Rusuh Papua

Ustadz Abdul Somad Bangkitkan Solidaritas Warga Keturunan Minang Bugis Jawa di Wamena yang Berduka

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ustadz Abdul Somad memberikan simpati dan solidaritas untuk kalangan warga keturunan Minang, Bugis, dan Jawa yang menjadi korban terorisme kalangan OPM di Wamena.

Orang Maninjau yang dimaksud adalah Buya Hamka.

Sejak kecil, kata Ustadz Abdul Somad, orang Minang tinggal di surau.

"Karena itu, tidak ada orang Minang yang tidak pandai mengaji, tidak ada orang Minang yang tidak pandai bersilat."

Menurut Ustadz Abdul Somad, sejumlah kelebihan orang Minang itu telah membuat penjajah Belanda lari terbirit-birit.

"Karena itu, ini akan semakin memperkuat persatuan dan persaudaraan orang Minang."

Selain itu, warga yang berasal dari Bugis juga mendapatkan sapaan dari Ustadz Abdul Somad.

"Apa kareba?" katanya.

Menurut Ustadz Abdul Somad, orang Bugis diperlakukan tidak adil oleh Belanda dan dibuang ke Afrika seperti dialami oleh Yusuf Al Makassari, yang termasyhur sebagai ulama di sana.

Bahkan, kata Ustadz Abdul Somad, Islam juga diperkenalkan di Afrika Selatan, sehingga membuat Nelson Mandela terkagum-kagum.

"Dicampakkan di Sri Lanka, Islam berkembang di Sri Lanka, dibuang ke Afrika Selatan, Islam tumbuh di sana."

"Saudaraku yang ada di perantauan, orang Jawa, piye kabare, sulit memang susah, tapi di mana pun Nusantara ini, semua bisa, bangkitlah saudara-saudaraku," katanya.

Sejumlah orang Papua juga tidak segan memberikan pertolongan kepada masyarakat yang ditimpa kesusahan dengan terorisme yang dilakukan sejumlah orang OPM.

Kemarahan pun disampaikan sejumlah kalangan termasuk disampaikan oleh Indra J Piliang dan sejumlah tokoh lainnya.

Apa yang dialami masyarakat di sana tidak boleh dibiarkan terjadi.

Suara-suara keprihatinan terhadap tindakan terorisme yang dilakukan oleh OPM dan simpatisan mereka telah mengakibatkan banyak warga dibakar hidup-hidup.

Halaman
1234

Berita Terkini