Menurut Wachyuni, kendala yang dihadapi para peserta pelatihan adalah mereka kesulitan dalam mempersiapkan persyaratan perizinan.
Padahal, perizinan menjadi bagian penting dalam membuka usaha termasuk untuk mengajukan bantuan permodalan dari pihak bank.
Wachyuni tidak merinci lebih dalam sebab ribuan orang itu tak mengimplementasikan ilmunya ke usaha real.
Ia bilang, pihaknya telah melakukan pendampingan agar peserta pelatihan mampu menjalankan tahapan sukses 7P.
"Kita punya pendamping per kecamatan dua orang," ujar Wachyuni.
Akan dievaluasi
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan, Mukhlisin mengungkapkan, pihaknya akan turut melakukan evaluasi atas belum maksimalnya pertumbuhan wirausaha dari hasil pelatihan yang dilakukan sejumlah SKPD di lingkungan kerja Pemkot Jaksel.
"Tentu nanti akan ada evaluasi. Kita datang ke lapangan mencari tahu apa masalah-masalahnya, kenapa sampai tidak berlanjut usahanya," ujarnya.
Mukhlisin menuturkan, pihaknya memahami kesulitan yang dihadapi calon wirausahawan ketika hendak membuka usaha baru. Juga, pelaku usaha yang ingin naik kelas, yang sering mengalami pasang-surut karena sejumlah hal.
"Sebab, membuka usaha kan tidak mudah. Ada pasang surut. Kadang rugi. Jadi memang butuh pendampingan. Tapi yang pasti akan dilakukan evaluasi baik dari pemkot yang menjembatani maupun evaluasi dari dinas masing-masing," kata Mukhlisin.