WARTAKOTALIVE.COM, MATARAM - Paket bingkisan yang isinya menyerupai tengkorak manusia dengan cairan merah seperti darah berceceran di bagian bawahnya diduga teror.
Dugaan teror itu mengemuka karena paket tersebut berupa barang yang tidak wajar, dan dikirim lewat ojek online tanpa ada nama dan alamat pengirimnya.
Paket bingkisan itu ditujukan kepada seorang pengusaha dari Bertais, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pengusaha itu mendapatkan kiriman paket bingkisan yang isinya menyerupai tengkorak manusia dengan cairan merah seperti darah berceceran di bagian bawahnya.
Kasat Reskrim Polresta Mataram AKP Kadek Adi Budi Astawa, di Mataram, Kamis (11/6/2020) malam, mengatakan, paket bingkisan tersebut diantarkan ojek online (ojol) tanpa tercantum identitas dan alamat pengirimnya alias paket gelap.
• Kisah Wahati, Lahirkan Bayi Sendiri Saat Hujan Deras di Semak-semak Beratapkan Kardus
• Kisah Wahati Lahirkan di Semak-semak, Ini Alasan Sudin Sosial Jakbar Pisahkan Ibu dengan Bayinya
• Masyarakat Keluhkan Tagihan Melonjak, Jubir Presiden Bantah Ada Kenaikan Tarif Listrik
"Kondisi barang saat diterima memang masih dalam bentuk paket bingkisan, tapi tidak ada alamat pengirimnya, hanya alamat tujuan saja. Tapi kalau dilihat dari TKP (tempat kejadian perkara), bentuk maupun tulisannya, indikasi awal memungkinkan saja itu teror," kata Kadek Adi.
Dia menyatakan bahwa pihak kepolisian menangani persoalan ini sejak penerimanya datang melapor. Tindak lanjutnya, pihak kepolisian membawa paket bingkisan tersebut ke Rumah Sakit Bhayangkara Mataram.
"Jadi sekarang kami sedang menunggu hasil pemeriksaan dokter forensik rumah sakit, apakah benar itu tengkorak manusia atau bukan," ujarnya lagi.
Kemudian tulisan berbahasa Arab dalam secarik kertas yang menempel di bagian tempurungnya masih menjadi pertanyaan penyidik.
• CEO Huawei Ditangkap, Dubes China Tuding AS Pembuat Onar dalam Hubungan Bilateral China-Kanada
Begitu juga dengan cairan merah menyerupai darah berceceran di bagian bawah tengkorak, masih menjadi pertanyaan.
"Soal tulisan itu, nantinya kami juga akan minta pendapat ahli yang memang paham," ujarnya lagi.
Selain menunggu hasil pemeriksaannya, pihak kepolisian hingga Kamis (11/6/2020) larut malam masih mengumpulkan informasi dari ojol yang mendapat pesanan antarkan paket bingkisan kepada penerimanya tersebut.
"Ojolnya masih kami mintai keterangan, semoga ada petunjuk dari dia. Kalau ada keterangan baru, pasti kita akan kembangkan," ujarnya lagi.
• Kisah Anak Laki-laki Diterkam Buaya Lalu Diseret di Hadapan Ayahnya Sendiri, Begini Akhirnya
Karenanya, Kadek Adi menyatakan bahwa pihak kepolisian belum dapat menyimpulkan terkait siapa dan apa motif pengiriman paket bingkisan yang diterima pelapor pada Kamis (11/6) sore itu.
Seorang Ibu Hancur Saksikan Suami Angkat Tengkorak Anaknya dari Mulut Buaya
Sebelumnya diberitakan, video brutal tatkala seorang bocah lucu 2 tahun dicabik-cabik sejumlah buaya telah menghancurkan hati banyak orang yang menyaksikan video itu.
Yang terparah, dialami pasangan suami istri ini karena menyaksikan pembantaian yang dilakukan sejumlah buaya tersebut.
Mereka hanya bisa berteriak-teriak tanpa berdaya untuk menyelamatkan bocah lucu tersebut.
Mereka kehilangan bocah lucu usia 2 tahun yang celaka karena ditelan buaya, yang memangsanya dengan sangat ganas.
Sang ayah hanya bisa menemukan tengkorak anaknya, yang diangkatnya dari mulut buaya buas tersebut.
Kawasan itu memang merupakan usaha penangkaran buaya yang dikembangkan oleh seorang warga, tapi peristiwa ini menjadikan dirinya menyesal di sisa umur hidupnya.
• Dirjen PPKL KLHK RM Karliansyah Ungkap Kualitas Udara Jakarta Masih Bagus Masuk Kategori Sedang WHO
Ayah yang hancur hatinya itu mengambil tengkorak putrinya dari mulut buaya yang memangsanya dengan ganas.
Peristiwa itu terjadi di pertanian milik dia.
Sang ayah mengatakan bahwa ia segera melepas bisnis penangkaran buaya itu dan berucap, kematian putranya yang berusia dua tahun adalah 'penyesalan terbesar saya dalam hidup'
Rem Roath (35) memastikan, dia akan menjual penangkaran buaya tersebut, segera setelah kematian dialami putrinya yang sangat dicintainya.
Matanya tak henti berkaca-kaca mengenang bocah lucu tersebut, diulas Warta Kota, yang mengutip artikel yang diunggah Daily Mail, Sabtu (6/7/2019).
Rom Roath Neary meregang nyawa dan tewas seketika, saat dia terpeleset.
Hal itu terjadi setelah dia tampak main sendiri dan berkeliaran di sekitar penangkaran hewan ganas tersebut.
Dia terlepas dari pengawasan orangtuanya di pertanian milik mereka, yang tidak ingin dikenang lagi.
Dia diyakini telah memanjat melalui celah di pagar di kandang.
Tidak lama kemudian, dia terpeleset dan jatuh di mulut sejumlah buaya yang memerebutkan tubuh mungilnya seperti makanan yang biasa mereka cabik-cabik di penangkaran buaya jahanam tersebut.
Roath memanjat masuk untuk menyelamatkan anaknya, tetapi dia hanya bisa mengambil tengkoraknya, yang belum ditelan buaya tersebut.
Dia menggambarkan, insiden traumatis itu sebagai 'penyesalan terbesar dalam hidupnya' yang tidak akan pernah termaafkan.
Ayah dari seorang gadis berusia dua tahun yang dibunuh oleh kawanan buaya ganas, yang terjadi setelah dia terpeleset dan jatuh menyimpang ke kandang mereka.
Karena itu, pemilik penangkaran buaya terbesar di Kamboja tersebut telah memutuskan untuk menjual bisnisnya.
Rom Roath Neary meninggal setelah berkeliaran dari orang tuanya dan tampaknya memanjat melalui celah di pagar, di peternakan buaya keluarganya di Siem Reap.
Ayah yang dirundung kesedihan, hancur hatinya, Ram Roath dengan tegas mengatakan, dia akan segera menjual usaha penangkaran buaya itu, segera setelah insiden tragis itu.
Kawanan buaya itu tertangkap layar video, saat difilmkan memperebutkan apa yang tersisa dari gadis berusia dua tahun.
"Ini adalah penyesalan terbesarku dalam hidup untuk kehilangan putriku. Mulut buaya itu hanya menyisakan tengkoraknya di mulutnya," katanya sambil menangis tersedu-sedu kepada Khmer Times, dikutip Daily Mail, dikutip Warta Kota, Sabtu (6/7/2019).
Ram Roath telah mengawasi pertanian selama lima tahun terakhir setelah orangtuanya meninggalkannya untuk diambil alih sebagai warisan usaha keluarga besarnya.
Setelah dia meninggal, Ram Roath memanjat tembok penangkaran buaya itu.
Dia memang berupaya untuk menyelamatkan putrinya dari terkaman kawanan buaya, yang memperebutkan tubuh korban, tetapi hanya dapat mengambil tengkoraknya.
Letnan polisi Och Sophen mengatakan, ibu balita itu, yang baru saja melahirkan, kehilangan jejak Rom karena dia sibuk dengan bayi yang baru lahir.
Karena itu, dia tidak sadar, nyawa anaknya menjadi taruhannya.
Sang ayah Ram kembali ke rumah, kemudian, dia baru menyadari, putrinya hilang dan mulai mencarinya, sebelum dia menemukan fakta yang teramat mengerikan.
Kenyataan yang tidak mau diterimanya di seumur hidup.
• Sebanyak Empat Kloter Haji Asal Jawa Barat Tiba di Asrama Haji Embarkasi Bekasi pada Hari Ini
• Galih Ginanjar Ungkap Tidak Mau Damai dengan Fairuz A Rafiq Lagi Terkait Unggahan Bau Ikan Asin
Sophen berkata: 'Dia menemukan tengkorak anaknya di penangkaran buaya itu.
"Dia memastikan, putrinya jatuh ke dalam buaya dan bahwa buaya membunuhnya, hanya menyisakan tengkoraknya."
Setelah dia meninggal, sang ayah memanjat tembok untuk menyelamatkan anaknya dari mulut buaya, yang masih memperebutkan tubuhnya.
Gadis itu meninggal setelah berkeliaran dari orang tuanya dan tampaknya naik ke kandang ini
Ibu gadis kecil yang patah hati itu digambarkan memegang tengkorak putrinya setelah penemuan mengerikan itu.
Sumber awal artikel ini diunggah Khmer Times, dikutip Daily Mail, dikutip Warta Kota, Sabtu (6/7/2019).
• Buntut Video Bau Ikan Asin Diakui Galih Ginanjar Membuatnya Capek karena Jalani Pemeriksaan 13 Jam
Orangtua Ram telah membangun pagar di sekitar lubang buaya, tetapi gadis kecil itu mampu memanjat melalui celah di penghalang.
Polisi telah meluncurkan investigasi ke dalam tragedi itu.
Mereka juga mengeluarkan peringatan kepada keluarga dengan peternakan buaya untuk selalu mengawasi anak-anak mereka, setiap saat.
Video mengejutkan itu, diambil oleh seorang saksi mata, tentang buaya yang memperebutkan jenazah Rom dan ayahnya yang memasuki kandang untuk mengambil tengkoraknya telah dibagikan di Facebook dan platform berbagi video.
Ada banyak peternakan buaya di Kamboja, terutama di provinsi Siem Reap, yang membiakkan buaya untuk menjual kulit mereka. (Antaranews)