Berita Internasional

CEO Huawei Ditangkap, Dubes China Tuding AS 'Pembuat Onar' dalam Hubungan Bilateral China-Kanada

China mulai melancarkan "serangan balik" ke Amerika Serikat, setelah dalam beberapa hari belakangan ini terkesan mendiamkan serangan AS.

ANTARA/REUTERS/Jennifer Gauthier/aa
Chief Financial Officer Huawei Meng Wanzhou mendapat pengawalan petugas keamanan saat meninggalkan ruang sidang hari kedua audiensi dirinya di Mahkamah Agung Vancouver, British Columbia, Kanada (21/1/2020). 

WARTAKOTALIVE.COM, OTTAWA- China mulai melancarkan "serangan balik" ke Amerika Serikat, setelah dalam beberapa hari belakangan ini terkesan mendiamkan serangan AS, terutama lewat Presiden Donald Trump.

Lewat Duta Besar China untuk Kanada, Kamis (11/6/2020), China menuding Amerika Serikat si 'pembuat onar' dalam hubungan bilateral China-Kanada.

Amerika Serikat memanfaatkan kasus eksekutif telekomunikasi China yang ditangkap 18 bulan lalu di Vancouver dengan surat penangkapan AS untuk membuat onar dalam bilateral China dan Kanada, kata Duta Besar China untuk Kanada, Kamis (11/6/2020).

"AS mengambil keuntungan dari Kanada, dan AS merupakan pembuat onar dalam hubungan China-Kanada," kata Dubes China untuk Ottawa, Cong Peiwu, kepada Reuters melalui telepon.

CEO Huawei Technologies Co, Meng Wanzhou, warga China sekaligus putri pendiri Huawei Ren Zhengfei, ditangkap dengan surat penangkapan penipuan bank oleh otoritas AS. Meng  mengaku dirinya tak bersalah.

 Kisah Wahati, Lahirkan Bayi Sendiri Saat Hujan Deras di Semak-semak Beratapkan Kardus

 Kisah Wahati Lahirkan di Semak-semak, Ini Alasan Sudin Sosial Jakbar Pisahkan Ibu dengan Bayinya

 Masyarakat Keluhkan Tagihan Melonjak, Jubir Presiden Bantah Ada Kenaikan Tarif Listrik

Ditanya apakah menurutnya peradilan Kanada independen, Cong merujuk pada komentar Presiden AS Donald Trump pada Desember 2018, yang katanya bahwa kasus Meng merupakan "insiden politik ketimbang kasus peradilan yang sederhana."

Trump mengatakan dirinya akan melakukan intervensi dengan Departemen Kehakiman AS dalam kasus Meng jika itu akan membantu mengamankan perjanjian dagang dengan Beijing.

"Kami yakin bahwa sebenarnya ini adalah insiden politik berat yang direncanakan AS untuk menjatuhkan perusahaan teknologi canggih China," kata dubes.

Cong tidak menyebutkan apakah China akan membalas keputusan Kanada bulan lalu, yang akan memperpanjang pertempuran hukum Meng untuk menghindari ekstradisi.

Tak lama setelah Meng ditangkap, Beijing menahan dua warga Kanada atas tuduhan keamanan nasional dan menghentikan impor benih kanola Kanada.

Saat disinggung soal kasus Meng, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menegaskan peradilan negara tersebut independen, seraya menyerukan pembebasan dua warga Kanada, yakni pengusaha Michael Spavor dan mantan diplomat Michael Kovrig.

Utusan China itu mengatakan dua warga Kanada yang ditahan "dalam kondisi sehat" namun kunjungan konsuler masih ditunda lantaran pembatasan COVID-19 dan "dapat dikunjungi kembali jika kondisinya membaik."

Pendapatan Huawei Hilang Rp 196 Triliun Akibat Ditinggal Google

Sebelumnya diberitakan, Huawei masuk daftar hitam pemerintah AS berujung Huawei ditinggal Google.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved