Artinya bila hujan merata di seluruh sub DAS maka air hujan yang menjadi aliran permukaan tersebut akan bertemu di satu titik pertemuan aliran dalam waktu relatif bersamaan.
Oleh sebab itu lokasi yang ada di bawah pertemuan sungai sangat rentan terjadi banjir.
Berdasarkan peta sistem lahan yang dibuat oleh Badan Informasi Geospasial, lanjut Pinem, wilayah tersebut merupakan sistem lahan pegunungan stratovulkanik berbatuan intermediet/basa yang tertoreh kuat.
“Morfologi permukaan wilayah tersebut berupa sisa aktivitas gunung api tua yang sudah terkikis. Pola dinding melingkar dan terbuka ke arah barat laut mengindikasikan bentukan kawah tua dari sebuah aktivitas erupsi gunung api di masa lampau,” imbuhnya.
Tubuh gunung api strato terbentuk dari lapisan-lapisan endapan material dari aktivitas gunung api seperti endapan lahar dan lava.
Pada saat kejadian banjir bandang, material ini terbawa bersamaan dengan tumbuhan dan tanaman yang ada didaerah lereng atas.
Ini masih dapat dilihat dari sisa- sisa material yang ditemukan di wilayah terdampak.
Ada kemungkinan terjadi longsoran-longsoran alami yang membawa material endapan dan tanaman pada wilayah hulu akibat intensitas hujan yang tinggi dan dalam waktu durasi yang lama, sehingga terjadi akumulasi material.
“Material ini tersumbat pada titik-titik tertentu dan ketika sudah tidak mampu lagi menampung beban material yang berat akhirnya jebol dan menerjang daerah dibawahnya,” ungkapnya.
Bila dilihat dari peta penggunaan lahan yang ada, daerah hulu ditutupin oleh tutupan lahan berupa hutan lahan kering dan hutan tanaman.
“Secara alami, tanaman ini cukup mampu untuk menampung air hujan yang jatuh diatasnya dan mampu menghindari tingkat erosi,” lanjutnya.
Baca juga: Ketua DPRD Kabupaten Bogor Rudy Susmanto Imbau Bintang Sinetron Ikatan Cinta Larang Fans Berkerumun
Selain itu, kesesuaian potensi multirawan bencana geologi terhadap pola ruang yang disusun juga sangat tinggi.
Artinya saat ini peruntukan lahan yang ada pada pola ruang yang disusun sesuai dalam mengatisipasi ancaman bencana.
Pinem menambahkan bahwa dari peta multirawan bencana geologi, setidaknya ada 3 jenis bencana geologi yang perlu diantisipasi di daerah ini yaitu rawan bencana akan gunung api, gempa bumi dan gerakan tanah.
“Dari ketiga jenis ancaman ini yang perlu diantisipasi adalah potensi gerakan tanah dimana masuk dalam zona menengah hingga tinggi,” ungkapnya.