), menunjukkan bahwa potensi besar pasar NFT di Indonesia.

Selain itu, masyarakat juga menjadi tertarik untuk mempelajari manfaat NFT beserta ekosistem blockchain lebih dalam, karena ramai dibahas di media sosial.

“Berkat NFT Ghozali Everday yang mendapatkan respons positif, masyarakat dan komunitas NFT global mulai melirik potensi pasar NFT di Indonesia. NFT pun bisa mendapatkan pendapatan baru bagi pembuat karya dan memajukan ekonominya,” ungkap Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) & COO Tokocrypto, Teguh Kurniawan Harmanda, kepada Wartakotalive.com, Sabtu (15/1/2022).

Menurut pria yang akrab disapa Manda ini menyebutkan bahwa Ghozali juga membuktikan bahwa siapa aja bisa membuat karya dalam bentuk aset digital NFT.

“Tidak hanya sebagai apresiasi karya, NFT juga bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi pembuatnya," tuturnya.

Saat ini koleksi NFT Ghozali tercatat ada 933 item foto selfie. Mulanya NFT ini hanya diberi harga 0,001 ETH atau sekitar Rp 45 ribu.

Tapi kini, harga penjualan tertinggi dari salah satu NFT-nya yang berjudul Ghozali_Ghozalu #311 adalah 11 ETH atau sekitar Rp 47 miliar.

Lalu, apa itu sebenarnya NFT? Secara sederhana, NFT merupakan sertifikasi kepemilikan dari aset digital seperti foto, video, musik, gif, digital art, dan lainnya.

Manda mengatakan, terkait dengan keberhasilan Ghozali mendapatkan harga penjualan tertinggi dari salah satu NFT-nya, bukan berarti memberikan pandangan kepada masyarakat bahwa menjual NFT itu mudah.

Ada beberapa hal yang tetap harus diperhatikan saat memulai proyek NFT antara lain: Rarity atau keunikan atau nilai historis dari NFT yang ditawarkan oleh kreator.

“Lalu Utility, yaitu manfaat apa yang ditawarkan oleh proyek NFT tersebut sebagai nilai tambah. Kemudian Community yang dibangun oleh komunitas yang memiliki interest yang sama,” sebutnya.

Di Indonesia sendiri aset digital NFT masih tergolong baru, bisa dibilang Indonesia masih ada di early stage. Belum ada data lengkap mengenai tren pertumbuhannya tapi jika kita cek Google Trends satu tahun kebelakang, pencarian tentang keywords NFT sudah naik 100 persen dibanding awal 2021.

“Banyak proyek - proyek NFT yang bermunculan dan sudah diakui global seperti Avarik Saga, Shark Outlaw Squad, Soulcops dan lainnya. Pasar pun semakin mature, dengan banyaknya marketplace NFT yang bermunculan salah satunya TokoMall,” ungkap Manda.

Meski potensi pasar NFT ataupun aset kripto di Indonesia masih sangat besar, namun para pelaku industri juga masih perlu memperkuat edukasi dan pemahaman terkait NFT.

“Karena kami melihat masih ada gap besar antara awareness dan pemahaman masyarakat akan teknologi dan pemanfaatannya,” ujar Manda.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved