Timnas Indonesia

Shin Tae-yong Miliki Idealisme, Tak Suka Pemainnya Bermain Keras hingga Mencederai Pemain Lawan

Penulis: Abdul Majid
Editor: Valentino Verry
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong tak ingin skuadnya bermain keras kepada lawan demi kemenangan.

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong menilai para pemain Indonesia memang sangat kurang dari segi daya tahan tubuh dan fisik.

Imbasnya, para pemain Indonesia terlihat kerap kalah duel dengan pemain lawan yang mempunyai fisik lebih bagus.

Untuk itu, semenjak dirinya datang dan menangani Timnas Indonesia, hal itu lah yang jadi salah satu fokusnya.

“Memang pertama kali saya datang ke Indonesia tidak banyak main body juga, dan para pemain juga tidak senang dengan main body, tapi untuk perkembangan sepak bola harus ada main body, Itu normal harus ada kemauan tinggi,” kata Shi Tae-yong, Kamis (23/12/2021).

Baca juga: Co-Founder Formula E Akan Kunjungi Indonesia Bulan Depan Untuk Tinjau Pembangunan Sirkuit di Ancol

Guna menunjang faktor daya tahan tubuh dan fisik pemain, sampai saat ini Shin Tae-yong masih memberikan program latihan.

Hanya saja ia menegaskan dalam pertandingan body kontak merupakan hal yang wajar, akan tetapi ia tak suka bilamana ada pemainnya yang sengaja melakukan permainan keras untuk mencederai lawan.

“Sampai saat ini masih saya latih biar keras main bodynya tapi saya tidak senang kalau pemain saya buat cedera pemain lain,” ujarnya.

Usai bermain imbang 1-1 dengan Singapura pada leg pertama babak semifinal Piala AFF 2020, kini Shin Tae-yong memberikan waktu recovery kepada para pemainnya.

Pasalnya, Evan Dimas dkk, bakal kembali bermain pada leg kedua pada Sabtu (25/12/2021) di Stadion Nasional Singapura.

Sebelumnya, performa gelandang muda Timnas Indonesia, Witan Sulaeman, tak hanya dikagumi penggemar Tanah Air, tapi juga di luar negeri.

Buktinya, saat melawan Timnas Singapura di laga leg pertama semifinal Piala AFF 2020, Rabu (22/12/2021), gol Witan mendapat perhatian dari media asing.

Baca juga: Kasus Omicron Bertambah Jadi 8, Kementerian Kesehatan Pastikan Belum Menyebar di Masyarakat

Gol dan prosesnya yang ciamik ini mengundang laman sepak bola kenamaan dunia, B/R Football memberikan apresiasi.

B/R Football ikut memposting gol Witan ini di akun Twitter mereka.

"Akselerasi. Nutmeg. Umpan satu-dua. Penyelesaian."

"Gol dari Indonesia ini punya segalanya," tulis B/R Football.

Tak pelak, cuitan B/R Football ini mendapat tanggapan yang cukup ramai dan beragam.

Beberapa warganet yang ditengarai kuat dari Indonesia ikut membubuhkan komentar.

Ada yang mencoba mempromosikan Asnawi dan Witan dengan menyebut nama mereka.

Dan ada juga yang membandingkan Asnawi dengan bek Liverpool, Trent Alexander-Arnold.

Gol Witan sendiri terjadi lewat skema serangan balik cepat.

Baca juga: Jemaat Gereja Katolik Santa Perawan Maria Tangerang Berbenah Sambut Perayaan Natal

Bek kanan Timnas Indonesia, Asnawi Mangkualam juga berperan besar dalam gol ini.

Asnawi sukses mencuri bola dari pemain Singapura dan menjadi inisiator serangan.

Ia sempat mendapat tekel dari pemain Singapura setelah merebut bola tersebut.

Akan tetapi, pemain milik Ansan Greeners ini tak mau menyerah dan terus berlari mengejar bola.

Ia terus menggiring bola hingga sampai ke sepertiga akhir lapangan.

Di sanalah, kerjasama Asnawi dan Witan Sulaeman dimulai.

Asnawi melepas umpan datar yang melewati kaki pemain Singapura atau yang biasa disebut nutmeg.

Umpan nutmeg tersebut diterima Witan dengan baik, di mana ia langsung mengembalikan si kulit bundar pada Asnawi.

Eks bek PSM Makassar ini merangsek ke kotak penalti lawan sebelum melepas umpan ke arah Witan.

Witan dengan cerdik menceploskan bola dan membawa Indonesia unggul.

Akan tetapi, Timnas Indonesia belum berhasil meraih hasil sempurna kala berjumpa Singapura di Semifinal Leg 1 Piala AFF 2020, Rabu (22/12/2021).

Indonesia harus puas bermain imbang 1-1 melawan Singapura di Stadion Nasional.

Gol Witan Sulaeman di babak pertama dibalas oleh Ikhsan Fandi pada 45 menit kedua.

Skuat Garuda tak perlu berkecil hati terkait hasil imbang ini.

Pasalnya mereka masih mempunyai satu kesempatan lagi untuk mengalahkan Singapura.

Tak bisa dipungkiri, pelatih Shin Tae-yong memiliki pekerjaan rumah yang cukup menumpuk pada leg 2 Semifinal Piala AFF 2020 nanti.

Boleh dibilang, permainan timnas cenderung mengalami penurunan.

Rachmat Irianto cs tak lagi agresif dalam menekan lawan selama 90 menit.

Mereka cenderung menerapkan tempo sedang atau lambat untuk membangun serangan.

Memang, timnas tak diuntungkan dengan jadwal semifinal Piala AFF 2020 ini.

Garuda memiliki waktu istirahat yang lebih singkat dibandingkan sang lawan.

Ditambah lagi para pemain tampil di turnamen yang hanya digelar kurang lebih sebulan.

Artinya, jadwal pertandingan tak bisa dipungkiri bakal sangat padat.

Timnas sendiri menunjukkan perkembangan yang luar biasa bersama Shin Tae-yong.

Mereka mampu bermain dengan skema yang jarang digunakan sebelumnya.

Para pemain menjadi lebih berani membangun serangan dengan umpan-umpan pendek ciamik.

Meski demikian, Timnas Indonesia juga belum lepas dari kekurangan.

Malah, timnas harus rela salah satu kelemahan terbesar mereka diobok-obok oleh Malaysia dan Singapura.

Saat berjumpa kedua negara tersebut, pelatih Shin Tae-yong kebingungan dalam memilih striker.

Ezra Walian memang kerap diplot sebagai penyerang nomor sembilan.

Namun, striker Persib Bandung itu juga tak jarang ditarik keluar di pertengahan babak kedua.

Selain Ezra, Shin Tae-yong juga mencoba menempatkan Hanis Saghara, Kushedya Yudo, dan Dedik Setiawan sebagai penyerang utama.

Namun, semua nama itu belum mampu menjawab ekspektasi Shin.

Ezra bahkan hanya bermain setengah jam di babak kedua melawan Singapura.

Ia digantikan Hanis Saghara di pertengahan babak.

Sedangkan di laga melawan Malaysia, Kushedya Yudo yang menjadi "korban".

Ia juga hanya bermain setengah jam sebelum ditarik keluar lagi.

Sejatinya, peran Ezra cukup menonjol ketika diberi kebebasan untuk bergerak.

Ia sering merepotkan lawan ketika agak mundur menjemput bola.

Atau, ia juga bisa bergerak menyamping sebagai winger yang merangsek ke kotak penalti.

Sayangnya ia belum mendapat kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya tersebut lebih jauh.

Shin Tae-yong masih mencoba-coba formula seperti apa yang rasanya pas untuk lini depan timnas.

Memang, stok winger Garuda melimpah ruah.

Ditambah lagi dengan datangnya Egy Maulana Vikri, ikut memperkaya pilihan sang pelatih.

Semoga saja di semifinal Leg 2 nanti, Shin Tae-yong sudah mempunyai cara meramu lini depannya dengan baik.

Striker yang dipasang juga harus bisa mengartikan permintaan Shin sebagai juru taktik.

Permainan bola pendek kini menjadi identitas utama Timnas Indonesia.

Berita Terkini