1.000 Lowongan Petugas Damkar DKI Jakarta, Ini Skill yang Wajib Diketahui

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA — Rekrutmen lowongan kerja (loker) untuk petugas pemadam kebakaran (Damkar) Jakarta resmi dibuka pada 12 hingga 14 Agustus 2025.

Jumlah kuotanya yakni mencapai 1.000 personel Damkar yang bakal bertugas di seluruh wilayah kota administrasi DKI Jakarta.

Di mana, rinciannya yakni; 202 petugas di Jakarta Barat, 187 di Jakarta Pusat, 211 di Jakarta Selatan, 219 di Jakarta Timur, dan 181 orang petugas di Jakarta Utara

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyatakan, pelamar wajib memenuhi syarat khusus, terutama terkait fisik dan pendidikan.

Standar ini dibuat lebih ketat dibanding rekrutmen di satuan kerja lain.

"Damkar itu mempunyai kekhususan, bahkan ada permintaan secara jasmani, dan juga tinggi 165 centimeter (cm) itu yang tidak ada di tempat lain. Kalau itu mungkin kita termasuk yang tidak diterima ya," ucap Pramono, Sabtu (9/8/2025).

Baca juga: Lowongan Petugas Damkar Jakarta Belum Dibuka, Warga Diminta Waspadai Penipuan

Pramono menilai standar ketat ini diterapkan karena tugas petugas Damkar sangat penting dan berisiko tinggi.

"Karena memang kami mempersiapkan untuk damkar ini betul-betul orang yang mau bekerja dengan baik," ungkapnya. 

Selain syarat tinggi badan minimal 165 cm, seluruh pelamar juga akan menjalani tes fisik.

Tes ini dilakukan bekerja sama dengan Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) Jaya untuk memastikan calon petugas memiliki kondisi fisik prima dan siap menghadapi kondisi darurat di lapangan. 

Baca juga: Job Fair di Mall BTM Bogor Diserbu Para Pencari Kerja, Ada 2.000 Lowongan Kerja

Pramono menegaskan, proses seleksi akan berjalan transparan.

Meskipun pendaftaran terbuka untuk umum, warga DKI Jakarta akan diprioritaskan jika terdapat pelamar dengan nilai yang sama.

"Kalau pendaftaran itu kan terbuka, Jakarta itu kota terbuka. Kecuali yang prestasinya, misalnya lah, kalau nilainya sama saya akan perintahkan ambil orang Jakarta," jelas Pramono.

Apa Saja Skill dan Sikap yang Dimiliki Petugas Pemadam Kebakaran?

Ada banyak keterampilan lain dan beberapa sikap yang wajib dimiliki oleh petugas damkar.

Tentu hal tersebut tidak berlebihan jika mempertimbangkan tanggung jawab dan pelaksanaan tugas lapangan yang besar serta berat.

Apa saja keterampilan dan sikap tersebut?

1.Pengetahuan Mengenai Kebencanaan Pertama, kemampuan untuk memahami pengetahuan kebencanaan.

Apa itu? Keterampilan dalam mengingat peristiwa yang memiliki potensi ancaman atau menggangu kehidupan.

Bisa disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam, faktor manusia yang mengakibatkan korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

Baca juga: Pemprov Jakarta Buka Lowongan 1.000 Petugas Damkar Mulai 12-14 Agustus 2025, Simak Syaratnya

Mengapa petugas damkar membutuhkan- tepatnya harus – memahami ilmu tersebut?

Pengetahuan kebencanaan membuat petugas damkar memahami karakteristik masing-masing bencana alam dan langkah tanggap terbaik dan tercepat dalam menanganinya.

Khususnya ketika pengetahuan kebencanaan merupakan panduan yang disusun berdasarkan peristiwa lapangan sehingga akurasinya lebih dari 90 persen.

Selain itu tentu karena petugas pemadam kebakaran juga diturunkan sebagai skuad utama ketika musibah bencana alam terjadi.

2. Mampu Bekerja Sama dalam Tim

Selanjutnya, jika berminat mendaftar pemadam kebakaran , juga harus cakap bekerja sama dalam tim.

Alasan paling sederhananya adalah karena alat-alat damkar tidak bisa difungsikan oleh satu orang saja. 

Mulai dari pengendara mobil kebakaran, penghubung selang pemadam kebakaran dan penariknya, hingga pengaturan pencegahan kebakaran terjadi kembali.

Mengerjakan semua sesuai deskripsi pekerjaan petugas pemadam kebakaran.

Melalui tim kerja yang solid dan cekatan pula, proses penanganan kebakaran atau penyelesaian permasalahan-permasalahan lainnya dapat jauh lebih tepat dan tepat.

Anda dapat membayangkan ketika dalam tim damkar ada ketidaksepahaman, risiko yang ditanggung sangat besar.

Kegagalan dalam penyelesaian tugas dan potensi dampak negatif yang fatal terhadap kelalaian tersebut. Memprihatinkan bukan?

3. Kemampuan Dasar Terkait Manajerial

Selanjutnya, cara menjadi pemadam kebakaran yaitu memastikan setidaknya memiliki kemampuan dasar terkait manajerial.

Arti manajerial sendiri adalah cara membuat proses, keputusan, serta menjalankan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.

Makna lainnya, mencari solusi atau alternatif terbaik demi meraih atau mewujudkan sesuatu. Pertanyaannya, apakah manajerial dalam pengugasan damkar memiliki arti yang sama?
Jawabannya ya.

Hanya saja, fokusnya berada pada perumusan alias penyusunan strategi pencegahan dan pengendalian peristiwa kebakaran, bencana alam, maupun permasalahan masyarakat lainnnya guna meminimalisir kerugian materil maupun immaterial .

Sebab, pemadaman api atau bencana tidak serta merta dapat diatasi apalagi dicegah menggunakan alat-alat. Butuh perencanaan yang jitu untuk menghindari dampak yang fatal.

4. Pengetahuan Tentang Penanganan Kegawatdaruratan

Keterampilan lain yang harus dikuasai oleh petugas pemadam kebakaran adalah kegawatdaruratan.

Arti pengetahuan gawat darurat adalah ilmu medis yang fokusnya pada diagnosis dan pengobatan pasien sakit kritis atau terluka. 

Contohnya, serangan jantung, stroke , trauma dan kecelakaan. Sederhananya, keterampilan pengobatan dan perawatan dalam kondisi darurat kepada para korban dari paramedis profesional.

Setidaknya, petugas damkar wajib menguasai keterampilan pertolongan medis dasar seperti CPR dan perawatan luka bakar. 

Sedangkan untuk penanganan korban dengan luka atau kondisi serius, wajib diserahkan kepada petugas dengan latar belakang pendidikan kesehatan yang sesuai – sebelum kemudian mendapatkan penanganan intensif dari instansi yang berwenang. Pengetahuan ini sangat penting dikuasai di damkar.

5. Pengetahuan Tentang Manajemen Bencana

Sebagai anggota kumpulan pemadam kebakaran, pengetahuan lain yang harus dimiliki adalah manajemen bencana.

Artinya, suatu proses yang bersifat dinamis, berkelanjutan, dan terpadu dalam meningkatkan kualitas langkah-langkah yang berhubungan dengan observasi dan analisis bencana.

Aktivitas yang termasuk di dalamnya, yaitu: pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, peringatan dini, penanganan darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi bencana.

Mengingat damkar berada di bawah naungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tidak jarang petugas diturunkan dalam kondisi darurat bencana alam.

Contohnya banjir, letusan gunung berapi, longsor, dan sejenisnya, sebagai tenaga bantuan.

Oleh karena itu, penguasa manajemen bencana yang bertujuan mengantisipasi, memperbaiki dan memulihkan kondisi dengan cepat merupakan keharusan bagi damkar.

6. Pengetahuan Tentang Teknik Evakuasi

Bila ingin tahu cara menjadi pemadam kebakaran yang lainnya yaitu dengan menguasai teknik evakuasi dalam situasi darurat.

Bisa terjadi dalam peristiwa kebakaran, bencana alam, kecelakaan massal, maupun kondisi lainnya.

Evakuasi artinya proses penyelamatan dari tempat berbahaya ke area aman guna meminimalisir korban jiwa.

Evakuasi ada beberapa macam, namun untuk pemindahan dengan bantuan orang lain – dalam hal ini petugas damkar, disebut sebagai evakuasi terbantu.

Adapun pertimbangan yang perlu dilakukan dalam proses ini antara lain:

Jenis dan tingkat keparahan situasi.

Jumlah korban yang perlu evakuasi.

Ketersediaan sumber daya dan peralatan.

Kondisi cuaca dan medan untuk menentukan rute teraman.  

Ketangkasan atau Kecakapan dan Kesiapsiagaan Sikap yang wajib ada pada petugas pemadam kebakaran yang terakhir adalah ketangkasan dan kesiapsiagaan.

Staf damkar tidak diperbolehkan lengah, lalai, dan lambat dalam berpikir maupun bergerak agar tidak melewatkan ' waktu emas ' atau detik-detik krusial dalam penanganan suatu peristiwa. Sebab, jika jangka waktu tersebut terlewati, artinya jatuhnya korban jiwa tidak dapat terelakkan.

Tim damkar wajib bersiaga selama 24 jam dengan peralatan siap sedia serta dalam kondisi fisik dan mental yang prima.

Hal ini hanya dapat tercapai dengan rutinitas latihan fisik, pelatihan konsentrasi, istirahat yang cukup, dan pengaturan pola makan sehat.

Tidak berbeda dengan pelatihan yang biasanya didapat oleh petugas tentara maupun polisi. (*)

Sebagian artikel sudah tayang di sahabatsuksesindo