Virus Corona

WHO Ingatkan Semua Negara untuk Tidak Pakai Obat yang Belum Terbukti Sembuhkan Covid-19

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menghadiri konferensi pers tentang COVID-19 di kantor pusat WHO di Jenewa, Rabu (11/3/2020). Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan, wabah virus corona dikategorikan sebagai pandemi.

"Chloroquine Phospate itu bahannya impor. Apalagi sekarang dengan kondisi lockdown beberapa Negara, membuat sulit bahan bakunya," tuturnya.

Dipilihnya pil kina yang mengandung Quinine Sulfate sebagai obat pengganti Chloroquine Phospate menurut Keri merupakan bentuk dari re-purposing drugs.

• Jokowi Beri Insentif Tenaga Medis di Daerah Tanggap Darurat COVID-19 Mulai Rp 5-15 Juta

Meski demikian, Keri mengatakan, penelitian pil kina sebagai pengganti Chloroquine Phospate harus dilakukan lebih lanjut dan sesegera mungkin dengan dukungan penuh dari pemerintah pusat serta daerah.

Dosis yang tepat untuk pengobatan korona sedang dikaji para dokter ahli farmakologi Jika nantinya Kina direkomendasikan untuk menjadi pilihan obat yang berpotensi untuk pengendalian penyakit corona, menurut Keri Indonesia tidak perlu khawatir lantaran Quinine Sulfate bukan barang baru di Indonesia.

Profil obat yang meliputi aktivitas dan keamanan obatnya sudah diketahui sejak digunakan untuk kebutuhan medis 70 tahun silam.

"Untuk memerangi Covid-19 ini semua harus duduk bareng dan kolaborasi. Kita harus membuat semacam landasan berfikir untuk merekomendasikan obat mana yang paling berpotensi untuk mengatasi Covid-19. Lebih baik menggunakan senyawa yang sudah kita tahu ketimbang menunggu obat baru," imbuhnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jokowi: Chloroquine Bukan Obat Utama, tetapi Sukses Tekan Covid-19 di Beberapa Negara "

Berita Terkini