Berita Jakarta

Berebut Wilayah Kekuasaan, FBR Terlibat Bentrok dengan Pemuda Pancasila di Lenteng Agung

Editor: Feryanto Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi bentrokan. Kelompok FBR bentrok dengan Pemuda Pancasila di Lenteng Agung karena berebut daerah kekuasaan

Kedua belah pihak sempat negosiasi saat pengambilan aset. Pihak P3SRS juga sudah mau menyerahkan aset tersebut ke pihak pengembang.

Namun demikian, perjanjian itu memang belum di atas hitam dan putih. Melainkan hanya masih dalam pembicaraan dan disaksikan oleh Kapolsek Cengkareng.

"Tapi Jumat siang saat pengembang mau ambil aset sudah penuh saja itu massa FBR menghalangi," terang E.

Menurutnya, beberapa massa FBR terlihat membawa senjata tajam, besi panjang dan bambu. Ternyata tim pengembang juga sudah menyiapkan beberapa pria yang diduga preman untuk menyerang FBR.

Terjadilah pertikaian tersebut yang kemudian viral di media sosial. Beberapa motor yang terparkir di luar apartemen diduga milik FBR dirusak oleh orang-orang suruhan Tim Pengembang.

Namun, satu orang dari tim pengembang disebut alami luka robek di bagian perutnya akibat sayatan benda tajam. Sejak Jumat siang itu, para penghuni pun terpaksa terkurung di dalam unit masing-masing karena kerusuhan tersebut.

Pihak aparat polisi meminta mereka agar tidak keluar unit karena suasana masih berbahaya. Para penghuni baru dapat keluar pukul 20.00 WIB ketika situasi sudah mulai kondusif. 

Warga sendiri menyayangkan peristiwa tersebut. Mereka mengaku trauma atas insiden berdarah itu.

"Jadi permasalahan ini ada tiga kelompok. Kelompok sana, kelompok sini, dan kelompok tengah," bebernya.

Saat ini kata E, pihak Polisi, Kodim 0503/JB, dan Pemkot Jakarta Barat sudah turun langsung untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Ketiga pilar itu membentuk P3SRS sementara yang dipegang oleh Kelurahan Cengkareng Timur. Rencananya, para warga apartemen akan dipanggil ke Kantor Wali Kota Jakarta Barat untuk melanjutkan pembicaraan soal P3SRS.

Sebagai warga, E mengaku tidak berkeinginan yang muluk-muluk. Ia dan ribuan warga lain yang menghuni Apartemen City Park hanya ingin hidup tenang terbebas dari kendali ormas.

Baca juga: Kerusuhan Apartemen City Cengkareng, Ini Tanggapan FBR Jakarta Barat

Sebab kata E, selama P3SRS itu dikendalikan ormas, kerap ada permasalahan dalam pengelolaan di apartemen. Khususnya masalah parkir.

"Jadi kami mohon disini kepada pemerintah agar mengembalikan P3SRS ke warga asli. Berdayakan warga sendiri seperti yang tertuang dalam Pergub," harapnya.

Warga juga berharap pihak Kepolisian dapat adil dalam permasalahan ini. Saat ini E sendiri mengapresiasi kepolisian yang dinilai sudah cukup adil dalam melindungi warga.

Pun dengan Dandim 0503/JB dan Wali Kota Jakarta Barat sudah memberi jalan keluar untuk masalah yang tengah dihadapi warga.

Mereka hanya berharap kedepannya kepengelolaan Apartemen City Park Cengkareng dapat lebih baik. Sehingga tidak lagi memberatkan warga di satu sisi.

"Gara-gara hal kemarin penghuni banyak yang trauma. Apalagi disini banyak lansia. Jadi mudah-mudahan ribut-ribut kemarin yang terakhir," tandasnya.

Baca juga: Ade Armando: Jilbab Bukan Perintah Allah, yang Merasa Tak Nyaman Berjilbab, Lepaskan Saja

Penjelasan polisi

Diketahui sebelumnya viral video sebuah komplek apartemen di Cengkareng, Jakarta Barat digeruduk massa berpakaian preman.

Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Ady Wibowo membenarkan adanya peristiwa keributan di Apartemen City Park, Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (29/1/2021).

Keributan itu kata Ady terjadi pukul 14.00 WIB. Meski begitu Ady memastikan pihaknya sudah turun sejak usai salat Jumat untuk menengahi keributan tersebut.

"Alhamdulilah semua permasalahannya sudah bisa kami kendalikan. Situasi saat ini kondusif," kata Ady dikonfirmasi Jumat (29/1/2021).

Ady mengatakan keributan itu dipicu dari pengelolaan apartemen. Meski begitu Ady enggan merinci apa permasalahan yang membuat apartemen itu digeruduk pria berpakaian preman.

Baca juga: Sejumlah Siswi Nonmuslim di SMKN 2 Padang Mulai Lepaskan Jilbab, Sebagian Masih Memilih Berjilbab

Ady memastikan pihaknya bersama camat dan seluruh warga apartemen sudah melakukan mediasi.

Mereka membentuk Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (PPP3SRS) sementara untuk dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.

Sementara untuk penyelesaian jangka panjang, Ady menjamin pihaknya akan menyelesaikannya dengan cara-cara demokratis khususnya dalam pemilihan pengurusan PPP3SRS yang solid.

"Tadi kami sama-sama panggil seluruh warga perwakilan ke ruangan bersama pengelola. Akhirnya kami bisa menyepakati itu semuanya sehingga situasi bisa dikendalikan dan sudah kondusif," ungkapnya.

Selain itu, pihaknya sudah menyiagakan personel polisi untuk menjaga warga apartemen tersebut. Ady memastikan pihak kepolisian siaga selama 24 jam di kawasan apartemen tersebut.

Ady juga menjamin akan menindak tegas pihak-pihak yang terlibat dalam kekerasan pada insiden tersebut. Terlebih seperti dalam video viral terlihat ada perkelahian yang juga dibarengi pengroyokan.

Sehingga nantinya polisi akan lakukan penegakan hukum dengan tegas kepada pihak-pihak yang terlibat dalam kekerasan dan pengrusakan tersebut.

"Kemudian berkaitan dengan permasalahan yang memicu perkelahian tersebut akan ditindaklanjuti. Kebetulan di sini ada hadir bapak camat, kami tadi sudah memediasi," terangnya.

Ady sendiri masih enggan mengungkap adanya keterlibatan ormas tertentu dalam insiden penyerangan tersebut.

Kata Ady, saat ini Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat masih mendalami kasus penyerangan tersebut. Diketahui sebelumnya sebuag video viral memperlihatkan  keributan di Apartement City Park, Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (29/1/2021) sore.

Dalam rekaman itu sekelompok pria saling baku hantam. Melalui rekaman video yang tersebar di whatsapp terlihat pria berpakaian preman saling serang dan menghancurkan sejumlah kendaraan yang ada disana.

Mereka merusak kawasan parkir menggunakan tongkat dan bambu panjang. Mereka kemudian membabi buta merusak segalannya, termasuk sepeda motor, serta pintu parkir otomatis serta pos keamanan yang berada di kawasan itu.

Beberapa penghuni kemudian ketakutan. Mereka kemudian berlarian masuk ke dalam tower hingga tak berani keluar. Mereka kemudian memilih diam di unit sambil berteriak ketakutan.

Berita Terkini