Demonstrasi

Giliran Polisi Dipukul Mundur Massa di Kolong Slipi Palmerah Jakbar, Pendemo Bakar Tenda Pospol

Riski menerangkan, massa aksi masih melakukan pembakaran di sekitar pos polisi Palmerah, Jakarta Barat.

Penulis: Miftahul Munir | Editor: Feryanto Hadi
WARTA KOTA/MIFTAHUL MUNIR
DEMO - Massa dan pengendara sepeda motor masih bertahan di sekitar Slipi Palmerah, Jakarta Barat, Senin (25/8/2025). (WARTA KOTA/MIFTAHUL MUNIR) 

 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Miftahul Munir


WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH - Massa aksi unjuk rasa menguasai kawasan kolong tol Slipi-Palmerah, Jakarta Barat dan sempat bentrok dengan aparat kepolisin, Senin (25/8/2025).

Riski warga Palmerah mengatakan, massa aksi masih banyak di sekitar Slipi, Jakarta Barat. Namun aparat kepolisian sudah mundur ke arah Tomang, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

"Masih ramai massa di sana, kalau mau ke sana bisa bang sepeda motor lewat," katanya, Senin.

Riski menerangkan, massa aksi masih melakukan pembakaran di sekitar pos polisi Palmerah, Jakarta Barat.

Ia pun berjaga di sekitar gang dekat Pom Bensin Shell agar massa aksi tidak masuk ke pemukimannya.

Kemudian, kata Riski, lalu lintas di kawasan Palmerah mengalami kemacetan parah akibat demo yang tak kunjung usai.

Baca juga: Massa Manfaatkan Momen Hujan Deras untuk Kembali Datangi Gedung DPR RI, Jalan Tol Lumpuh

"Tadi mau jalan naik sepeda motor macet parah enggak gerak sama sekali," tegasnya.

Sebelumnya, Massa aksi demo di Gedung DPR RI kini telah memadati kolong tol Slipi, Palmerah, Jakarta Barat, Senin (25/8/2025) sekira pukul 18.10 WIB.

Para pendemo membawa bambu untuk memberikan perlawanan kepada aparat kepolisian yang berjaga di lokasi tersebut.

Lemparan batu dan botol mineral melayang di atas kepala aparat kepolisian secara terus menerus.

Meski hujan deras, tapi semangat para pendemo untuk melawan aparat kepolisian masih membara.

Aksi demo yang berujung ricuh ini diduga sudah disusupi oleh kelompok anarko sejak siang tadi.

Warga bernama Ovik mengatakan, situasi tak kondusif di sana sudah terjadi sejak pukul 16.00 WIB. Massa yang datang dari arah DPR RI melakukan penyerangan terhadap aparat kepolisian. 

Sempat ricuh

Suasana demonstrasi di sekitar Gedung DPR/MRI RI berujung ricuh.

Aksi demonstrasi yang dilakukan sejak Senin (25/8/2025) siang, memanas.

Massa bersitegang dengan petugas gabungan yang mengamankan demonstrasi.

Pada Senin sore, petugas gabungan memukul mundur demonstrans ke beberapa titik.

Lemparan batu dari demonstrans dibalas dengan tembakan air mata oleh polisi

Sejumlah demonstrans dilaporkan terluka akibat bentrok.

Belasan di antaranya ditangkap.

Berikut enam fakta yang terjadi pada demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR RI:

1. Jurnalis Jadi Korban

 Seorang jurnalis foto dari LKBN Antara, Bayu Pratama Syahputra, mengalami tindak kekerasan fisik yang diduga dilakukan oleh oknum aparat kepolisian saat ia tengah menjalankan tugas peliputan. 

Bayu menjelaskan kronologi peristiwa tersebut. Ia datang ke lokasi sekitar pukul 13.00 WIB untuk menjalankan tugas peliputan dan melihat situasi massa yang mulai ricuh. 

Dengan pertimbangan keamanan, Bayu memilih berdiri di barisan belakang polisi agar dapat mengambil gambar lebih aman. 

Namun, situasi berbalik saat ia menyaksikan adanya tindakan kekerasan dari aparat terhadap massa. 

“Saya ke barisan polisi supaya lebih aman, ya sudah saya mau motret-motret ternyata pas itu ada oknum mukulin masyarakat, saya juga langsung dipukul tiba-tiba,” ujar Bayu,

Bayu menduga pemukulan yang dialaminya terjadi karena dirinya memotret salah satu oknum yang tengah menganiaya massa pendemo.

 Ia mengaku menerima pukulan di kepala dan tangan, tepat di bawah jembatan penyeberangan orang (JPO) di depan gedung DPR.

Untuk melindungi diri, Bayu menutupi kepalanya dengan kamera. Namun, akibatnya beberapa kameranya mengalami kerusakan dan ia mengalami luka memar. 

2. Motor Dibakar

Sepeda motor dibakar saat demo 25 Agustus 2025 di depan Gerbang Pancasila DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat. 

Dikutip dari Kompas.com, pukul 14.50 WIB motor yang terbakar sudah dalam kondisi hangus. 

Seluruh bodi habis dilalap api, menyisakan rangka besi berwarna hitam pekat.

Bau menyengat sisa kebakaran masih tercium kuat di sekitar lokasi. 

Selain motor yang hangus, terlihat pula sisa-sisa kertas putih yang ikut terbakar berserakan di jalan. 

Aspal di sekitar titik kebakaran juga dipenuhi bekas arang dan serpihan plastik yang meleleh. 

“Pas apinya besar banget, massa malah teriak-teriak. Habis padam, tinggal rangka doang,” kata Sani (21) peserta aksi yang berada di sekitar lokasi kepada Kompas.com, Senin. 

3. Pelajar Lompati Pagar Rel

Sejumlah massa dari pelajar melompati pagar rel kereta di Jalan Palmerah Timur, Jakarta Barat saat polisi menembak gas air mata untuk membubarkan demo 25 Agustus. 

Berdasarkan pemantauan Kompas.com di lokasi, para pelajar yang dibubarkan dari area Gerbang Pancasila DPR RI di Jalan Gelora terpecah menjadi dua kelompok di persimpangan Jalan Palmerah Timur. 

Satu kelompok berlari ke arah Stasiun Palmerah menuju Jalan Layang Slipi. Sedangkan satu kelompok lainnya berlari ke arah Jalan Tentara Pelajar. 

Banyaknya gas air mata yang ditembakkan, sejumlah pelajar memanjat pagar rel kereta dan menyeberang ke sisi lain Jalan Palmerah Timur. 

Sementara, sebagian lainnya memutuskan untuk tetap berlari ke arah Jalan Tentara Pelajar. 

Adapun pelajar yang berlari ke arah Jalan Layang Slipi terus dikejar oleh mobil taktis dan satuan Brimob dari kepolisian. 

Sempat terdengar beberapa ledakan petasan dan tembakan gas air mata kembali dari arah Jalan Layang Slipi tersebut.

4. Dipukul mundur

Polisi memukul mundur demonstran hingga ke Jalan Pejompongan Raya, Jakarta Pusat. 

Meski terus didesak, massa melakukan perlawanan dengan melemparkan sejumlah benda ke arah polisi.

Di sisi lain, polisi dengan melindungi diri dengan tameng-tameng besi yang mereka gunakan sebagai perisai.

Di tempat terpisah, massa yang berkumpul di depan Kantor Kemenpora juga terus didesak mundur.

Di sana, massa yang mayoritas pelajar, juga melakukan perlawanan sengit dengan melakukan pelemparan batu.

5. 15 Orang Ditangkap

Sebanyak 15 orang ditangkap polisi dalam aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin. 

Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro mengatakan, mereka diamankan saat massa bentrok dengan aparat di gerbang utama kompleks parlemen. 

“Total 15 orang diamankan, terdiri dari empat pelajar dan 11 orang yang diduga kelompok anarko,” ujar Susatyo dalam keterangan, Senin. Berdasarkan data kepolisian, empat orang yang diamankan masih berstatus pelajar tingkat SMA/SMK. 

Sementara 11 lainnya berusia remaja hingga dewasa, dengan latar belakang pekerja harian lepas, buruh, hingga pengangguran. 

Dalam aksi tersebut, massa yang menamakan diri Seruan Aksi One Piece membawa tuntutan antara lain pembubaran DPR, pengesahan RUU Perampasan Aset, penolakan komersialisasi pendidikan, hingga desakan agar praktik politik dinasti diakhiri.

6. Dua Orang Luka Bocor

Dua orang massa demo 25 Agustus 2025 terbaring tepat di depan gerbang utama Gedung DPR RI usai dipukul mundur oleh polisi, Senin (25/8/2025). 

Salah satu massa aksi yang berasal dari Ciputat, Tangerang Selatan mengalami luka bocor pada bagian belakang kepalanya. 

Pengamatan Kompas.com, pemuda itu mengalami luka di kepala akibat lemparan batu. Akibatnya, pemuda itu mengalami pendarahan. 

Saat berlangsungnya demo 25 Agustus ini, pria itu berada di sisi barat gerbang utama Gedung DPR RI

Dia berada di dekat polisi yang hendak membubarkan para peserta aksi. Namun, saat sejumlah massa melempar batu ke arah barikade polisi, dia pun menjadi korban salah sasaran dan terkena lemparan batu. 

Massa aksi lainnya yang membawa peralatan medis darurat segera memberikan pertolongan pertama. 

"Aku ada, aku ada (peralatan medis)," ucap salah satu perempuan yang menggendong sebuah tas berwarna hitam. 

Satu massa aksi lainnya juga tergeletak sambil menahan sakit di tengah jalan karena tangan kanannya mengalami dislokasi saat kericuhan terjadi. 

Dia juga mendapat bantuan dari salah satu relawan medis yang berjaga di sekitar gerbang utama DPR RI

Massa aksi yang melihat kejadian tersebut segera memanggil bantuan agar para massa aksi bisa dievakuasi. 

"Pak, pak ini bantuin pak cepetan," ucap seorang ibu-ibu kepada salah satu personel TNI. Kedua korban ditandu keluar oleh dua orang anggota TNI AD dan mendapat perawatan medis di dalam ambulans. (Tribunjakarta.com/Kompas.com/Warta Kota)

Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News 

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved