Fokus kepada anak-anak dan keluarga, SOS Children’s Villages terlibat dalam emergency response saat terjadi bencana alam.
Pada 1992 saat tsunami di Flores yang mengakibatkan ratusan anak kehilangan keluarga dan berisiko terlantar, SOS Children’s Villages mendirikan desa anak kelima di Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Gempa bumi Yogyakarta tahun 2006 menjadi awal berkibarnya aksi kemanusiaan SOS Children’s Villages di Yogyakarta, melalui program Family Strengthening.
• Amien Rais Minta Pemindahan Ibu Kota Dibatalkan, Lalu Sebut Pemerintah Menunggu Studi Beijing
Sederet bencana seperti tsunami Aceh tahun 2004, gempa Padang 2009, gempa Pengalengan 2009, gunung meletus di Yogyakarta tahun 2010, hingga bencana Thypoon di Filipina 2013.
Lalu, bencana banjir bandang 2015, dan gempa bumi Palu 2018, SOS Children’s Villages konsisten memberikan perlindungan bagi anak dan keluarga terdampak bencana, lewat berbagai program berkelanjutan.
Dengan tagline “A Loving Home For Every Child”, SOS Children’s Villages memastikan setiap anak mendapatkan perlindungan, pengasuhan, dan keluarga yang penuh kasih sayang.
• Suami Pasang Status WhatsApp Sedang Berada di Tol Cipularang, Istri Kalang Kabut Cari Informasi
Agar, anak-anak merasa aman, dihargai, dan dicintai.
Berkat bantuan dan dukungan dari ribuan orang baik, kata Gregor Hadi Nitihardjo, kita bisa bersama-sama memberikan tempat tinggal yang baik untuk ribuan anak.
"Tetaplah berjalan di samping kami, hari ini kita dukung anak Indonesia menjadi generasi emas Indonesia," ucap Gregor Hadi Nitihardjo. (*)