Viral Media Sosial
Tak Gentar Usai Diserang, Pendeta GKSI Padang Tegas: Saya Tetap Akan Buka
Tak Gentar Usai Gerejanya Diserang, Pendeta Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) Padang Tegaskan Akan Tetap Buka Kembali Rumah Doa
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Aksi penyerangan sebuah rumah doa milik jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat pada Minggu (27/7/2025) sore viral di media sosial.
Dalam video yang diunggah sejumlah akun instagram, terekam momen penyerangan yang dilakukan sejumlah warga.
Akibatnya, dua orang anak mengalami luka-luka.
Penyerangan tersebut disesali oleh Pedeta GKSI Padang, F Dachi.
Dirinya mengaku tak gentar dengan aksi teror yang dialaminya.
Dachi pun menegaskan akan tetap membuka rumah doa dan melanjutkan pendidikan bagi siswa.
"Saya akan tetap buka dan beri pendidikan bagi siswa usai semua persoalan ini selesai," ujar Dachi kepada Kompas.com di Padang, Selasa (29/7/2025).
Baca juga: Legislator Kecam Pengerusakan Gereja Kristen Setia Indonesia di Padang
Dachi menjelaskan rumah doa tersebut merupakan miliknya dan digunakan untuk tujuan pendidikan siswa.
"Saya akan tetap lanjutkan itu," tambahnya.
Meskipun insiden perusakan terjadi, Dachi menilai bahwa secara keseluruhan, warga Padang sangat toleran.
Namun, tindakan oknum yang melakukan perusakan telah mencoreng citra tersebut.
"Saya sudah dapat izin dari Pak Wali Kota untuk melanjutkan pendidikan di rumah doa itu. Pak Kapolsek juga mendukung dan bahkan siap menempatkan anggotanya di sana," kata Dachi.
Dukungan juga datang dari berbagai pihak, termasuk warga sekitar.
"Warga juga mendukung. Mereka membantu membersihkan rumah doa yang berantakan saat itu dan sekarang kaca yang pecah sudah diganti lagi," jelas Dachi.
Dachi berharap kejadian serupa tidak akan terulang, karena apa yang dilakukannya adalah untuk pendidikan siswa.
Legislator Kecam Pengerusakan Gereja Kristen Setia Indonesia di Padang
Kapoksi PDI Perjuangan Komisi VIII DPR RI, Selly Andriany Gantina mengecam keras pengerusakan terhadap Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) di Padang, Sumatera Barat, Minggu (27/7/2025).
Menurutnya apa yang terjadi telah mencederai prinsip Kebhinekaan yang ditanam di Indonesia, salah satunya toleransi dan jaminan kebebasan beragama.
“Peristiwa yang menimpa GKSI di Padang benar-benar merusak prinsip Bhineka dan toleransi beragama,” kata Selly Gantina dalam siaran tertulisnya pada Selasa (29/7/2025).
Sebelumnya video viral beredar di media sosial, Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) di Padang, Sumatera Barat dirusak sekelompok orang. Peristiwa ini terjadi ketika sejumlah anak-anak tengah melakukan kegiatan keagamaan.
Mengutip komitmen Ketua DPR Puan Maharani yang menegaskan kebebasan beragama bagi setiap warga Indonesia.
Selly Gantina menyerukan agar apart keamanan segera bertindak menangani kasus ini. Sebab menurutnya langkah ini menunjukkan negara hadir.
“Negara harus hadir secara tegas dalam menjamin keamanan tempat ibadah dan memberikan rasa keadilan bagi masyarakat, khususnya anak-anak yang turut menjadi korban dalam peristiwa ini,” tegasnya.
Di sisi lain, mantan Plt Bupati Cirebon ini meminta agar semua pihak, khususnya masyarakat, tokoh agama, dan pemangku kebijakan menahan diri dan tidak terprovokasi.
Ia pun mendesak bersama-sama menjaga ruang damai antarumat beragama dengan menjunjung sikap menghormati dan saling menjaga.
“Kejadian ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa harmoni sosial tidak terjadi begitu saja, melainkan perlu dibangun terus melalui dialog, edukasi, dan komitmen kolektif untuk menjaga ruang-ruang hidup bersama,” tambahnya.
Selain itu, lanjutnya, anak-anak yang menjadi korban kejadian harus mendapatkan pendampingan. Pemulihan secara fisik dan bathin harus dilakukan sebagai bagian dari trauma.
Termasuk meminimalisir kejadian tidak terulang, sebab sejauh ini kejadian pengerusakan maupun serangan terhadap kelompok agama kerap terjadi, tidak hanya di Padang, melainkan beberapa wilayah di Indonesia.
“Sudah saatnya kita memperkuat kembali nilai-nilai pluralitas dan keberagaman sebagai kekayaan, bukan ancaman. Para pemimpin dan seluruh stakeholder bangsa harus mampu bersikap bijak, tidak terpancing oleh provokasi, serta bersama-sama memperkuat komitmen kebangsaan yang menjamin rasa aman dan adil bagi semua warga negara, tanpa terkecuali,” tutupnya.
Duduk Perkara Perusakan Rumah Doa dan Pendidikan Agama Siswa Kristen di Padang
Dikutip dari Kompas.com, sebuah rumah doa yang juga difungsikan sebagai tempat pendidikan agama bagi siswa Kristen milik jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat, dirusak warga pada Minggu (27/7/2025) sore.
Aksi perusakan ini menyebabkan dua anak mengalami luka.
Peristiwa itu terekam dalam video yang kemudian viral di media sosial, salah satunya diunggah oleh akun Instagram @infosumbar.
Dalam video tampak sejumlah warga melempar kaca jendela dengan batu dan kayu.
Di dalam rumah, mayoritas perempuan bergegas keluar sambil membawa anak-anak yang menangis histeris.
Pendeta GKSI Padang, F Dachi, menyebut rumah tersebut merupakan tempat ibadah dan juga lokasi belajar agama bagi siswa Kristen.
“Saat itu datang ketua RW dan RT memanggil untuk berbicara di belakang rumah. Namun di depan warga ramai datang dan melakukan perusakan,” kata Dachi saat dihubungi, Minggu malam.
Ia menjelaskan, saat kejadian, puluhan jemaat sedang berdoa dan para siswa tengah mengikuti pelajaran agama.
Kaca-kaca jendela dipecahkan, aliran listrik diputus, dan sejumlah peralatan rusak. Dua anak dikabarkan terluka akibat insiden tersebut.
Mediasi Dihadiri Wali Kota, Polisi, dan FKUB
Wali Kota Padang, Fadly Amran, turun langsung ke lokasi dan memimpin mediasi antara jemaat GKSI, warga, Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB), dan aparat kepolisian.
Mediasi berlangsung hingga malam di kantor Camat Koto Tangah.
Fadly menyampaikan peristiwa ini terjadi karena kesalahpahaman.
“Pertama, kita harus memahami lukanya perasaan saudara-saudara kita yang mengalami tindakan perusakan bahkan juga sampai ada korban luka,” ujar Fadly saat dihubungi Kompas.com, Minggu malam.
Ia menegaskan, peristiwa ini tidak berkaitan dengan isu SARA.
Rumah yang dirusak merupakan rumah tempat pendidikan siswa Kristen dan bukan gereja.
“Untuk kesalahpahaman sudah clear bahwa insiden ini tidak terkait SARA. Untuk tindakan yang masuk ranah pidana ditindaklanjuti sesuai hukum yang berlaku,” tambahnya.
Dipicu Salah Paham Soal Fungsi Rumah
Ketua FKUB Padang, Salmadanis, menyebut akar persoalan muncul karena perubahan cara pengajaran agama yang dilakukan pihak gereja.
Sebelumnya, kegiatan belajar agama dilakukan secara berpindah-pindah dari rumah ke rumah.
Namun belakangan dipusatkan di satu rumah, yang kemudian menimbulkan salah paham di tengah masyarakat.
“Namun, dalam beberapa pertemuan terakhir, dikumpulkan di rumah tersebut sehingga menimbulkan kesalahpahaman,” kata Salmadanis.
Ia menambahkan, warga setempat tidak mengetahui bahwa rumah itu digunakan sebagai tempat pendidikan.
“Warganya tidak tahu itu rumah pendidikan. Sebenarnya sudah ada surat yang disiapkan, namun tidak sampai ke tangan ketua RW atau RT,” ujarnya.
Situasi diperparah dengan ramainya siswa yang hadir, sebagian diantar oleh orangtua, sehingga menimbulkan kecurigaan warga yang mengira rumah tersebut difungsikan sebagai gereja.
“Ada puluhan siswa yang belajar di sana dan diantar orangtuanya sehingga ramai. Warga setempat bertanya-tanya karena tak ada pemberitahuan sehingga munculkan tindakan perusakan itu,” katanya.
Salmadanis berharap ke depan tidak ada lagi kejadian serupa dan semua pihak lebih mengedepankan komunikasi.
“Setiap agama itu mengajarkan kerukunan atau toleransi. Semuanya bisa dibicarakan agar tak terjadi kesalahpahaman,” tuturnya.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.
Legislator Kecam Pengerusakan Gereja Kristen Setia Indonesia di Padang |
![]() |
---|
FGD Bersama Kemenhub Berujung Ricuh, URC Ojol Buka Suara |
![]() |
---|
Ojek Pangkalan Paksa Ibu dan Bayinya Turun dari Taksi Online di Tigaraksa, Pelaku Ditahan |
![]() |
---|
Waspada Rekrutmen Palsu yang Mengatasnamakan KAI, Simak Selengkapnya |
![]() |
---|
FGD Kemenhub Bersama Komunitas Ojol Kisruh, Ini Duduk Perkaranya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.