Histori

TERBUKTI Danjen Kopassus Witarmin Sukses Tumpas PKI di Blitar sampai Warga Kenang Bikin Patungnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sosok Danjen Kopassus Witarmin yang Sukses Tumpas PKI di Blitar

Witarmin sempat menjabat sebagai kapten Pembela Tanah Air (PETA) pada 1942.

Riwayat Pendidikan

- SMA Gajah Madha Kertosono
- Peta (1942)

Riwayat Jabatan

- Komandan Brigif Linud 18/Trisula (1966-1969)
- Komandan RPKAD (1970-1975)
- Pangdam VIII/Brawijaya (1975-1981)

Tokoh lain yang tak kalah berperan dalam penumpasan G30S/PKI adalah Letjen (Purn) Sarwo Edhie Wibowo, yang merupakan ayah Ani Yudhoyono

Gerakan 30 September atau G30S/PKI terjadi saat Sarwo Edhie menjadi Komandan RPKAD

Pada pagi hari tanggal 1 Oktober 1965, enam jenderal, termasuk Ahmad Yani diculik dari rumah mereka dan dibawa ke Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.

Letjen (Purn) Sarwo Edhie Wibowo Ayah Ani Yudhoyono (kopassus.mil.id)

Hari itu dimulai seperti biasanya bagi Sarwo Edhie dan pasukan RPKAD yang sedang menghabiskan pagi mereka di markas RPKAD di Cijantung, Jakarta.

Kemudian Kolonel Herman Sarens Sudiro tiba. Sudiro mengumumkan bahwa ia membawa pesan dari markas Kostrad dan menginformasikan kepada Sarwo Edhie tentang situasi di Jakarta.

Sarwo Edhie juga diberitahu oleh Sudiro bahwa Mayor Jenderal Soeharto yang menjabat sebagai Panglima Kostrad diasumsikan akan menjadi pimpinan Angkatan Darat.

Setelah memberikan banyak pemikirannya, Sarwo Edhie mengirim Sudiro kembali dengan pesan bahwa ia akan berpihak dengan Soeharto.

Setelah Sudiro pergi, Sarwo Edhie dikunjungi oleh Brigjen Sabur, Komandan Cakrabirawa. S

abur meminta Sarwo Edhie untuk bergabung dengan Gerakan G30S/PKI.

Sarwo Edhie mengatakan kepada Sabur dengan datar bahwa ia akan memihak Soeharto.

Halaman
123

Berita Terkini