Satu sha menurut Mazhab Hanafi setara dengan delapan ritl Iraq. Satu ritl Iraq setara dengan berat 130 dirham.
Dalam ukuran gram, satu sha setara dengan 3.800 gram (3,8 kg). Sementara satu sha menurut Mazhab Hanbali setara dengan 2.751 gram (2,75 kg).
Adapun menurut Mazhab Syafi‘i, satu sha setara 685 5/7 dirham atau lima 1/3 ritl Baghdad. Mazhab Maliki memiliki pandangan yang sama dengan Mazhab Syafi‘i, satu sha setara 685 5/7 dirham atau lima 1/3 ritl Baghdad.
Ad-Daruquthni meriwayatkan hadits dari Imam Malik bin Anas bahwa sha yang digunakan Nabi Muhammad SAW berukuran lima 1/3 ritl Iraq, (Lihat Syekh Wahbah Az-Zuhayli, Al-Fiqhul Islami wa Adillatuh, [Beirut, Darul Fikr: 1985 M/1405 H], cetakan kedua, juz II, halaman 911).
Jika dikonversi ke dalam satuan berat, maka ukuran sha:
1.Mazhab Syafi‘i setara dengan 2751 gram (2,75 kg).
2. Mazhab Hanafi setara dengan: 1. 3,8 kg
3. Mazhab Maliki setara 2,75 kg.
3. Mazhab Hanbali setara 2,75 kg .
Konversi ukuran dari satuan takaran ke ukuran berat ini melahirkan perbedaan pandangan ulama perihal besaran zakat fitrah berupa makanan pokok.
Sedangkan konversi zakat fitrah dari berat makanan pokok ke dalam bentuk uang dalam Mazhab Hanafi juga melahirkan perbedaan besaran sesuai dengan makanan pokok yang ditimbang.
Kurma, kismis, gandum, atau beras dengan berat yang sama tentu menghasilkan besaran yang berbeda bila dinominalkan dalam bentuk rupiah.
Sedangkan masyarakat Indonesia biasanya membayarkan zakat fitrah sebesar 2,5 kg atau 3,5 liter beras.
Meski demikian, semua pendapat ini merupakan turunan dari kata “sha” yang disebutkan di dalam hadits di awal tulisan
Sumber: nu.or.id