WARTA KOTA, CILEUNGSI - Kemegahan gedung Graha Garuda Tiara Indonesia (GGTI) kini tinggal kenangan. Setelah dirobohkan akhir 2013, tempat itu menjadi lahan kosong.
Lebih parah lagi, setelah gedung diruntuhkan, terjadi pengerukan tanah besar-besaran oleh oknum-oknum yang ingin mengambil keuntungan.
Kini lahan seluas sekitar 44 hektar itu tampak seperti sirkuit motorcross. Hanya sedikit bangunan yang tersisa, yakni berupa tiang-tiang pancang di bagian tengah tanah kosong.
Baca Juga: Warisan Cendana Jadi Galian Ilegal
Ilalang tumbuh subur di sudut-sudut lahan tersebut. Sementara, sebuah telaga kecil berada di sisi utara lahan. Pada sore hari, anak-anak sering berenang di telaga itu.
Tapi siapa sangka lahan itu sebenarnya menyimpan misteri yang menakutkan bagi warga sekitar. Beberapa warga sekitar menyebut tempat itu angker sejak sebelum dibangun “garuda raksasa”.
“Dulunya lahan perkebunan karet. Memang dikenal angker oleh masyarakat sekitar. Dulu, permukiman warga masih jarang. Seingat saya ada jalan di tengah perkebunan karet itu yang menghubungkan jalan besar ke beberapa kampung di areal perkebunan,” ucap Marwan (52), warga Cileungsi kepada Warta Kota belum lama ini.
Suara aneh
Marwan mengaku belum pernah mengalami kejadian mistis di bekas perkebunan karet itu.
Tapi, dari berbagai cerita warga, dulu banyak orang yang menemukan hal-hal tidak wajar ketika melintas di hutan karet tersebut.
“Seperti ada suara-suara aneh atau bahkan ada penampakan-penampakan makhluk gaib,” jelasnya.
Keyakinan Marwan tentang keangkeran tempat itu semakin kuat setelah seorang rekannya dari Kebumen, Jawa Tengah, berkunjung ke kediamannya sekitar tahun 1995.
Di saat bersamaan, pembangunan gedung Graha Garuda sedang berjalan.
“Waktu melintas di jalan dia nanya ada pembangunan apa. Saya bilang tempat itu mau dibangun gedung olahraga karena saya dulu tahunya memang mau dibuat semacam itu," kata Marwan.
Terus dia bilang, lahan itu banyak penunggunya, angker.
"Bahkan dia memprediksi dulunya pembangunan gedung itu memakan tumbal jika tidak dilakukan ritual khusus,” kisah Marwan.
Kenapa tempat itu dulunya tempat itu keangkerannya begitu ditakuti warga?
Menurut Marwan, selain karena masih sepi dan berupa hutan, tersiar kabar bahwa perkebunan karet itu digunakan sebagai tempat pembuangan mayat korban penembakan misterius (petrus) pada 1980-an.