Virus Corona

Sudah Sampai Asia, Epidemiolog Sarankan Pemerintah Lakukan 7 Hal Ini untuk Antisipasi Varian Omicron

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Guru Besar Fakultas Kedokteran UI Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, ada tiga hal yang dikhawatirkan dari varian Omicron asal Afrika.

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Guru Besar Fakultas Kedokteran UI Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, ada tiga hal yang dikhawatirkan dari varian Omicron asal Afrika.

Pertama, penyebaran yang cepat dan sudah sudah terjadi di Afrika.

Kedua, adanya kemungkinan infeksi ulang. Ketiga, serangan pada sistem imun.

Baca juga: Panglima TNI Diharapkan Temui Komnas HAM Sebelum Paparkan Pendekatan Baru Tangani Konflik Papua

Selain di beberapa negara Afrika, varian ini juga dilaporkan sudah berada di Belgia di Eropa, dan Hong Kong di Asia. Sehingga, sudah melintasi benua di dunia.

Beberapa negara di dunia kini telah membuat aturan pengetatan dalam berbagai bentuk.

Di antaranya Inggris, Uni Eropa, Singapura, Jepang, Malaysia, Filipina, Israel, Turki, Mesir, UEA, Saudi Arabia, Bahrain, Jordania, Amerika Serikat, dan Kanada.

Baca juga: Pengendara yang Lolos Posko PPKM Bakal Ditempeli Stiker, Wajib Kantongi SKM

Menurut Tjandra, ada tujuh hal yang baiknya dilakukan Indonesia untuk antisipasi varian baru ini.

Pertama, menata ulang aturan masuknya pengunjung dari negara terjangkit.

Kedua, melakukan pengecekan secara rinci terkait riwayat perjalanan.

Baca juga: Masyarakat yang Belum Divaksin Covid-19 Tak Bakal Dilayani Beli Tiket Transportasi Umum

Lalu, memberlakukan karantina dengan lebih ketat, dan meningkatkan jumlah pemeriksaan WGS pada pendatang.

Kelima, mewaspadai adanya kemungkinan klaster kasus di berbagai kabupaten dan kota.

"Artinya surveilans berbasis laboratorium harus amat ditingkatkan."

Baca juga: Tak Kunjung Rekrut 57 Bekas Pegawai KPK Jadi ASN, Polri Masih Tunggu Aturan Terbit

"Meningkatkan jumlah tes agar semua kabupaten dan kota melakukan tes sesuai jumlah minimal WHO, jangan hanya angka nasional," saran Tjandra, Sabtu (27/11/2021).

Keenam, melakukan telusur pada semua kontak dari seorang kasus.

Ketujuh, meningkatkan vaksinasi Covid-19 agar 55 persen rakyat Indonesia yang belum mendapat dosis lengkap, segera mendapatkannya.

Baca juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 RI 27 November 2021: Suntikan Pertama 138.119.613, Dosis Kedua 93.666.839

"Terutama pada lansia."

"Dalam hal ini perlu dicari mekanisme terbaik agar laju vaksinasi yang diberitakan menurun, dapat meningkat dengan nyata," paparnya.

Tjandra pun menekankan untuk selalu mengikuti perkembangan ilmiah yang ada.

Baca juga: WHO Langsung Naikkan Level Omicron Jadi Varian of Concern, Epidemiolog: Pertanda Sangat Serius

Karena, perubahan dapat berubah secara cepat, dan semua keputusan harus berdasar bukti ilmiah.

"Tetaplah ketat menjaga protokol kesehatan, 3M dan 5M."

"Periksakan diri bila ada keluhan dan atau kontak dengan seseorang yang sakit."

Baca juga: Analisa Awal Epidemiolog, Varian Omicron 400 Persen Menular Lebih Cepat Dibandingkan Delta

"Apalagi kalau datang dari negara terjangkit. Lalu segera divaksinasi," imbaunya.

Kasus aktif Covid-19 di Indonesia kini sebanyak 8.226 orang per 27 November 2021, dan sebanyak 143.807 orang meninggal.

Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 24 November 2021, dikutip Wartakotalive dari laman Covid19.go.id:

DKI JAKARTA

Jumlah Kasus: 863.633 (20.3%)

JAWA BARAT

Jumlah Kasus: 707.486 (16.6%)

JAWA TENGAH

Jumlah Kasus: 486.161 (11.4%)

JAWA TIMUR

Jumlah Kasus: 399.226 (9.4%)

KALIMANTAN TIMUR

Jumlah Kasus: 158.202 (3.7%)

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Jumlah Kasus: 156.527 (3.7%)

BANTEN

Jumlah Kasus: 132.632 (3.1%)

RIAU

Jumlah Kasus: 128.634 (3.0%)

BALI

Jumlah Kasus: 114.136 (2.7%)

SULAWESI SELATAN

Jumlah Kasus: 109.887 (2.6%)

SUMATERA UTARA

Jumlah Kasus: 106.007 (2.5%)

SUMATERA BARAT

Jumlah Kasus: 89.834 (2.1%)

KALIMANTAN SELATAN

Jumlah Kasus: 69.894 (1.6%)

NUSA TENGGARA TIMUR

Jumlah Kasus: 63.973 (1.5%)

SUMATERA SELATAN

Jumlah Kasus: 59.925 (1.4%)

KEPULAUAN RIAU

Jumlah Kasus: 53.874 (1.3%)

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Jumlah Kasus: 52.223 (1.2%)

LAMPUNG

Jumlah Kasus: 49.664 (1.2%)

SULAWESI TENGAH

Jumlah Kasus: 47.123 (1.1%)

KALIMANTAN TENGAH

Jumlah Kasus: 45.608 (1.1%)

KALIMANTAN BARAT

Jumlah Kasus: 41.492 (1.0%)

ACEH

Jumlah Kasus: 38.408 (0.9%)

KALIMANTAN UTARA

Jumlah Kasus: 35.869 (0.8%)

SULAWESI UTARA

Jumlah Kasus: 34.692 (0.8%)

PAPUA

Jumlah Kasus: 34.320 (0.8%)

JAMBI

Jumlah Kasus: 29.765 (0.7%)

NUSA TENGGARA BARAT

Jumlah Kasus: 27.769 (0.7%)

PAPUA BARAT

Jumlah Kasus: 23.334 (0.5%)

BENGKULU

Jumlah Kasus: 23.102 (0.5%)

SULAWESI TENGGARA

Jumlah Kasus: 20.156 (0.5%)

MALUKU

Jumlah Kasus: 14.585 (0.3%)

SULAWESI BARAT

Jumlah Kasus: 12.350 (0.3%)

MALUKU UTARA

Jumlah Kasus: 12.097 (0.3%)

GORONTALO

Jumlah Kasus: 11.834 (0.3%). (Aisyah Nursyamsi)

Berita Terkini