"Untuk sekelas Prabowo, elektabilitasnya minimal di angka 50% ke atas," tutur Adi.
Setidaknya ada dua hal yang mesti dilakukan Prabowo dalam mengelola elektabilitasnya.
Yakni, fokus bekerja sebagai Menhan dan mengoptimalkan peran Gerindra, terutama dalam penanganan pandemi Covid-19.
Baca juga: Jaksa Agung Akhirnya Pecat Pinangki dari Korps Adhyaksa
"Gerindra memang harus terlihat bisa memberikan bantuan, memberikan kontribusi terhadap persoalan pandemi."
"Gerindra harus menjadi partai, pelabuhan, sandaran bagi semua yang terkena pandemi."
"Kalau itu dilakukan, saya kira bagus," paparnya.
Baca juga: Karena Alasan Ini, Jusuf Kalla Bilang Target Herd Immunity Terbentuk pada Akhir 2021 Sulit Tercapai
Langkah memasang baliho tidak dilakukan Prabowo, menurut Sekretaris DPD Gerindra NTB Ali Utsman Al Khairi, karena rekam jejak dan figur ketua umumnya telah mengakar kuat, sehingga tidak perlu diorbitkan melalui baliho.
Di sisi lain, hasil survei sejumlah lembaga riset menyimpulkan, popularitas Prabowo tinggi.
Survei Voxpol Center yang dipublikasikan pada 3 Juli 2021, misalnya, popularita Prabowo mencapai 87,9%, sedangkan versi survei Indostrategic (3 Agustus) sebesar 92,8%.
Bergerilya Saat Pandemi
Baliho bergambar politikus mulai banyak terpasang di sejumlah daerah di Tanah Air.
Ada tiga wajah politikus yang mulai kerap dilihat masyarakat.
Mulai dari Ketua DPR Puan Maharani, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.
Baliho Puan digambarkan mengenakan kebaya merah khas warna PDIP, dengan penulisan statusnya sebagai Ketua DPR. Tulisan 'Kepak Sayap Kebhinekaan' juga disematkan dalam baliho.
Sementara baliho yang memuat Airlangga berlatar belakang warna kuning.