Berita Jakarta
Anggaran Pendidikan Jakarta Tembus Rp 3,4 Triliun, Puluhan Anak di Jakbar Putus Sekolah
Miris! Anggaran Pendidikan Jakarta Tembus Rp 3,4 Triliun, Puluhan Anak di Jakbar Putus Sekolah dan Tak Dapat KJP
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dwi Rizki
WARTAKOTALIVE.COM, CENGKARENG - Puluhan anak putus sekolah mendatangi Balai RW 06 Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat untuk menyampaikan keterbatasannya mengenyam pendidikan kepada anggota Komisi C DPRD Jakarta, Lukmanul Hakim pada Kamis (14/8/2025).
Dari yang nampak di lokasi, para anak-anak yang putus sekolah itu datang bersama orangtuanya dengan penampilan yang cukup lusuh.
Mereka juga tak mengenakan seragam apapun, hanya kaos main dengan berbagai warna mencolok dan gambar kartun di bagian tengahnya.
Dari data presensi, diketahui ada 48 warga Jakarta Barat dari sejumlah kecamatan yang datang untuk meminta bantuan kepada Lukman.
"Saya sempat tidak percaya kalau di DKI Jakarta itu ada yang putus sekolah. Ternyata ini semua saudara saya, anak-anak saya, adik-adik saya putus sekolah," kata Lukman saat ditemui di lokasi, Kamis (14/8/2025).
Baca juga: Bupati Pati Sudewo Tolak Permintaan Masyarakat, Siap Pasang Badan Soal Hak Angket
"Banyak data yang sudah masuk, ada 48 orang. Terdiri dari (Kelurahan) Kosambi yang paling banyak, ada Semanan, Tegal Alur ada 3. (Total) 48 orang anak-anak, rata-rata SD dan menuju SMP ada juga," imbuhnya.
Menurut Lukman, faktor utama yang menyebabkan banyaknya anak putus sekolah adalah karena ekonomi lantaran orangtuanya pengangguran.
Selain itu, beberapa anak sudah tidak memiliki orangtua atau yatim.
"Dan bantuan dari pemerintah berupa KJP juga belum mendapatkan mereka," jelas Lukmanul.
Padahal, lanjut dia, anggaran pendidikan di Jakarta untuk 2026 ini mencapai Rp 3,4 Triliun, termasik subsidi Kartu Jakata Pintar (KJP).
Dengan potret miris ini, Lukmanul memandang jika ini adalah fenomena gunung es yang belum kunjung terselesaikan.
Nantinya, anak-anak yang putus sekolah ini akan diajukan ke pemerintah daerah (Pemda) agar mendapatkan bantuan sekolah. Namun, bantuan itu akan disesuaikan dengan usia sang anak.
"Yang cocoknya nanti kalau SMP ya SMP. Kalau yang SD jangan juga nanti umurnya sudah 12 tahun, tau-tau (dimasukkan ke) SD kelas 1, kan enggak cocok," kata Lukmanul.
"Biar nanti (sekolah) paket atau apa itu biar pemerintah daerah yang mengatur. Kami hanya sifatnya menyampaikan kepada pemerintah daerah, kok masih ada anak-anak putus sekolah," lanjutnya.
Sementara itu, salah satu warga bernama Nurhayati (50) mengaku tak mampu menyekolahkan putri bungsunya lantaran keterbatasan ekonomi.
Modus Pura Pura Tertabrak, Pria Lansia di Tambora Jakbar Palak Pengendara Mobil |
![]() |
---|
Pengguna Commuter Line Sering Lompati Pagar Stasiun Cikini, Pemprov Jakarta Pertimbangkan Bangun JPO |
![]() |
---|
Warga Sering Lompat Pagar Stasiun Cikini, Pemprov DKI Pertimbangkan Bangun JPO |
![]() |
---|
Tembus 20.000 Pelamar, Rekrutmen Calon Petugas Damkar Jakarta Ditutup Hari Kamis Sore Ini |
![]() |
---|
Pramono Minta Taman Margasatwa Ragunan Diperbaiki Mulai Tiket hingga Parkir |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.