Para ahli mengatakan, butuh waktu bertahun-tahun untuk memahami bagaimana penyakit dapat merusak organ dan bagaimana obat-obatan, genetika, diet dan gaya hidup menjauhkan diri dari dampaknya.
"Ini adalah virus yang secara harfiah tidak ada pada manusia enam bulan lalu," kata Geoffrey Barnes, asisten profesor di University of Michigan.
"Kami harus cepat mempelajari bagaimana virus ini berdampak pada tubuh manusia dan mengidentifikasi cara untuk memperlakukannya secara harfiah dalam skala waktu minggu," sambungnya.
Dampak yang ditimbulkan
Pada awal-awal wabah, sebagian besar upaya difokuskan pada paru-paru.
Namun, banyak ilmuwan percaya bahwa banyak dari dampak buruk penyakit itu berasal dari dua penyebab yang saling terkait.
Pertama, kerusakan yang ditimbulkan oleh virus pada pembulu darah yang mengarah pada gumpalan cukup besar.
Kedua, respon berlebihan dari sistem kekebalan tubuh.
Seorang profesor kedokteran di Harvard Medical School Mandeep Mehra mengatakan, peradangan sel-sel endotel yang melapisi pembuluh darah dapat membantu menjelaskan mengapa virus corona berbahaya.
Hal itu berarti mengalahkan Covid-19 akan membutuhkan lebih dari terapi antivirus.
"Hipotesis kami adalah Covid-19 dimulai sebagai virus pernapasan dan membunuh sebagai virus kardiovaskular," kata dia.
Para spesialis ginjal juga memiliki pemikiran sejalan dengan itu.
Awalnya, mereka mengaitkan penyakit ginjal yang luas dan parah dengan kerusakan yang disebabkan oleh ventilator dan obat-obatan tertentu pada pasien perawatan intensif.
Kemudian mereka melihat kerusakan pada sel-sel ginjal penyaringan limbah pasien bahkan sebelum mereka membutuhkan perawatan intensif.
Proses penularan
Seperti virus corona lainnya, Covid-19 menginfiltrasi tubuh dengan menempel pada reseptor ACE2 yang ada pada beberapa sel.
Tetapi susunan paku yang menonjol dari virus ini agak berbeda dan memungkinkan virus untuk mengikat lebih erat.
Akibatnya, lebih sedikit partikel virus yang diperlukan untuk menginfeksi host.
Begitu berada di dalam sel, virus pun bereplikasi dan menyebabkan kekacauan.
Reseptor ACE2 yang membantu mengatur tekanan darah di paru-paru, ginjal, dan usus menjadi yang terpukul keras oleh patogen pada banyak pasien.
"Sel-sel itu hampir ada di mana-mana, jadi masuk akal bahwa virus akan menyebabkan kerusakan di seluruh tubuh," kata Mitchell Elkind, seorang profesor neurologi di College of Physicians and Surgeons, Columbia University.
Menurutnya, peradangan dapat memacu pembekuan ketika sel darah putih melawan infeksi.
Reaksi semacam itu telah terlihat pada infeksi parah, seperti sepsis.
"Virus ini dapat menyerang banyak bagian tubuh yang berbeda, dan kami tidak mengerti mengapa hal itu menyebabkan beberapa masalah bagi sebagian orang," kata Elkind. (VIN/Wartakotalive.com/Kompas.com)