Viral Media Sosial

Viral 4 Anak Kandung Buang Ibunya Sendiri di Surabaya, Tak Tak Peduli Lagi

Kembali terjadi anak kandung membuat ibunya sendiri dengan menitipkan ke Griya Lansia Husnul Khatimah di Malang.

|
Instagram Exploredolan.id
ANAK BUANG ANAK - 4 anak kandung membuang ibunya sendiri di Surabaya, Selasa (15/7/2025) dengan menitipkannya di Griya Lansia Husnul Khatimah Malang 

WARTAKOTALIVE.COM - Kembali terjadi anak kandung tega membuang ibunya dengan memberikan ke panti bernama Griya Lansia di Malang

Hal ini terungkap lewat rekaman video dari pengurus Griya Lansia Husnul Khatimah Malang yang diposting di akun instagram exploredolan.id pada Selasa (15/7/2025).

Lansia bernama Siti Fatimah itu tinggal di Jalan Perlis Selatan VI, Surabaya, Jawa Timur. 

Kali ini dilakukan oleh empat anak kandung yang membuang ibu kandungnya ke Griya Lansia.

Kejadian ini terjadi di Surabaya, tepatnya di Jalan Perlis Selatan VI 

Menurut keterangan Arif Camra, pengurus Griya Lansia tersebut menyatakan pada Selasa (15/7/2025) menerima panggilan untuk menjemput seorang lansia wanita.

Baca juga: Usai Terkam Lansia yang Mandi di Sungai Way Semaka Lampung, Buaya Besar Melarikan Diri Dikejar Warga

Kami akan megawat ibu ini dengan gratis 100 persen. Jika meningsgal keempat anak kandungnya tidak akan kami beritahukan dan akan kami makamkan di Griya Lansia Malang.

Lansia ini bernama Siti Fatimah memiliki empati anak yakni bernama Lukman Arif, Faisal, Warda dan Robet.

Dengan alasan kendisi ekonomi keempat anak itu menyatakan tak mau lagi merawat sang ibu.

Padahal di Griya lansia itu hanya menerima kondisi orang tua yang sudah tidak punya anak atau sanak saudara. 

"Karena gak ada titik temu, Anda yakin ya akan menitipkan ibu Anda ke Griya Lansia Malang," tanya pengurus itu sekali lagi.

Lalu pria yang mengaku anak kedua itu pun mengatakan sudah sepakat dengan saudara-saudaranya akan menitipkan sang ibu di Griya Lansia tanpa pikir panjang.

Anak kedua bernama Lukman mengatakan alasan dirinya sudah tak bisa merawat karena tak memiliki rumah sendiri.

Tidak ada kejelasan dengan ketiga saudara kandung lainnya. 

"Dengan menitipkan ibu berati Anda dan saudara-saudara lainnya tidak bisa menjenguk ibu. Bila ibu Anda meninggal maka tidak bisa akan diberitahukan dan dimakamkan di Griya Lansia," ujar Arif .

Dari video itu tampak sang anak menyetujui dengan persyatan itu dan menandatangani surat pernyataan itu. 

Baca juga: Ditangkap Polisi, Lansia yang Teriak Teroris kepada Wanita Berhijab Memohon-mohon agar Dimaafkan

Dalam perjanjian itu salah satunya anak-anak itu tidak boleh protes bila kasus ini menjadi ramai di media sosial.

Pasalnya penerimaan orang tua di Griya Lansia dilakukan secara terbuka, mulai dari serah terima, seluruh perawatan hingga pemakamannya. 

Sang anak kembali menyatakan setuju dengan ketentuan dari Griya Lansia Malang ini.

Di akhir video Arif Camra pun menggendong nenek Siti Fatimah ke mobil ambulans dan dibawa menuju Griya Lansia di Malang

Kasus Serupa 

Sebuah video yang memperlihatkan seorang ibu berusia 74 tahun dibuang oleh dua anaknya ke panti jompo viral di media sosial.

 Video tersebut memantik reaksi publik karena menarasikan bahwa si ibu, Nasikah, diserahkan ke Griya Lansia Husnul Khatimah, Kabupaten Malang, dan “tidak akan bisa dijenguk atau diberi kabar saat meninggal”.

Salah satu anak Nasikah, serta anggota Polres Lamongan yang dikenal sebagai “polisi baik”, IPDA Purnomo, akhirnya angkat bicara untuk meluruskan kejadian tersebut.

Dalam video yang beredar, Nasikah tampak diantar oleh dua anaknya, F dan SR, ke Griya Lansia—sebuah panti yang dikhususkan bagi lansia tanpa wali.

Yang menjadi sorotan publik adalah adanya syarat bahwa Nasikah akan diserahkan secara total, tidak bisa dijenguk, dan jika meninggal tidak akan dikabari kepada keluarganya.

IPDA Purnomo menjelaskan bahwa ia mengetahui kabar tersebut dari pengasuh Griya Lansia, Arif Camra, yang juga adalah kenalannya.

“Saya melihat postingan bahwasanya ada ibu-ibu yang dibuang anaknya, dibuangnya di Griya Lansia. Saya kan kenal pemiliknya akhirnya saya dikirimi videonya. Begitu dikirimi videonya, saya unggah di akun media sosial saya. Terus saya tanya di mana orangnya sekarang. Orangnya sudah dijemput pulang karena anaknya dibully,” ujar Purnomo, Senin (30/6/2025).

Menurut Purnomo, Arif sengaja membuat syarat sulit sebagai upaya menggagalkan niat menitipkan lansia oleh keluarganya.

“Jadi Pak Arif ini sengaja bikin sulit ini biar anaknya ini berpikir ulang. Maksudnya nanti kalau tak titipkan aku enggak boleh besuk. Kalau meninggal enggak dikabari. Tujuannya Pak Arif itu baik. Tujuannya ini biar anak-anaknya ini enggak jadi dititipin gitu loh,” jelasnya.

Namun karena keluarga tetap menitipkan sang ibu, video tersebut pun viral.

Menanggapi itu, Purnomo langsung bergerak menemui keluarga Nasikah dan mencoba menjembatani kesalahpahaman.

“Mas Arif setuju nih. Begitu Mas Arif setuju, saya meluncur ke Surabaya, ketemu sama si anak-anaknya. Pesannya Mas Arif, ‘Mas Pur, tolong disampaikan ke anak-anaknya biar enggak jadi salah paham. Kalau ada media enggak boleh ngomong, saya bilang’,” tutur Purnomo.

Ia juga menyampaikan bahwa tidak ada orang yang tega membuang orangtuanya, dan menyebut tindakan anak-anak Nasikah dilakukan karena keterpaksaan.

 “Jadi kita bantu orang, tapi orang itu jangan sampai dibully. Kasihan. Karena begini, setiap manusia ini mesti ada sisi kemanusiaannya. Saya yakin Mbak itu juga enggak tega nitipkan ibunya, namun kan keadaan terpaksa,” ujarnya.

Setelah menemui keluarga di Surabaya, diketahui bahwa Nasikah telah dijemput kembali oleh anaknya dari rumah Arif Camra di Sidoarjo.

Mereka memutuskan merawat sendiri, bukan karena takut dibully, melainkan karena rasa tidak tega.

“Adiknya ibu Nasikah ngomong ke saya, ‘Pak Pur, enggak usah ditaruh di sana karena kejauhan’. Saya bilang, ‘Loh, kenapa enggak ditaruh di sana?’. Rencana ini dikoskan di Surabaya. Saya nanya, ‘Kalau dikos itu kan berarti perlu biaya lagi jenengan, perlu pengeluaran lagi. Yang bayar kosnya siapa?’. Yang bayar kosnya keluarga besar. Keluarga besarnya mereka. Terus untuk yang ngerawat ini keponakannya dari ibu ini. Terus yang biaya makan, kebutuhan hari-hari itu dua anaknya itu,” jelasnya.

Sementara itu, anak kedua Nasikah berinisial F mengklarifikasi bahwa niat awalnya hanya ingin menitipkan sang ibu, bukan membuang.

 “Saya cuma menitipkan. Nanti kan setiap bulannya saya ke sana bisa kasih uang buat itu, bisa jenguk. Sakit pun kan bisa dikabari sama pihaknya. Cuma di caption-nya (video) itu loh, di tulisannya membuang. Gak boleh menjenguk, terus kalau mati pun enggak dikabari. Ternyata itu enggak benar,” kata F.

F menambahkan, kini keluarga besar telah sepakat merawat Nasikah bersama keponakannya, Neli.

“Saya koskan lagi di Babatan (Surabaya). Nanti seluruh biaya kebutuhan Ibu itu ditanggung sama semua keluarga besar di sini. Kan keluarga besarnya saya di sini semua. (Dijaga) saudara saya Neli,” pungkasnya. (*)

Baca Wartakotalive.com berita lainnya di Google News

Dapatkan informasi lain dari WartaKotaLive.Com lewat WhatsApp : di sini

 

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved