Komisi X DPR RI berencana memanggil PT Jakarta Propertindo (Jakpro) untuk mengklarifikasi proyek revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM).
Pemanggilan ini setelah para seniman peduli TIM mengelar rapat dengan Komisi X DPR RI di Senayan (17/2) lalu.
Atas hal ini, Direktur Utama Jakpro, Dwi Wahyu Daryoto siap untuk berdialog dengan Komisi X DPR RI.
"Tentu harus siap lah, kalo di panggil pasti kita akan datang," kata Dwi Wahyu saat di temui, Rabu (19/2/2020).
Sementara itu, Direktur Operasional Jakarta Propertindo (Jakpro), Muhammad Taufiqurrachman menyatakan, pihaknya siap jika diundang untuk berdialog bertemu dengan komisi X DPR RI.
• HANYA Beberapa Menit Sebelum Ashraf Sinclair Meninggal Dunia, BCL Posting Lagu Soulmate di Ig Storie
• Usai Viral Gendong Pria Terserang Jantung Bripka Sigit Dipanggil Kapolres, Ada Apa?
• Dalam Sidang, Rey Utami Sebut Barbie Kumalasari Suruh Galih Bicara Soal Ikan Asin
"Ya insya Allah kami siap tidak masalah itu, kita akan jelaskan," katanya.
Sebelumnya seniman #savetim mendatangi Komisi X DPR RI dimana pertemuan itu untuk mengelar Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) membahas proyek revitalisasi TIM.
Adapun para seniman menolak Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 63 Tahun 2019, yang memberi kewenangan kepada BUMD Pemprov. DKI Jakarta, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) untuk mengelola TIM.
Direktur Utama Jakpro Bilang Balapan Formula E Mahal Jika...
Direktur Utama PT Jakarta Propertindo Dwi Wahyu Daryoto, merasa perlu meluruskan informasi soal tudingan biaya mahal penyelenggaraan Formula E 2020 di ibu kota.
Mengutip pernyataan Gubernur DKI Anies Baswedan, Dwi mengatakan biaya event bisa dikatakan mahal kalau pembandingnya adalah event yang tak memakan biaya sepeser pun.
"Ini menurut saya harus diklarifikasi, selalu digembar-gemborkan mahal."
• Jakpro Sebut Formula E di Monas Mendukung Perpres yang Diteken Jokowi
"Dari segi biaya, mahal kalau dibandingkan dengan yang tidak ada biaya," kata Dwi dalam diskusi di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Sabtu (15/2/2020).
Apalagi, gelontoran dana yang mencapai Rp 1,6 triliun tersebut 2/3 nya akan digunakan di dalam negeri.
Maknanya, gelontoran dana itu sama saja memberdayakan usaha-usaha yang ada di Indonesia.
• WNI di Wuhan Sempat Berebut Makanan dengan Warga Setempat, Saat Imlek Malah Jadi Kota Mati