Makan Bergizi Gratis
Ada 20,5 Juta Penerima Manfaat Program MBG, Dadan: Dorong Ekonomi dan Perkuat Ketahanan Keluarga
Ada 20,5 Juta Penerima Manfaat Program MBG, Dadan Hindayana Sebut Dorong Ekonomi dan Perkuat Ketahanan Keluarga
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah bukan sekadar upaya pemenuhan gizi, tetapi juga telah menjadi penggerak ekonomi baru di tingkat masyarakat.
Data Badan Gizi Nasional (BGN) menunjukkan, hingga pertengahan Agustus 2025, sudah berdiri 5.905 dapur MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang melayani sekitar 20,5 juta penerima manfaat.
Baca juga: Momentum HUT RI, Ratusan Karyawan Dapur MBG Jatiasih Semringah Mengikuti Ragam Perlombaan Rakyat
Pendirian dapur-dapur tersebut dilakukan melalui kolaborasi dengan pengusaha lokal, organisasi masyarakat, serta lembaga swadaya masyarakat, tanpa menambah beban pada APBN 2025.
Investasi yang terserap dari masyarakat untuk membangun infrastruktur dapur diperkirakan mencapai Rp12 triliun.
Ditambah sekitar 19.000 dapur lain yang sudah terbangun namun belum beroperasi, nilai investasi diproyeksikan menembus Rp38 triliun.
Secara keseluruhan, perputaran ekonomi dari program ini berpotensi mencapai Rp 50 triliun.
Baca juga: Prabowo Targetkan 20 Juta Penerima MBG Sebelum HUT RI, Dapur SPPG di Cijayanti Bogor Diresmikan
Kepala BGN Dadan Hindayana mengatakan, multiplier effect yang dihasilkan program MBG sangat signifikan bagi perekonomian.
“Program makan bergizi gratis ini bukan hanya soal menyediakan makanan sehat, tetapi juga membuka lapangan kerja baru dan mendorong aktivitas ekonomi masyarakat. Setiap satu rupiah yang diinvestasikan mampu menciptakan peredaran uang hingga lima kali lipat,” ujarnya dalam gelar wicara di ANTARA Heritage Center, Jakarta, Selasa (19/8/2025).
Selain melakukan gelar wicara, BGN juga melakukan pameran foto dengan tajuk “Perjalanan Gizi untuk Indonesia” untuk memeringati satu tahun berdirinya institusi ini.
Baca juga: Makin Produktif, Sebagian Lapangan Polsek Palmerah Bakal Disulap Jadi Dapur MBG
Presiden sendiri meminta percepatan program agar dapat menjangkau hingga 82,9 juta penerima manfaat pada akhir 2025.
Padahal, target awal hanya 17,5 juta penerima dengan 5.000 dapur.
Peningkatan target ini menuntut percepatan pembangunan infrastruktur yang diharapkan rampung pada akhir Oktober atau awal November mendatang, sehingga seluruh masyarakat sasaran sudah bisa merasakan manfaat MBG pada penghujung tahun.
Namun, keberhasilan program ini tidak hanya ditentukan oleh pembangunan fisik dan distribusi logistik.
Deputi Penggerakan dan Peran Serta Masyarakat Kemendukbangga/BKKBN Sukaryo Teguh Santoso menegaskan bahwa pemberian makan bergizi tak bisa dilepaskan dari perilaku keluarga.
“Makanan bergizi yang diberikan pemerintah harus diikuti perubahan perilaku di tingkat keluarga. Pola makan dan pola asuh sehat adalah kunci agar perbaikan gizi anak benar-benar berkelanjutan,” ungkapnya dalam kesempatan yang sama.
Baca juga: Menkeu Tetapkan Anggaran Makan dan Camilan Menteri Sangat Jomplang dengan MBG
Peran keluarga juga krusial dalam mendukung percepatan penurunan stunting, yang selama ini menjadi fokus BKKBN.
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting di tanah air telah turun dari 21,5 persen pada 2023 menjadi 19,8 persen pada 2024.
Pencapaian itu diyakini tak lepas dari intervensi gizi yang lebih baik pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Untuk memperkuat intervensi ini, Kemendukbangga mengerahkan 18.714 petugas lapangan KB (PLKB) serta 600.000 Tim Pendamping Keluarga (TPK) di seluruh Indonesia.
Mereka bertugas mendampingi keluarga penerima, terutama ibu hamil, ibu menyusui, dan balita yang belum terdaftar di PAUD, agar benar-benar mendapatkan manfaat dari MBG.
Dengan demikian, MBG bukan hanya program bagi-bagi makanan, melainkan strategi komprehensif yang menggabungkan aspek ekonomi, kesehatan, dan pendidikan keluarga.
Baca juga: Pemain Timnas Minifootball Indonesia Dukung Program MBG BGN
Di satu sisi, ia menciptakan efek riak ekonomi lokal dengan memberdayakan UMKM dan menyerap tenaga kerja.
Di sisi lain, ia juga menjadi instrumen untuk membangun budaya gizi yang lebih sehat di dalam keluarga.
Meski baru menjangkau seperempat dari target, pemerintah optimistis percepatan yang dilakukan mampu memenuhi sasaran.
Tantangan terbesar terletak pada kecepatan membangun infrastruktur dapur, memastikan kualitas distribusi, serta menanamkan kesadaran gizi di kalangan keluarga.
Jika ketiga aspek ini berjalan beriringan, MBG bisa menjadi fondasi kuat bagi generasi yang lebih sehat sekaligus perekonomian yang lebih tangguh.
Kasus Keracunan MBG, Wamenkopolkam Janji akan Kontrol Kualitas Bahan |
![]() |
---|
TNI AU Bangun SPPG di Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma |
![]() |
---|
Polres Metro Bekasi Kota Bangun SPPG di Polsek Bekasi Selatan |
![]() |
---|
Polres Depok Bangun Dapur SPPG, Targetkan 3.500 Porsi MBG Per Hari |
![]() |
---|
Bisa Serap 25.000 Tenaga Kerja, Pemkab Bogor Bakal Selesaikan Pembangunan 500 Dapur SPPG Hingga 2026 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.