Sudah Mulai Beralih ke Platform Digital, Televisi Sudah Berada di Titik Jenuh?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi.

WARTA KOTA, PALMERAH--- Maya Watono, Country CEO Dentsu Aegis Network Indonesia, memberikan pandangannya mengenai modernisasi dan digitalisasi yang mengubah cara berpikir masyarakat.

Maya berkata bahwa digitalisasi membuat informasi bergerak cepat dan tren berumur pendek karena kehadiran platform seperti media sosial.

Kultur tersebut akhirnya mempengaruhi perusahaan atau brand untuk mengikuti dinamika publik atau target pasar.

"Duhulu, brand berkompetisi dengan brand lain. Sekarang tidak lagi. Mereka bersaing dengan perubahan kultur. Sekalinya brand kehilangan momentum untuk mengikuti tren terbaru, artinya mereka tidak bisa mengikuti kemauan pasar," kata Maya beberapa waktu lalu.

Bisnis Properti dengan Harga Dibawah Rp 1 Miliar Masih Bisa Bertahan dan Menarik

Maya menarik contoh adanya brand kopi kemasan, yang saat ini kini tidak lagi bersaing dengan brand sejenis, tapi kultur baru masyarakat untuk minum kopi rasa kafe.

Bertebarannya kopi rasa kafe karya para UKM dengan pemanis gula aren membuat pemain kopi kemasan berpikir keras.

Walau diplot jauh lebih mahal, pasar menerima kopi gula aren karena berbeda dan menjadi tren kultur di media sosial alias platform digital.

Jack Ma: Tidak Akan Pernah Dapat Pekerjaan di Alibaba Sekarang, Berikut Penjelasannya

Menurut Maya, perubahan digital itu di Indonesia sangat kentara dalam dua sampai tiga tahun terakhir.

Setidaknya jika dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia.

"Televisi juga sudah dianggap mencapai titik jenuh dan publik, terutama generasi milenial, beralih ke platform digital dalam smartphone mereka," kata Maya.

Tidak heran karena dari populasi sekitar 260 juta jiwa, pengguna perangkat pintar di Indonesia sudah mencapai 355 juta.

Plus pengguna internet mencapai 150 juta, yang pertumbuhannya tiga kali lebih cepat dari rata-rata pertumbuhan global.

Ketika Pedagang Tas KW Ditangkap, Bermula Seorang Ibu Belanja di Pasar

Akibat digitalisasi cepat itu, sekitar dua pertiga komunikasi brand didorong karena keinginan konsumen.

Padahal 10 tahun lalu dua pertiga komunikasi didorong oleh brand sendiri. Konsumen terima jadi apa yang ditawarkan brand.

"Sekarang sebaliknya. Itu karena konsumen pegang kendali lewat smartphone. Apa-apa tinggal search, cari inspirasi di Instagram, sampai mau beli produk lihat review online dulu," katanya.

Transaksi QR Code Berbasis CPM Diuji Coba oleh Bank Indonesia

Berita ini sudah diunggah di Kontan dengan judul Televisi sudah mencapai titik jenuh, milenial mulai beralih ke platform digital

Berita Terkini