Pilpres 2019

Prabowo: Yang Mirip Orang Indonesia Kita Rekrut, yang Penting Merah Putih Berkibar di Piala Dunia

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto saat berkunjung ke Surabaya, Selasa (19/2/2019).

CALON presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto merasa prihatin dengan kondisi persepakbolaan Indonesia.

Menurutnya, Indonesia hanya menduduki peringkat 160 dari 211 negara.

Tepatnya, berdasarkan rangking FIFA terbaru pada 7 Februari 2019, Indonesia berada di peringkat ke-159 dari total 211 negara.

Petani Lampung Pamerkan Tangan yang Kapalan, Jokowi: Kita Sama-sama Tukang

"Indonesia berada di bawah Vietnam, Filipina, Thailand. Masih agak di atas Malaysia dan Singapura," ujar Prabowo Subianto dalam Pidato Kebangsaan di Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UNKRI), Jumat, (8/3/2019).

Oleh karena itu, bila terpilih menjadi Presiden, Prabowo Subianto berjanji membawa Timnas Indonesia berlaga di Piala Dunia. Ia akan memantau langsung latihan Tim Garuda Indonesia.

"Kalau perlu saya akan tungguin mereka latihan. Masa 267 juta rakyat kita enggak punya 30 pemain sepak bola hebat?" Tuturnya.

Bukan Cuma Pengguna, Zul Zivilia Ditangkap Saat Sedang Timbang dan Bikin Paket Sabu

Untuk menemukan pemain-pemain andal tersebut, Prabowo Subianto mengaku akan mencari ke pelosok wilayah di Indonesia.‎

Ia yakin, dari ratusan juta penduduk Indonesia, ada pemain-pemain sepak bola bagus yang bisa membawa Indonesia berlaga di Piala Dunia.

"Kalau perlu kita cari pemain hebat yang keturunan Indonesia, yang ada di mana-mana kan banyak. Yang mirip orang Indonesia kita rekrut, yang penting Merah Putih berkibar di Piala Dunia," tegasnya.

Jokowi: Kalau Enggak Punya Salah Tahu-tahu Masuk Sel, Ngomong ke Saya, Saya Urus!

Tak Pernah Tonton Piala Dunia

Sebelumnya, saat masyarakat dunia pesta turnamen sepak bola Piala Dunia 2018 di Rusia, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto malah merasakan hal sebaliknya.

Prabowo Subianto mengaku tak pernah tertarik menonton Piala Dunia, karena tidak ada Indonesia sebagai peserta ajang empat tahunan pesta sepak bola sejagat tersebut.

"Paling sedih saya, peringkat sepak bola Juni 2018, saudara-saudara, Indonesia peringkat 164 dunia, di bawah Belize. Negara kecil Islandia masuk Piala Dunia," kata Prabowo Subianto di rumah dinas Ketua MPR, Jalan Widya Chandra IV No 16, Jakarta Selatan, Senin (25/6/2018).

Jokowi: Tahun 2024 Lampung-Aceh akan Tersambung

"Saya termasuk yang tidak pernah menonton Piala Dunia karena saya sedih Indonesia enggak ada, itu saja," ujar Prabowo Subianto.

Selain mengkritik peringkat sepak bola Indonesia, Prabowo Subianto juga kembali mengungkit data-data perbandingan Indonesia dengan negara lain soal banyak hal, salah satunya pendapatan per kapita Indonesia. Prabowo Subianto merujuk pada data Bank Dunia.

"Apakah pantas dari PDB nominal per kapita rata-rata, pantas enggak? Rata-rata kita di dunia ini urutan 152. Kita di bawah Armenia. Padahal kita negara keempat terbesar di dunia yang memiliki sumber daya alam yang dibutuhkan oleh negara maju," paparnya. 

Cuti Bersyarat Tidak Dibatalkan, Pemred Obor Rakyat Cuma Dikunjungi Pembimbing Kemasyarakatan

Jadi Kuli Saja Kalah

Prabowo Subianto juga sempat memberikan pandangan mengenai nasionalisme, dalam Conference on Indonesian Foreign Policy yang digelar di The Kasablanka, Jakarta Selatan, Sabtu (21/10/2017).

Dalam pandangannya itu, Prabowo Subianto menilai saat ini Indonesia tengah menuju kekalahan demi kekalahan. Bahkan, kata Prabowo Subianto, sebagai pekerja saja Indonesia kalah saing dari negara lain.

“Jadi kuli saja akan kalah. Enggak usah jadi insinyur, jadi kuli saja kalah,” ujar Prabowo Subianto.

Akui Tak Mudah Berantas KKSB di Nduga Papua, Jokowi: Medannya Betul-betul Sangat Berat

Prabowo Subianto juga menyinggung sepak bola Indonesia yang sering mengalami kekalahan demi kekalahan dengan tim nasional negara lain.

“Kita sebetulnya menuju pada bangsa kalahan. Kalau bangsa kita kurang protein, pantas sepak bola kita kalah terus dari negara manapun,” kata Prabowo Subianto.

“Saya mau tanya, bidang apa saja yang tidak kalah? Hampir. Di SEA Games, negara terbesar di Asia Tenggara, kita enggak tahu kita di urutan berapa, nomor 5 atau 6? Kita kalah dengan Singapura dengan penduduk 5 juta, sebesar Bogor,” tutur Prabowo Subianto.

Maruf Amin: HTI Bukan Ditolak, tapi Tertolak

Prabowo Subianto mengatakan, persoalan kekalahan demi kekalahan itu lantaran masih banyak generasi muda Indonesia yang kekurangan gizi, bahkan kelaparan.

“Negara kita yang 72 tahun merdeka, di ibu kota, tidak jauh dari tempat kita berkumpul di tempat yang megah ini, sepertiga anak-anak DKI berada di dalam keadaan kurang gizi. Atau sebetulnya artinya kelaparan,” papar Prabowo Subianto.

“Pantaskah kita bertanya, berhasilkah negara Indonesia memberikan kesejahteraan? Kalau kita lihat di NTT, 2 dari 3 anak, dua per tiga anak-anak di NTT kelaparan setiap hari. Kurang gizi, artinya kurang protein. Artinya apa? Di bawah 5 tahun perkembangan sel otak, otot, dan sel tulang akan berkurang,” beber Prabowo Subianto.

Politikus PDIP Jelaskan Alasan Andi Arief Bukan Korban Penyalahgunaan Narkoba

Secara keseluruhan, Prabowo Subianto menilai nasionalisme harus dilihat dari bagaimana pemerintah menjamin keamanan dan kebutuhan rakyatnya.

Ia meminta masyarakat menilai sendiri apa yang telah dilakukan oleh pemerintah saat ini, apakah dapat menjamin keamanan dan kesejahteraan atau tidak.

"Kita harus mengerti tujuan bernegara itu apa. Kita harus sepakat tujuan seluruh pemerintah di dunia itu bernegara mencari keamanan dan kesejahteraan bersama. Kalau negara tidak bisa memberi keamanan dan kesejahteraan, sesungguhnya harus kita akui negara itu tidak berhasil alias gagal," tegas Prabowo Subianto. (Taufik Ismail)

Berita Terkini