"Itu efeknya bisa luas. Karena enggak punya jabatan itu, jangankan dengan partai, dengan teman sendiri aja susah," ulas Hasan.
Hasan mencontohkan Gatot Nurmantyo yang sempat tinggi angka surveinya, namun kini makin meredup.
Konteks kedua yang dapat mengubahnya adalah koalisi lebih awal antar-partai politik dan penentuan calon lebih awal.
Baca juga: BREAKING NEWS: Gunung Semeru Meletus, Warga Panik Hindari Awan Panas
Hari ini masyarakat tidak tahu siapa yang benar-benar punya tiket untuk maju atau tidak.
Masalahnya saat ini masih ada anggapan mendeklarasikan diri jauh-jauh hari itu buruk.
Dari perolehan suara partai, ada tiga Partai yang potensial untuk memajukan calon.
Baca juga: Nilai Pemerintah Belum Mampu Atasi Pandemi Covid-19, Nasir Djamil: Start Bermasalah
PDIP yang bisa memajukan calon sendiri, atau Gerindra dan Golkar yang hanya membutuhkan satu partai tambahan.
"Ini dua hal yang bisa mengubah peta survei."
" Kalau sudah dibungkus, saya yakin orang akan melihat, 'oh ini yang sudah punya tiket'," ucap Hasan
Baca juga: Andre Rosiade Kembali Minta Erick Thohir Turunkan Harga Tes PCR di Bawah Rp 200 Ribu
Namun, elite politik kerap menginginkan calon ditentukan di akhir-akhir.
"Karena di akhir makin tinggi harga negonya. Padahal publik menginginkan jauh-jauh hari," bebernya. (Chaerul Umam)