Virus Corona

WHO Ingatkan Semua Negara untuk Tidak Pakai Obat yang Belum Terbukti Sembuhkan Covid-19

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menghadiri konferensi pers tentang COVID-19 di kantor pusat WHO di Jenewa, Rabu (11/3/2020). Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan, wabah virus corona dikategorikan sebagai pandemi.

"Apa yang sebenarnya muncul adalah persepsi bahwa penyakit ini, walaupun tidak berakibat fatal dan tidak menyebabkan penyakit kritis pada kelompok usia yang lebih muda, menyebabkan penyakit parah pada banyak orang," kata Ryan.

Klorokuin Obat Keras untuk Mengobati, Bukan Mencegah Virus Corona, Jangan Borong Tanpa Resep Dokter!

Setiap infeksi Covid-19 menghadirkan peluang untuk penyebaran selanjutnya, kata Dr. Maria van Kerkhove.

"Jadi, bahkan dalam populasi orang muda, jika memiliki penyakit ringan dan Anda pikir itu bukan masalah besar, itu salah, " ujar Kerkhove.

Meski penyakitnya ringan justru dapat menularkan kepada orang lain yang mungkin menjadi bagian dari populasi yang rentan  dan bisa semakin parah serta menimbulkan kematian.

Data menunjukkan bahwa mayoritas anak-anak yang terinfeksi covid-19 mengalami penyakit ringan.

“Tapi kami punya laporan, dan ada beberapa publikasi sekarang yang menggambarkan penyakit parah pada anak-anak. Kami memiliki laporan kematian pada anak-anak. Ada satu di China, dan saya percaya satu di Amerika Serikat juga," kata Kerkhove.

Pemerintah Indonesia pesan obat Chloroquine

Presiden Joko Widodo mengatakan, Chloroquine bukan obat utama untuk mengobati pasien Covid-19.

Ia menyadari bahwa belum ada obat atau antivirus bagi Covid-19.

Namun, Jokowi mengatakan, chloroquine sukses menekan laju pertumbuhan virus corona di beberapa negara. 

"Saya sampaikan bahwa chloroquine bukan obat first line, tetapi obat second line. Karena memang obat Covid-19 ini belum ada dan juga belum ada antivirusnya," ujar Jokowi di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020).

"Tetapi, dari pengalaman beberapa negara, chloroquine ini sudah digunakan dan banyak pasien Covid-19 sembuh dan membaik kondisinya," lanjut Presiden.

• Resmi, Jokowi Katakan Sore Ini Rumah Sakit Darurat COVID-19 Siap Dipakai, Tampung 3.000 Pasien

• Miris Penumpang Commuterline Berjubel Tanpa Ada Jarak Pagi ini, Bagaimana Mau Social Distancing?

Ia pun mengingatkan masyarakat bahwa chloroquine bukan obat bebas yang bisa dibeli di apotek tanpa resep dokter.

Ia mengatakan, obat tersebut hanya bisa dikonsumsi dengan resep dokter. Oleh sebab itu, pemberian obat tersebut hanya akan dilakukan oleh dokter yang merawat pasien Covid-19.

"Obat ini bukan obat bebas, jadi penggunaannya harus lewat resep dokter. Pemerintah telah memiliki stok chloroquine 3 juta," kata Jokowi.

"Jadi untuk pasien Covid-19 yang ada di rumah sakit, jika dianggap dokter yang merawatnya chloroquine cocok, pasti akan diberikan," lanjut dia.

Halaman
1234

Berita Terkini