Karenanya, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI ini melibatkan warganya dalam membangun Ibu Kota.
“Jakarta kami sebut sebagai Kota Kolaborasi karena Pemprov DKI Jakarta memilih untuk melihat penbangunan di Jakarta sebagai kesempatan berkiprah bagi semua," katanya.
"Membangun kota ini tidak dimonopoli pemprov, tapi kami mengajak semua untuk terlibat,” imbuhnya.
Anies mengatakan, keputusan ini diambil karena melihat dari potensi sumber daya yang dimiliki Jakarta.
Kata dia, tidak ada daerah di Indonesia yang memiliki sejumlah sumber daya sebanyak Jakarta.
Sumber daya yang dimaksud misalnya pelaku usaha, lembaga kemasyarakatan atau non government organization (NGO), pengamat analis konten kreator, lembaga internasional dan sebagainya.
Baca juga: Jersey Edisi Persija Spesial HUT DKI Jakarta ke-493 Diburu The Jakmania
Dia lalu tak bisa membayangkan, bilamana pembangunan semata-mata hanya urusan pemprov.
Tentunya sumber daya itu semua tidak termanfaatkan sama sekali, makanya Anies mengubah paradigma pembangunan Jakarta selama menjadi Gubernur.
“Bahwa betul kami menentukan arah pembangunan dan kerjanya. Tapi siapa yang terlibat? Kami undang semua untuk terlibat,” jelas Anies.
“Kami di pemerintahan memiliki sumber daya dan kewenangan, sementara masyarakat punya inovasi dan kreasi tapi tidak punya kewenangan. Ketika itu digabung akan menjadi kekuatan yang luar biasa. Jadi, kata kolaborasi adalah cerminan dari mari kita bangun Jakarta sama-sama,” tandasnya.