Berita Jakarta
Tak Hanya Bendera Merah Putih, Bendera One Piece Ikut Diburu Jelang HUT RI
Geliat Penjualan Bendera Merah Putih Jelang HUT RI ke-80, Pedagang: Ada yang Nyari Bendera Oce Piece
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dwi Rizki
WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH - Geliat penjualan pernak pernik kemerdekaan jelang hari ulang tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) ke-80, mulai terlihat di sepanjang Jalan Palmerah Barat, Jakarta Barat.
Dari yang nampak di lokasi pada Rabu (6/8/2025), sejumlah pedagang musiman mulai membuka lapak dagang masing-masing di sisi trotoar.
Mereka memanfaatkan ruang seadanya untuk menjual berbagai pernak-pernik, mulai dari bendera merah putig, stiker, rumbai, lampion, hingga umbul-umbul.
Harga jual yang ditawarkannya pun bervariasi, mulai dari Rp 5.000 untuk bendera kecil dan stiker, hingga di atas Rp 300.000 untuk bendera umbul-umbul.
Salah satu pedagang bernama Marno (32) mengaku sengaja datang dari Cirebon ke Jakarta untuk berjualan bendera merah putih jelang HUT RI ke-80.
Kegiatan ini rutin dilakukannya tiap tahun, sebagai momentum mendapatkan pundi-pundi rupiah yang berkali-kali lipat.
Pasalnya apabila ia berjualan di kampung halamannya, pendapatannya tidak akan sebanyak berjualan di Jakarta.
Baca juga: Berkaca Film Pirate of Caribbean, Gus Nadir Tanggapi Viral Bendera One Piece
Walhasil, Marno memilih untuk mengontrak bersama rekan-rekannya dan merantau sejenak di Jakarta untuk berjualan hingga 16 Agustus 2025 mendatang.
"Dari Cirebon bareng-bareng, hasilnya lumayan daripada nganggur," kata Marno saat ditemui di lokasi, Rabu (6/8/2025).
Marno sendiri memang bekerja serabutan ketika berada di Cirebon.
Apabila ia bekerja ke Jakarta, penghasilan yang ia dapatkan bisa bertambah hingga Rp 4 juta.
"Tahun kemarin dapat Rp 4 juta. Sekarang target Rp 7 juta," jelasnya.
Marno menyebut, penjualan pernak pernik kemerdekaan tahun ini cukup meningkat, meski tidak drastis.
Hanya saja, tahun ini ia tak hanya mendapat pertanyaan soal pernak pernik kemerdekaan, tetapi juga banyak warga yang bertanya dan hendak membeli bendera One Piece.
"Pernah ada sih (nanya bendera lain), itu One Piece ada beberapa orang," jelas Marno.
Kendati demikian, Marno mengaku tak berminat jualan bendera tersebut sebab tak ada stok.
Ia juga takut akan terkena razia apabila nekat berjualan.
"Namanya baru 2 tahun, pernah sih ada Satpol PP, tapi sejauh ini belum ada razia," katanya.
Untuk diketahui, Marno menjual bendera untuk umbul-umbul 10 gelombang sebesar Rp 350.000, lima gelombang Rp 250.000, dan pernak pernik bambu serta ketupat 15.000.
Adapun jam tutup buka lapak Marno adalah mulai pukul 06.30 WIB - 17.30 WIB.
Gus Nadir Tanggapi Viral Bendera One Piece
Dosen Fakultas Hukum Universitas Melbourne, Prof Nadirsyah Hosen, menanggapi fenomena viralnya pengibaran Jolly Roger, bendera One Piece yang muncul di berbagai tempat menjelang peringatan HUT ke-80 RI.
Dalam postingan Instagram pribadinya @nadirsyahhosen_official pada Rabu (6/8/2025), Nadirsyah menilai pengibaran bendera tersebut sebagai bentuk ekspresi sosial yang sebaiknya tidak buru-buru disikapi dengan ancaman pidana.
Melalui tulisannya berjudul 'Bendera Jolly Roger di Bulan Kemerdekaan', ia membandingkan momen ini dengan adegan dalam film Pirates of the Caribbean: At World's End.
Adegan itu menggambarkan momen ketika seorang anak kecil bajak laut hendak dihukum gantung.
Dalam adegan dramatis itu, seorang anak menyanyikan lagu 'Hoist the Colours” menjelang eksekusi, sebagai tanda perlawanan terhadap tirani.
Nyanyian itu pun akhirnya dinyanyikan oleh seluruh bajak laut lainnya yang akan dihukum gantung.
"Hoist the colours high… Never shall we die," tulis pria yang akrab Gus Nadir itu.
Baca juga: Fenomena Pengibaran Bendera Jolly Roger dalam One Piece di Momen HUT RI, Begini Kata Mabes Polri
"Suara anak itu lirih, tapi perlahan diikuti yang lain. Bukan nyanyian biasa-ini kode. Seruan diam-diam: kezaliman sudah melampaui batas. Sudah waktunya bersatu. Melawan,” tambahnya.
Menurut Gus Nadir, bendera bajak laut layaknya Jolly Roger kini bukan lagi sekadar simbol kekacauan, melainkan telah berubah menjadi simbol bagi kelompok yang merasa tidak diwakili.
Mereka adalah kelompok yang khawatir karena hukum makin tunduk pada uang, kekuasaan makin alergi terhadap kritik, dan kemerdekaan seakan hanya milik segelintir orang yang sudah berada di atas geladak kapal kekuasaan.
"Jolly Roger bukan lagi lambang kekacauan. Ia telah menjelma menjadi bendera mereka yang merasa tidak diwakili," imbuhnya.
Ia menekankan ekspresi semacam itu muncul bukan karena kebencian terhadap bangsa, melainkan bisa jadi merupakan bentuk cinta yang jujur dan rasa frustrasi terhadap ketidakadilan.
Oleh karena itu, pemerintah sebaiknya tak menyikapi ini dengan ancaman pidana.
Sebab diyakininya, tak semua kritik adalah makar.
“Kadang, bendera yang berbeda warna justru lahir dari cinta yang lebih jujur-cinta yang tak tahan lagi melihat kemerdekaan dirayakan tanpa rasa keadilan,” ungkapnya.
Nadirsyah mengajak pemerintah untuk lebih bijak dalam menyikapi fenomena semacam ini.
Ia menegaskan pentingnya mendengarkan aspirasi yang muncul dari masyarakat, termasuk yang disampaikan dengan cara yang tidak konvensional.
"Dan bukankah itu semangat kemerdekaan yang sesungguhnya? Bukan sekadar mengibarkan bendera, tapi berani bertanya: Apakah yang kita rayakan benar-benar telah merdeka?" tanyanya.
“Biarkan ekspresi itu hidup. Dengarkan. Karena mungkin, di balik gambar tengkorak itu, ada wajah rakyat yang sedang kecewa. Rangkul. Jangan ‘dipukul’. Dan balas tanda cinta itu dengan bendera bunga," ujarnya.
Ia bahkan membayangkan sebuah harmoni di mana bendera Jolly Roger dan bendera bunga bisa berkibar bersama, namun tetap menjunjung tinggi Merah Putih sebagai simbol utama.
"Keren kan, bendera tengkorak berkibar bareng bendera bunga, dan bendera merah putih tetap yang berkibar paling tinggi," tutupnya.
Pernyataan Gus Nadir ini mendapat banyak perhatian warganet, terutama di tengah perdebatan soal kebebasan berekspresi di ruang publik menjelang peringatan kemerdekaan nasional.
Pro dan kontra pun dituliskan, terutama terkait beragam kebijakan di masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto saat ini.
@si_penggembira: Almarhum Gus Dur saja jauh lebih bijaksana dalam menyikapi masalah seperti ini, sekarang dikit-dikit dibilang makar,
@habibuhaikal_: Sangat menyentuh Gus
@mwldnazz: Masya Allah
@maulidan_234: Mantul Gus Prof
@farisfasta: Semoga pemerintah melihat catatan ini.
@mkhlshrhmn: wah ini trilogi yang mungkin sampai tua akan saya rewatch terus Prof, saya suka sekali. ini adegan penting karena Lord Beckett mengeksekusi para bajak laut agar mereka mulai menyanyikan lagu "keramat" mereka, yang ketika lagu itu dinyanyikan maka para Raja Bajak Laut yang berjumlah 7 orang harus kembali berkumpul, dan menyelamatkan mereka yang tersisa.
@agussiswocarito: Semoga para pejabat membaca ini prof
@erie_salember: Kemerdekaan yang dirasakan saat ini sepertinya hanya semu, rakyat terasa dan merasa dijajah oleh aturan negara sendiri, terasa ditindas dengan berbagai macam masalah yang sebenarnya dibuat oleh kebijakan kebijakan yang banyak menekan rakyatnya sendiri... Itu yang mungkin kami rasakan sebagai rakyat.. mungkin lewat bendera itu dapat mewakili tentang suara hati rakyat saat ini.... Tabik prof.
@ubit15: Se7, Gus Nadir. Rangkul jangan Pukul. Introspeksi jangan Represi. Raja Alim Raja Disembah, Raja Zalim Raja Disanggah. Merdeka Bangsaku Dari Penjajahan Bangsa Sendiri. ... Merdeka Indonesia ku.
@susilo9971: Sudah ketetapanNYA bahwa pada akhirnya "Kebaikan akan mendapatkan Imbalannya dan Kejahatan pun akan mendapatkan Balasannya"..!
@moegi_soelist: Adanya bendera joly Roger adalah bukti kecintaan rakyat pada negeri ini, cinta yg tak ingin melihat negeri ini hancur oleh korupsi dan keserakahan... Semangat perjuangan
Viral di Media Sosial
Fenomena pengibaran bendera One Piece memang sedang viral di sosial media, terutama memasuki bulan kemerdekaan Indonesia, Agustus 2025.
Seorang warga, Amir (28) mengaku, fenomena pengibaran bendera One Piece cukup menjadi perhatian.
Pasalnya, pengibaran bendera One Piece sudah terlebih dahulu menghebohkan jagat maya.
“Udah rame sih di sosmed, tapi kalau di Margonda baru pertama kali lihat,” kata Amir.
Amir menilai, simbol One Piece tersebut sebagai bentuk protes dan perlawanan masyarakat dengan keadaan pemerintahan Indonesia saat ini.
“Mungkin bentuk protes dan perlawanan, kayak di animenya,” ungkapnya dengan ragu-ragu.
Bagi Amir, pengibaran bendera One Piece bukan berarti tidak mencintai tanah air, melainkan ekspresi semata.
Bendera One Piece Berkibar di Margonda Depok
Hal tersebut seperti yang terjadi di di Jalan Margonda Raya, Kota Depok, Jawa Barat malah memasang bendera One Piece, Sabtu (2/8/2025) sore.
Alih-alih mengibarkan bendera Merah Putih, pengendara minibus Daihatsu Gran Max memasang bendera One Piece pada pintu belakang mobilnya.
Bendera bergambar tengkorak memakai topi jerami itu berkibar-kibar di sepanjang Jalan Margonda Depok.
Baca juga: Berantem Dengan Mantan Presiden Rusia, Trump Kerahkan Kapal Selam Nuklir
Aksi pengibaran bendera One Piece pada minibus tersebut pun menyita perhatian warga maupun pengguna jalan yang melintas.
Upaya Memecah Belah
Menteri Kebudayaan (Menbud) Republik Indonesia (RI), Fadli Zon turut menanggapi fenomena pengibaran bendera One Piece jelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 RI.
Politisi partai Gerindra itu meminta, agar masyarakat fokus untuk merayakan kemerdekaan RI.
Pengibaran bendera Merah Putih harus diutamakan agar tidak menimbulkan salah persepsi.
“Ya namanya kita merayakan Indonesia merdeka, nanti orang bisa salah paham tidak semuanya memahami,” kata Fadli Zon saat ditemui di Kinasih Depok, Minggu (3/8/2025).
Baca juga: Pengusaha Konveksi Raup Rezeki Nomplok Usai Viral Bendera One Piece
Fadli Zon meminta agar masyarakat bijak, untuk mengedepankan memasang atribut merah putih di berbagai tempat.
Ia juga sepakat dengan pernyataan Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco agar jangan memecah belah persatuan.
“Jangan memecah belah itu kan bisa juga dalam bentuk opini ya kan yang orang kok begitu sih gitu ya,” ujarnya.
Perayaan HUT ke-80 RI seharusnya dirayakan secara masif dan tidak ada gangguan apa pun.
Baca juga: Pemerintah Sebut Pemasang Bendera One Piece Bisa Dipenjara
Menurut Fadli Zon, pengibaran bendera manga asal Jepang, karya Eiichiro Oda tersebut dikhawatirkan menimbulkan pertanyaan di tengah masyarakat.
Pasalnya, tidak semua orang memahami dan dapat menimbulkan kontroversi di tengah masyarakat.
“Jadi sebaiknya kita pusatkan 80 tahun Indonesia merdeka ini dengan atribut merah putih kita dimana-mana, ini adalah kesempatan untuk mempersatukan kembali Indonesia,” tutupnya.
Pandangan Dasco Soal Bendera One Piece
Viral di media sosial (medsos) terkait pengibaran bendera One Piece jelang HUT ke-80 RI pada 17 Agustus 2025.
Wakil Ketua DPR RI sekaligus Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad beri respons keras terhadap hal itu.
Dasco menilai, aksi pengibaran bendera bajak laut itu merupakan upaya memecah belah bangsa.
"Kita juga mendeteksi dan juga dapat masukan dari lembaga-lembaga pengamanan intelijen, memang ada upaya-upaya namanya untuk memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa," kata Dasco saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (31/7/2025).
Dasco pun mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi dengan simbol-simbol atau gerakan yang dapat mengancam keutuhan bangsa.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.
Menuju Adipura 2025, Seko Jaksel Mukhlisin: Bukan Semata-mata Penghargaan |
![]() |
---|
Rano Karno Beri Tugas Khusus untuk Finalis Abang None Jakarta, Apakah Itu? |
![]() |
---|
Legislator DKI Sebut Sekolah Rakyat Jadi Solusi Pendidikan, Asalkan Hal Ini Terpenuhi |
![]() |
---|
Sempat Buron Beberapa Pekan, Pelaku Pencurian di Kemayoran Jakpus Akhirnya Ditangkap |
![]() |
---|
Pilu Pemuda Cakung Nekat Curi Uang Kotak Amal Musala Demi Bayar Kontrakan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.