Berita Internasional

Uni Eropa Ancam Tarik Dana Penelitian Israel Apabila Masih Tutup Akses Gaza

Uni Eropa ancam Israel dengan pembatasan dana penelitian apabila rezim tersebut masih membatasi akses bantuan ke Gaza. 

Editor: Desy Selviany

WARTAKOTALIVE.COM - Uni Eropa ancam Israel dengan pembatasan dana penelitian apabila rezim tersebut masih membatasi akses bantuan ke Gaza

Beberapa negara Uni Eropa minggu lalu mengatakan bahwa Israel tidak memenuhi komitmennya berdasarkan perjanjian dengan Uni Eropa untuk meningkatkan pasokan bantuan ke Gaza.

Atas hal ini, Uni Eropa pun mengancam membatasi dana penelitian untuk Israel yang diberi nama program Horizon Eropa apabila rezim tersebut tidak segera membuka akses bantuan ke Gaza.

Untuk mendapatkan dana program Horizon Eropa memerlukan persetujuan dari mayoritas negara Uni Eropa yang memenuhi syarat agar dapat berlaku.

Israel butuh suara dari 15 negara anggota Uni Eropa untuk mendapatkan dana penelitian tersebut.

Brussels mengatakan usulan itu akan berdampak pada keikutsertaan Israel dalam Akselerator Dewan Inovasi Eropa blok tersebut.

Misalnya terhentinya akses pendanaan bagi perusahaan rintisan Israel yang terlibat dalam bidang-bidang yang mencakup teknologi pesawat tanpa awak, keamanan siber, dan kecerdasan buatan.

Perdana Menteri Belanda Dick Schoof mengatakan pada Senin malam bahwa ia telah memberitahu Presiden Israel Isaac Herzog seperti dimuat Time of Israel

Belanda disebut telah memutuskan pada hari Selasa bahwa jika Israel tidak mematuhi perjanjian kemanusiaan dengan blok tersebut, maka Belanda akan mendukung penangguhan partisipasi Israel dalam Horizon.

Sebagai informasi bencana kelaparan di Gaza makin mengkhawatirkan. 

Baca juga: Iran Prediksi Akan Ada Negara Lain di Serang Israel Setelah Suriah​​​​​

Korban jiwa terus berjatuhan, sementara warga berusaha mencari makan. Tidak hanya warga, pekerja kemanusiaan dan jurnalis juga kelaparan.

Puluhan warga Palestina mengantre, Selasa, di luar dapur umum di kota Gaza

Mereka menantikan semangkuk sup tomat yang encer. Jika beruntung, ada yang mendapatkan terong dalam potongan kecil. Karena persediaan menipis, orang-orang yang memegang panci saling dorong agar bisa sampai ke depan.

”Saya melakukannya demi anak-anak saya. Ini kelaparan—tidak ada roti atau tepung,” kata Nadia Mdoukh, seorang warga yang sedang hamil.

Kementerian Kesehatan Gaza, Selasa (22/7/2025), menyatakan, dalam beberapa hari terakhir sebanyak 101 orang, termasuk 80 anak-anak, telah meninggal karena kelaparan

Bahkan, Kantor Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR) mencatat, sejak 27 Mei lalu, sebanyak 1.054 warga Palestina terbunuh saat berusaha mendapatkan makanan. 

Dari jumlah itu, sebanyak 766 orang terbunuh saat menuju lokasi pos distribusi GHF, sisanya tewas karena tertembak di sekitar konvoi PBB atau lokasi bantuan.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved